Emiten Konstruksi Swasta Antisipasi Efek Bunga ke Arus Kas

Selasa, 21 Juni 2022 | 07:00 WIB
Emiten Konstruksi Swasta Antisipasi Efek Bunga ke Arus Kas
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Bank Indonesia (BI) diprediksi belum akan menaikkan suku bunganya pada Rapat Dewan Gubernur pada Kamis mendatang (23/6), tren kenaikan suku bunga sudah di depan mata. Emiten konstruksi swasta Tanah Air juga sudah bersiap mengantisipasi kenaikan bunga.

"Kami akan tetap bijak dan berhati-hati dalam menjaga cash flow positif untuk menjaga pertumbuhan kinerja berkelanjutan," ujar, Sekretaris Perusahaan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL), Anggie S. Sidharta, Senin (20/6).

Total Bangun Persada juga masih tetap berpacu pada target kontrak baru yang telah ditetapkan. Perseroan membidik target kontrak baru sebesar Rp 2 triliun.

Anggie menuturkan, hingga Mei 2022 total kontrak baru yang telah diperoleh sebesar Rp 369 miliar. Kontrak baru ini terdiri dari proyek-proyek terkait gedung perkantoran, fasilitas edukasi, dan hotel.

Untuk mengejar target kontrak baru, TOTL masih fokus pada spesialisasinya sebagai kontraktor gedung bertingkat premium. Per akhir Maret lalu, tender proyek yang tengah diikuti oleh perusahaan tersebut tercatat sekitar Rp 13,74 triliun. Tender tersebut meliputi proyek gedung industrial, apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, data center, dan mixed use.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan ACST Maria Cesilia Hapsari mengatakan,  kenaikan suku bunga tidak terlalu berdampak. Namun, perusahaan terus melakukan kajian secara berkala kondisi perekonomian, termasuk kenaikan bunga terhadap kondisi keuangan perusahaan.  "Kami masih menggunakan equity dalam pembiayaan proyek, namun kami juga mengantisipasi melalui B2B dengan beberapa vendor maupun owner apabila terjadi kenaikan suku bunga," ujarnya, kemarin.

ACST juga masih memfokuskan peningkatan kontrak baru, walaupun hingga saat ini, perusahaan belum mengumumkan target sepanjang tahun. Yang jelas, pihaknya masih cukup optimis dengan rencana perbaikan yang akan dilakukan di semester II tahun 2022.

Hingga pertengahan Juni 2022, ACST telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 461 miliar. Perolehan proyek terbesar berasal dari proyek infrastruktur.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, kenaikan suku bunga akan menekan beberapa sektor saham. "Salah satunya konstruksi karena cost of fund naik," ujarnya.

Dari antara emiten konstruksi ini, Herditya memberi rekomendasi speculative buy TOTL dengan support Rp 292 dan resistance Rp 302.  Selain itu, rekomendasi  hold saham ACST dengan kisaran Rp 158 - Rp 167 dan  hold NRCA di kisaran Rp 280 - Rp 294.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA