Ekspansi Kredit Korporasi Bakal Melandai Tahun Depan

Sabtu, 28 Desember 2024 | 08:13 WIB
Ekspansi Kredit Korporasi Bakal Melandai Tahun Depan
[ILUSTRASI. Uang Tunai: Nasabah menari uang di ATM Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (24/12/2024). Bank Mandiri meningkatkan alokasi uang tunai untuk kebutuhan nataru sebesar 12,06% YoY menjadi Rp 26 triliun. KONTAN/BAihaki/24/12/2024]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit korporasi perbankan sepanjang tahun ini tumbuh pesat, terutama ditorehkan bank-bank besar. Bahkan, pertumbuhannya ada yang tembus di atas 20%. 

Namun, bankir dan analis melihat prospek kredit korporasi tahun depan tak akan semoncer tahun ini. Segmen ini diperkirakan akan tertekan di tengah risiko perlambatan ekonomi yang masih menghantui bisnis korporasi  karena tingginya ketidakpastian ekonomi global. 

Per September 2024, bank besar kompak menorehkan pertumbuhan tinggi kredit korporasi. Bank Mandiri tampil paling moncer dengan pertumbuhan 29,4% secara tahunan atau year on year (YoY). Lalu BCA tumbuh 15,9%, BNI meningkat 15,9% dan BRI naik 15,7%. 

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat prospek kredit korporasi masih akan tertekan dengan kondisi daya beli masyarakat yang masih tertekan, kondisi geopolitik global  memanas, dan adanya ancaman inflasi.

"Tantangan ke depan masih seputar daya beli masyarakat yang belum membaik dan inflasi. Proyeksi pertumbuhan kredit korporasi juga sepertinya akan rendah di seputaran satu digit dan akan lebih berat dibanding tahun ini," ungkap Trioksa kepada KONTAN,  Jumat (27/12).

Baca Juga: Bayar Utang Jatuh Tempo ke BI Lewat Debt Switch

Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah perlu melakukan strategi mendorong pemulihan daya beli masyarakat dan menggairahkan ekonomi kembali.

Menurutnya, tahun 2025 akan banyak tantangan dalam ekspansi kredit, bank harus dapat mengantisipasinya dan mencari alternatif potensi pendapatan di samping dari pendapatan bunga seperti fee based income.

Sementara itu, Direktur OK Bank Efdinal Alamsyah menyebut prospek kredit korporasi tahun depan tetap ada tetapi pertumbuhannya akan moderat karena permintaan ekspor berpotensi menurun. 

“Selain itu, tantangannya ada potensi pelemahan ekonomi, risiko gagal bayar bisa meningkat, terutama untuk sektor-sektor seperti properti, manufaktur, dan transportasi, dan juga jika terjadi kenaikan suku bunga acuan, hal ini akan akan menyebabkan biaya pinjaman korporasi akan meningkat," papar Efidinal. 

Kemudian, ketidakpastian global  karena perang dagang, konflik geopolitik, atau gangguan rantai pasok bisa mempengaruhi sentimen bisnis dan investasi, yang pada akhirnya berdampak pada penyerapan kredit.

Tahun 2025,  OK Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 10%. Sedangkan tahun ini ditargetkan naik 20%. 

OK Bank disebut Efdinal akan fokus menyalurkan kredit korporasi  ke sektor-sektor  infrastruktur dan konstruksi, teknologi informasi dan komunikasi,  manufaktur, kesehatan dan farmasi, pariwisata dan ekonomi kreatif, dan juga sektor properti dan real estate.  

Baca Juga: Kinerja Saham Bank Asing Beragam Usai Penuhi Free Float

Sementara Presiden Direktur PT CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, tahun depan ada tantangan biaya dana tinggi dan tekanan ekonomi yang dihadapi perbankan. Oleh karena itu, CIM Niaga akan lebih fokus menyalurkan kredit ke segmen UMKM dan ritel

"Kami akan fokus pada pertumbuhan kredit yang akan konsisten di UKM & ritel KKB KPM. Sementara kredit korporasi kami perkirakan tumbuh sekitar 5%-6% saja," katanya.

