Emiten Batubara Tetap Ekspansi Meski Harga Batubara Turun

Rabu, 13 Februari 2019 | 05:50 WIB
Emiten Batubara Tetap Ekspansi Meski Harga Batubara Turun
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari, Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali melemah. Meski begitu para emiten tambang batubara tetap mengerek produksi di tahun ini.

Harga batubara kontrak pengiriman April 2019 di ICE Newcastle berada di level US$ 94,25 per metrik ton. Angka ini turun 1,46%. Sepekan terakhir, harga si hitam ini bahkan sudah anjlok 4,12%.

Penurunan harga batubara ternyata tidak menyurutkan rencana emiten produsen batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk tetap mengerek produksi. Di tahun ini, Adaro Energy membidik produksi batubara 54 juta metrik ton-56 juta metrik ton.

Angka tersebut naik dibanding produksi Adaro pada tahun lalu sebanyak 54,04 juta metrik ton. Head of Corporate Communications Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan, harga batubara sejatinya tidak bisa diprediksi.

Karena itu, tidak ada yang bisa dilakukan emiten ini kecuali tetap menjalankan efisiensi dan keunggulan operasional di seluruh rantai bisnis ADRO. "Satu-satunya cara yang kami lakukan ya efisiensi dan operational excellent," ujar dia, Selasa (12/2).

Menurut Nadira, perusahaan ini juga akan meningkatkan produksi dan efisiensi rantai pasokan batubara. Harapannya, perusahaan ini tetap bisa memenuhi target kinerja seperti earning before interest and tax (EBITDA) sebesar US$ 1 miliar–US$ 1,2 miliar. Untuk menembus target, ADRO menyiapkan belanja modal US$ 450 juta–US$ 600 juta.

Gelar efisiensi

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menargetkan pertumbuhan produksi pada 2019 mencapai 94 juta ton atau naik 16,04% dari perolehan 2018 yakni 81 juta ton. Harapannya pada tahun ini, pendapatan BUMI bakal bisa mencapai US$ 5,8 miliar atau setara Rp 81,2 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).

"Kalau pakai harga rata-rata tahunan US$ 57 per ton, (pendapatan) hampir US$ 5,8 miliar. Tahun lalu kan US$ 5,3 miliar, itu pendapatan dari batubara saja," kata Saptari Hoedaja, Direktur Utama BUMI, Selasa (12/2).

Perusahaan ini optimistis bisa mencapai target tersebut, karena didukung alat produksi dan infrastruktur yang sudah ada. BUMI juga terus mendorong efisiensi dengan menekan biaya produksi di 2019 sehingga bisa menghasilkan laba cukup baik.

Strategi tersebut diharapkan bisa membantu emiten menghadapi tren penurunan harga batubara. Apalagi, pergerakan indeks batubara dunia dikendalikan permintaan dan suplai. "Kalau kami bisa menjaga ketersediaan batubara dan men-deliver on time, itu kunci sukses dalam persaingan industri," ujar Saptar.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, tahun ini memang kurang menarik bagi emiten tambang batubara. Sebab pemerintah mulai membatasi penjualan batubara. "Saya tidak rekomendasi. Menurut saya, harga ICE Newscaste bergerak di harga wajar dan akan turun ke US$ 75–US$ 80 per metrik ton," ujar dia.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja April Kompak Melemah, Sektor Perbankan Diprediksi Tetap Akan Menguat
| Kamis, 05 Juni 2025 | 19:39 WIB

Kinerja April Kompak Melemah, Sektor Perbankan Diprediksi Tetap Akan Menguat

Perbaikan NIM akan berfungsi sebagai katalis pemeringkatan ulang bagi sektor perbankan dalam waktu dekat.

Transaksi Rp 673,74 Miliar Saham AADI di Pasar Negosiasi, di Bawah Harga Pasar
| Kamis, 05 Juni 2025 | 15:35 WIB

Transaksi Rp 673,74 Miliar Saham AADI di Pasar Negosiasi, di Bawah Harga Pasar

Jumlah saham yang ditransaksikan, nilainya tidak lebih dari 1,31% dari total jumlah saham AADI yang ditempatkan dan disetor penuh.

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
| Kamis, 05 Juni 2025 | 13:00 WIB

Ekonomi Syariah Tahun 2025 Ditargetkan Tumbuh 4,8%-5,6%, Lebih Tinggi dari Tahun Lalu

Terdapat sejumlah tantangan dalam mendorong kinerja perbankan syariah. Salah satunya, dampak dinamika perekonomian global.

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025
| Kamis, 05 Juni 2025 | 12:00 WIB

Utang Negara Jatuh Tempo Bulan Juni 2025, Bakal Jadi Angka Tertinggi di Tahun 2025

Pelunasan utang, pemerintah, bisa berasal dari penerbitan obligasi baru, kas pemerintah dan pembiayaan non utang.

 Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:20 WIB

Tarif Donald Trump, Aksi Sell America dan Arah IHSG

Dunia mengatakan Sell America. Pelaku pasar global menjual aset AS, karena kebijakan Trump salah dan menembak kaki sendiri.

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali
| Kamis, 05 Juni 2025 | 10:00 WIB

Saham DATA Sideways Usai Akuisisi Rampung, Ada Potensi Naik Kembali

Dari segi PT iForte Solusi Infotek, pengambilalihan 40% saham DATA bertujuan untuk sinergi usaha di bidang digital infrastruktur telekomunikasi.

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:42 WIB

Harga Saham PACK Terus Melaju Meski Kena UMA, Layak Beli Atau Sebaiknya Dihindari?

Secara teknikal sejumlah analis melihat saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) masih bisa dicermati.

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:40 WIB

Profit 33,38% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kinclong (5 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (5 Juni 2025) Rp 1.938.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,38% jika menjual hari ini.

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?
| Kamis, 05 Juni 2025 | 08:10 WIB

Saham BUMI Tertahan di Rp 120-an Efek Distribusi Chengdong, Ada Peluang Akumulasi?

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sejatinya dipayungi sentimen negatif, termasuk sokongan katalis dari BRMS dan DEWA.

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya
| Kamis, 05 Juni 2025 | 07:36 WIB

HMSP Naik 31% Sejak Awal April 2025, Simak Analisis Teknikal dan Rekomendasi Sahamnya

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) secara konsisten membagikan dividen dengan rasio pembayaran 100% sejak tahun 2012.

INDEKS BERITA

Terpopuler