Ekspansi Pabrik Baru, Mayora Indah (MYOR) Incar Pertumbuhan 11%

Sabtu, 19 Januari 2019 | 07:35 WIB
Ekspansi Pabrik Baru, Mayora Indah (MYOR) Incar Pertumbuhan 11%
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) memasang target kinerja yang cenderung konservatif di tahun 2019 ini. Emiten produk makanan dan minuman ini menargetkan pendapatan dan laba bersih naik 10%-11% dibanding target 2018 sebesar 12%.

Sekretaris Perusahaan MYOR Yuni Gunawan memaparkan, target penjualan dan laba bersih tahun ini akan bertambah menjadi Rp 2,6 triliun. Sementara, laba bersih juga akan naik secara paralel sekitar 10% hingga 11%. "Kinerja tahun 2018 sedang dalam proses penyusunan, sehingga kami belum bisa memberikan informasi soal itu," jelas dia kepada KONTAN, Kamis (17/1).

Dengan asumsi target pertumbuhan penjualan MYOR sebesar 12% pada 2018 maka pendapatan perusahaan diramal mencapai Rp 23,32 triliun dibanding 2017 sebesar Rp 20,82 triliun. Ini artinya, penjualan di 2019 diperkirakan mencapai Rp 25,65 triliun hingga Rp 25,88 triliun.

Sementara laba bersih Mayora di tahun lalu diproyeksi tumbuh 7,5% menjadi Rp 1,71 triliun dari laba tahun 2017 sebesar Rp 1,59 triliun. Maka jika dihitung, laba bersih MYOR di 2019 bisa mencapai Rp 1,88 triliun hingga 1,89 triliun.

Yuni bilang, pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi perusahaan dalam menambah kapasitas produksi biskuit, energen, kopi dan wafer di pabrik Balajara. Penambahan kapasitas tersebut dilakukan atas dasar utilisasi untuk masing-masing jenis produksi yang hampir mencapai 70%.

Mayora telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 75 juta. "Capex akan dipakai untuk menambah kapasitas Pabrik di Balaraja, Tangerang sebesar Rp 1 triliun," jelas Yuni. Perusahaan ini mendanai belanja modal dari kas dan pinjaman bank.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menilai, target Mayora pada 2018 masih realistis. Hal ini mengingat MYOR telah mencapai 75% dari target pendapatan pada periode Januari-September 2018. Begitu juga dengan realisasi laba bersih pada periode Januari-September 2018 mencapai 64% dari target.

Untuk kinerja di 2019, Valdy bilang target Mayora cenderung konservatif karena mempertimbangkan isu-isu yang menghambat akselerasi pertumbuhan ekonomi di tahum 2018 dan diprediksi bisa berlanjut di 2019.

Meski begitu, untuk jangka panjang, Valdy masih merekomendasikan beli saham MYOR dengan target harga di jangka pendek di Rp 2.800 per saham. "Sementara hingga akhir tahun 2019 di Rp 3.100–Rp 3.200 per saham," kata dia.

Pada Jumat (18/1), harga saham MYOR turun sebesar 1,14% menjadi Rp 2.610 per saham.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025
| Senin, 24 November 2025 | 09:45 WIB

Indonesian Tobacco (ITIC) Ingin Memperbaiki Kinerja di Kuartal IV 2025

Penjualan ITIC berasal dari pasar lokal Rp 233,23 miliar dan ekspor Rp 898,86 juta, yang kemudian dikurangi retur dan diskon Rp 4,23 miliar.

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan
| Senin, 24 November 2025 | 09:07 WIB

Menakar Dampak Pergeseran Pasien Swasta dan BPJS ke Emiten, MIKA dan KLBF Diunggulkan

Emiten-emiten rumah sakit besar tetap menarik untuk dicermati karena cenderung defensif dari tantangan BPJS. 

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI
| Senin, 24 November 2025 | 08:32 WIB

Keputusan Korea Menutup 40 PLTU Bakal Berdampak ke ADRO, GEMS, BYAN, PTBA Hingga BUMI

Transisi energi yang dilakoni Korea Selatan memicu penurunan permintaan batubara, termasuk dari Indonesia.

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Risiko Waskita Sudah Diperhitungkan, JP Morgan Kerek Rating & Target Harga Saham JSMR

Laba bersih PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diproyeksikan naik berkat ekspektasi pemangkasan suku bunga dan penyesuaian tarif tol.

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun
| Senin, 24 November 2025 | 07:55 WIB

Perbankan Optimistis Permintaan Kredit Meningkat Jelang Akhir Tahun

Hasil survei BI menunjukkan perbankan memperkirakan penyaluran kredit baru di kuartal IV akan meningkat ditandai dengan nilai SBT mencapai 96,40%

Pertambangan Topang Permintaan Kredit
| Senin, 24 November 2025 | 07:46 WIB

Pertambangan Topang Permintaan Kredit

Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kredit ke sektor pertambangan dan penggalian melesat 17,03% secara tahunan​ hingga Oktober

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah
| Senin, 24 November 2025 | 07:45 WIB

Saham ESG: Transisi Bisnis Hijau di Tengah Kinerja Merah

Sejumlah emiten melepas sebagian bisnis batubara untuk lebih fokus di bisnis hijau. Tapi, ini membuat kinerja keuangan m

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar
| Senin, 24 November 2025 | 07:42 WIB

OJK Minta Bank Evaluasi Kredit ke Pindar

Meningkatnya kasus gagal bayar pindar kembali mendorong OJK  mengingatkan perbankan agar lebih waspada menyalurkan kredit channeling 

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar
| Senin, 24 November 2025 | 06:37 WIB

TBS Energi Utama (TOBA) Terbitkan Sukuk Wakalah Rp 448,50 Miliar

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan penerbitan Sukuk Wakalah Jangka Panjang dengan dana modal investasi sebesar Rp 448,50 miliar. ​

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api
| Senin, 24 November 2025 | 06:32 WIB

Prospek IPO Seksi di Tahun Kuda Api

Tahun 2026 akan jadi momentum yang relatif kondusif bagi perusahaan yang membutuhkan pendanaan dari pasar modal lewat skema IPO.

INDEKS BERITA

Terpopuler