Adapun, Ari Rizaldi, Direktur Treasury & International Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyebut, pihaknya akan menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan kondisi ekonomi global. 

Tapi, BSI melihat peluang penurunan suku bunga acuan terbuka lebar pada tahun depan. Sehingga, ini bisa menjadi sentimen positif bagi penyaluran kredit korporasi. "Komitmen kami sebagai bank yang menjalankan fungsi intermediasi pasti harus meningkatkan pembiayaannya korporasi  pada 2025," ujarnya.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Potensi dan Risiko Penerapan Kebijakan Short Selling
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 11:27 WIB

Menakar Potensi dan Risiko Penerapan Kebijakan Short Selling

Kebijakan short selling baru ini mungkin akan menuai pro dan kontra ketika diterapkan. Selain itu waktu penerapan juga masih menjadi perdebatan. 

Besok (29 Agustus), MI Milik Petinggi Danantara Jalani Sidang Kasus Korupsi PT Asabri
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 09:06 WIB

Besok (29 Agustus), MI Milik Petinggi Danantara Jalani Sidang Kasus Korupsi PT Asabri

Sebanyak 10 Manajer Investasi bakal menjalani sidang perdana sebagai terdakwa korporasi dari kasus yang merugikan negara Rp 22,78 triliun ini.

Profit 26,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (28 Agustus 2025)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:45 WIB

Profit 26,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (28 Agustus 2025)

Kamis (28 Agustus 2025) harga emas batangan di laman resmi Logam Mulia PT Aneka Tambang naik Rp 4.000 per saham.

Penerimaan Pajak Belum Separuh Target
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:19 WIB

Penerimaan Pajak Belum Separuh Target

Penerimaan pajak nasional hingga akhir Juli 2025 terkumpul Rp 989,17 triliun, setara 45,18% dari target

PNB Per Kapita Jadi Indikator Kualitas Pertumbuhan
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:11 WIB

PNB Per Kapita Jadi Indikator Kualitas Pertumbuhan

DPR dan pemerintah memasang target PNB per kapita dalam RAPBN2026 sebesar US$ 5.520​                 

Regulasi dan Pendanaan Digeber, Prospek Bisnis Waste to Energy Bakal Lebih Cerah
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:10 WIB

Regulasi dan Pendanaan Digeber, Prospek Bisnis Waste to Energy Bakal Lebih Cerah

Rencana proyek waste to energy yang sempat mandeg di sejumlah daerah, berpotensi dilanjutkan kembali.

Petani Tebu Desak Revisi Aturan Impor
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Petani Tebu Desak Revisi Aturan Impor

Petani tebu mengecam dan berencana menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kemendag jika pemerintah tak segera menunda dan merevisi Permendag 16/2025

Saham CARS Melejit Seiring Rumor Ekspansi ke Bisnis Kendaraan Listrik Gandeng Huawei
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:20 WIB

Saham CARS Melejit Seiring Rumor Ekspansi ke Bisnis Kendaraan Listrik Gandeng Huawei

Rumor yang beredar menyebut CARS bakal menggandeng Huawei untuk menghadirkan kendaraan listrik di Indonesia.

Faktor Dalam dan Luar Akan Mempengaruhi Gerak Rupiah Hari Ini, Kamis (28/8)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:17 WIB

Faktor Dalam dan Luar Akan Mempengaruhi Gerak Rupiah Hari Ini, Kamis (28/8)

Rupiah dan mata uang regional melemah seiring indeks dolar yang naik. "Penyebabnya kekhawatiran intervensi Trump ke The Fed.

Menanti Beragam Data Global, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini, Kamis (28/8)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:10 WIB

Menanti Beragam Data Global, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini, Kamis (28/8)

Penurunan ini mengindikasikan lemahnya kepercayaan pebisnis dan konsumen yang membebani perekonomian.

INDEKS BERITA

Terpopuler