Emiten Kepincut Tren Co Working Space

Selasa, 26 Maret 2019 | 08:15 WIB
Emiten Kepincut Tren Co Working Space
[]
Reporter: M Imaduddin, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bisnis digital, yang ditandai dengan maraknya kemunculan perusahaan rintisan (startup) dan e-commerce, membawa berkah bagi pebisnis properti, khususnya para pengembang co-working space.

Sejumlah pengembang properti berskala besar terus menambah portofolio proyek gedung yang menyediakan ruang kerja bersama (co-working space) lantaran permintaannya terus mengalir. Misalnya, PT Intiland Development Tbk, yang kini merambah bisnis co-working space.

Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi berpendapat, saat ini tren menyewa ruang kecil untuk berkantor sangat tinggi. "Kalau harus sewa kantor itu lebih mahal. Sementara kebutuhannya belum terlalu luas dan jarang sekali ada kantor yang bisa disewa dengan luas yang tidak terlalu besar," ungkap dia kepada KONTAN, Senin (25/3).

Kini, emiten ini mengelola co-working space bernama SUB.Co. Sejak resmi dibuka pada akhir 2015, SUB.Co sudah punya tiga tempat di Surabaya. Dua di antaranya berada di Whiz Residence Darmo Harapan. Adapun satu lagi berada di Spazio, Surabaya Barat. Ketiganya berkembang cukup bagus dan mencatatkan okupansi tinggi. "Okupansi rata-rata hampir penuh," klaim Theresia.

Adapun private office yang disediakan SUB.Co memang menyasar perusahaan rintisan. Sebab, dalam pengembangannya start-up membutuhkan ruang kerja privat yang memadai. Sementara untuk personal seat, target pasarnya adalah para pekerja lepas atau freelancer. "Kami start harga untuk personal seat Rp 50.000 per jam. Untuk private office Rp 7,5 juta per bulan," ujar Theresia.

Untuk membangun satu area co-working space, Theresia mengaku membutuhkan investasi Rp 1 miliar untuk mempercantik interior ruangan. Investasi itu bisa menyumbang pendapatan Rp 200 juta per bulan.

Rencananya, DILD akan membuka beberapa jaringan co-working space di beberapa portofolio mereka yang lain di Surabaya. Theresia bilang, DILD juga membidik pasar Jakarta. Namun kepastian waktu dan jumlahnya masih dipelajari.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga agresif membangun perkantoran, yang sebagian ruangnya untuk segmen co-working space. Ciputra sedang membangun tower ketiga gedung perkantoran di wilayah Jakarta Barat. "Kami sedang membangun Propan Tower karena 60% dari gedung itu telah dibeli strata title oleh Propan Group," ujar Direktur CTRA, Artadinata Djangkar, kepada KONTAN, Senin (25/3).

Targetnya, Propan Tower beroperasi pada awal tahun depan, dengan total luas bangunan 26.000 meter persegi (m²) dan dipasarkan di harga Rp 25 juta per m².

Selain Propan Tower, Ciputra memiliki dua gedung perkantoran lagi di Jakarta Barat yang telah beroperasi, yakni Tokopedia Tower dan Tokopedia Care. Adapun satu gedung perkantoran lainnya adalah DBS Tower yang berlokasi di kawasan CBD. Untuk tingkat okupansi, DBS Tower telah mencapai 100%, sementara Tokopedia Tower mendekati 70% dan Tokopedia Care sebesar 80%.

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler