Emiten Berebut Pasar Kosmetik

Senin, 15 April 2019 | 08:44 WIB
Emiten Berebut Pasar Kosmetik
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri kosmetik domestik masih merekah. Maklum, potensi pasar di dalam negeri masih sangat besar.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono menargetkan, pada tahun ini industri kosmetik berpotensi tumbuh hingga 9%. Proyeksi pertumbuhan itu didorong oleh permintaan pasar domestik dan ekspor yang meningkat.

Direktur PT Kino Indonesia Tbk, Budi Muljono (KINO), melihat bisnis kosmetik cukup potensial. Meskipun saat ini portofolio kosmetik terbilang kecil bagi emiten tersebut. "Secara keseluruhan memang kosmetik merupakan industri yang cukup berkembang pesat," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (14/4).

Di bisnis konsumer, KINO menerapkan strategi keterbaruan produk dan branding yang sesuai kebutuhan pasar. Oleh sebab itu, pada tahun ini mereka menargetkan penjualan tumbuh 30% dan laba bersih naik 60%. Untuk memuluskan rencana bisnis 2019, KINO menyiapkan belanja modal Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar. Sumber dana masih berasal dari laba yang tersisa tahun lalu, serta dari hasil initial public offering (IPO). "Dana digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi pada produk-produk yang masih memiliki potensi upside tinggi," jelas Budi.

Manajemen PT Martina Berto Tbk (MBTO) juga optimistis kinerja tahun ini akan lebih cantik. Emiten ini menargetkan pendapatan 2019 tumbuh 39% dibandingkan realisasi 2018 menjadi Rp 750 miliar. MBTO akan mengucurkan belanja modal Rp 32 miliar.

Direktur Utama MBTO Bryan David Emil menjelaskan, belanja modal tahun ini lebih besar ketimbang tahun lalu. Tahun 2018, alokasi belanja modal MBTO sebesar Rp 16 miliar. "Pada tahun ini, banyak sekali yang harus kami lakukan. Sumber capex dari cash dan pinjaman bank," kata dia kepada KONTAN.

Sementara Presiden Direktur PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) Tatsuya Arichi bilang, prospek bisnis consumer goods masih menantang pada tahun ini. Kondisi itu tidak jauh berbeda dari tahun lalu. Namun pasar domestik masih prospektif meski belum sepenuhnya kondusif.

Ke depan, TCID akan mendorong penjualan produk melalui inovasi beberapa merek seperti Pixy, Gatsby, Pucelle. Sejauh ini, pasar domestik masih menjadi kontributor terbesar, yakni 76% terhadap total penjualan Mandom tahun lalu. Sisanya, 24% dari penjualan ekspor. "Di tahun ini, kami berupaya mencatatkan pertumbuhan 5%–10% secara keseluruhan," sebut Tatsuya.

Bagikan

Berita Terbaru

Laporan WGC: Lebih Dari 60% Investor Indonesia Menanamkan Investasi di Emas
| Rabu, 12 November 2025 | 19:49 WIB

Laporan WGC: Lebih Dari 60% Investor Indonesia Menanamkan Investasi di Emas

Pada 2025 berjalan hingga September, emas menjadi aset investasi dengan kinerja terbaik dengan return sekitar 44%.

Dana Kelolaan Reksadana Melonjak, Reksadana Risiko Rendah Paling Diminati
| Rabu, 12 November 2025 | 15:28 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Melonjak, Reksadana Risiko Rendah Paling Diminati

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 621,68 triliun pada Oktober 2025.

Saham Moratelindo (MORA) Kembali Melejit Usai Terbang 277,91%, Masih Fase Uptrend?
| Rabu, 12 November 2025 | 10:15 WIB

Saham Moratelindo (MORA) Kembali Melejit Usai Terbang 277,91%, Masih Fase Uptrend?

MORA telah memiliki jaringan sendiri secara end to end, yaitu dari backbone international dan domestik, hingga jaringan dari rumah ke rumah.

Bisnis Biodiesel & Gula Bakal Jadi Motor Utama Penggerak Kinerja, Saham TBLA Menarik?
| Rabu, 12 November 2025 | 08:46 WIB

Bisnis Biodiesel & Gula Bakal Jadi Motor Utama Penggerak Kinerja, Saham TBLA Menarik?

Hingga September 2025, bisnis biodiesel telah menjadi tulang punggung pendapatan dan laba bersih PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Ada Isu Merger, Saham GOTO Bergairah
| Rabu, 12 November 2025 | 08:45 WIB

Ada Isu Merger, Saham GOTO Bergairah

Sejak akhir Oktober, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan tren rebound yang kuat.

Terjadi Aksi Jual Asing di Big Bank, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini Rabu (12/11)
| Rabu, 12 November 2025 | 08:39 WIB

Terjadi Aksi Jual Asing di Big Bank, Simak Proyeksi IHSG Hari Ini Rabu (12/11)

Pelemahan IHSG sejalan dengan aksi jual asing di saham-saham perbankan besar (big bank) dan aksi ambil untung di saham sektor komoditas. 

Pendapatan Layanan Seluler Merosot, Laba Emiten Telekomunikasi Melorot
| Rabu, 12 November 2025 | 08:37 WIB

Pendapatan Layanan Seluler Merosot, Laba Emiten Telekomunikasi Melorot

Kinerja emiten telekomunikasi masih tertekan di sepanjang sembilan bulan tahun ini. Penyebabnya, loyonya kontribusi segmen telepon dan data..

Surya Biru Murni (SBMA) Bidik Pertumbuhan di Bisnis Pengolahan Limbah B3
| Rabu, 12 November 2025 | 08:30 WIB

Surya Biru Murni (SBMA) Bidik Pertumbuhan di Bisnis Pengolahan Limbah B3

SBMA telah mengumumkan diversifikasi bisnis baru pada Oktober 2025 lalu, yakni konstruksi dan pengolahan limbah B3.​

Strategi Ekspansi Tambang di Balik Penurunan Kinerja Grup Merdeka Saat Ini
| Rabu, 12 November 2025 | 08:29 WIB

Strategi Ekspansi Tambang di Balik Penurunan Kinerja Grup Merdeka Saat Ini

Ketika seluruh proyek strategis tadi sudah beroperasi, maka Grup Merdeka akan diuntungkan berkat bertambahnya sumber pendapatan.

Raup Laba Selisih Kurs, Laba Golden Eagle Energy (SMMT) Melonjak Tiga Digit
| Rabu, 12 November 2025 | 08:26 WIB

Raup Laba Selisih Kurs, Laba Golden Eagle Energy (SMMT) Melonjak Tiga Digit

PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) mengantongi laba bersih sebesar US$ 3,89 juta per 30 September 2025. Angka ini menanjak 106,91% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler