Emiten Properti Tertolong Kebijakan Suku Bunga

Senin, 25 Juli 2022 | 04:15 WIB
Emiten Properti Tertolong Kebijakan Suku Bunga
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga BI 7 day reverse repo rate (BI7DRR) tetap di posisi 3,5%. Analis menilai keputusan BI itu berdampak positif bagi emiten sektor properti.

Tidak berubahnya suku bunga acuan BI, kata analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano, akan berimbas positif terhadap penjualan properti.

Harapannya, perbankan juga tetap menjaga suku bunga kredit KPR di level rendah. Likuiditas perbankan yang berlimpah membuka  peluang penyaluran kredit KPR tetap bertumbuh positif.

Baca Juga: Kabar Duka, William Tandiono, Menantu Pengusaha Dato Sri Tahir, Meninggal Dunia

Senada, Victor melihat pada kuartal III-2022, emiten properti bakal mencatatkan pertumbuhan marketing sales yang solid dan bisa menjadi pendorong kinerja tahun 2022 ini. Dia berekspektasi, marketing sales akan naik seiring banyaknya peluncuran produk baru dari berbagai developer properti.

Selain itu, penjualan properti pada saat ini juga masih akan terdorong program subsidi pajak pertambahan nilai (PPN) yang akan berakhir pada September mendatang. "Kami juga melihat akan ada pertumbuhan marketing sales signifikan pada kuartal III-2022, seiring efek low base pada periode 2021 akibat penyebaran Covid-19 varian Delta," ucap Victor.

Bahkan analis DBS Vickers Sekuritas Indonesia Andrea Saraswati lewat riset 18 Juli kemarin menyebut, target marketing sales properti tahun 2022 ini lebih tinggi 20% dari target 2021 dan 4% lebih tinggi dari realisasi tahun lalu. Menurut catatannya, sepanjang semester I-2022 realisasi marketing sales sejumlah emiten properti mencapai 46%-51% dari target.

Dijual investor besar

Andrea juga sepakat peluncuran lebih banyak proyek di semester II akan mendorong penjualan. "Performa baik emiten properti sepertinya belum priced-in ke harga saham seiring koreksi yang terjadi sepanjang semester I-2022. Tapi, koreksi ini justru bisa menjadi entry point menarik seiring outlook positif pada marketing sales," jelas Andrea dalam risetnya.

Baca Juga: Terlibat Skandal, Bos Evergrande Mengundurkan Diri

Namun, lain lagi proyeksi Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei. Dia memprediksi, pertumbuhan sektor properti akan cenderung  stagnan di tahun 2022 ini. Sekalipun tumbuh, lanjut Jono, kenaikannya cenderung terbatas alias hanya tumbuh satu digit. "Hal ini karena perolehan di 2021 di posisi tinggi (high base), saat kinerja marketing sales emiten properti melonjak dari 2020," ujar Jono, Jumat (22/7).

Jono menambahkan, saham emiten properti masih dibayangi beberapa sentimen negatif. Sentimen itu mulai dari potensi kenaikan suku bunga hingga inflasi pada sisa tahun 2022 ini yang berimbas pada pelemahan daya beli masyarakat. Belum lagi, ada ancaman kenaikan harga bahan baku.

Saham emiten properti belakangan mulai ditinggalkan investor big money seperti manajer investasi. Hal ini karena kapitalisasi pasar sektor ini jauh lebih kecil dibandingkan sektor lainnya. "Hal ini menyebabkan saham emiten properti makin kurang likuid," jelas Jono.

Meski sedang dijauhi  manajer investasi, lain halnya dengan investor korporasi dan ritel. Kata Victor, hingga akhir Juni porsi investor korporasi dan ritel masing-masing justru meningkat 9% dan 2%, dari akhir 2021.

Secara umum, Victor percaya, sektor properti masih berada di upcycle dan harga saat ini belum mencerminkan harga wajarnya. Ia masih mempertahankan rekomendasi  overweight terhadap saham sektor properti. Victor dan Andreas menyebut PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) sebagai top pick.

Sementara Jono menyarankan investor memperhatikan saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) karena memiliki proyek rumah tapak di lokasi strategis.                   

Baca Juga: Suku Bunga BI Belum Berubah, Intip Rekomendasi Saham Emiten Properti Berikut   

Pakuwon Jati (PWON)
PWON mencatatkan marketing sales Rp 800 miliar pada semester I-2022. Realisasi tersebut memenuhi 44% dari target tahun ini yang senilai Rp 1,8 triliun. Bisnis recurring income PWON pada tahun ini punya prospek lebih positif dibandingkan bisnis hunian di tengah potensi kenaikan suku bunga. Apalagi tingkat okupansi saat ini semakin baik.
Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 650
Benyamin Mikael, Sucor Sekuritas

Ciputra Development (CTRA)
Semester I-2022, CTRA mencatatkan marketing sales senilai Rp 4 triliun atau sekitar 51% dari target marketing sales tahun ini. Pada kuartal III-2022, CTRA meluncurkan proyek baru di Citra Raya Tangerang, Citra Land Gama City Medang, dan Citra Land Surabaya. CTRA mempunyai neraca sehat sehingga akan kuat menghadapi tantangan.
Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 1.500
Jono Syafei, Henan Putihrai Sekuritas

Summarecon Agung (SMRA)
Di semester I-2022, SMRA membukukan marketing sales Rp 2,3 triliun atau setara 46% target tahun ini yang senilai Rp 5 triliun. Paruh kedua tahun ini, proyek di Serpong, Bandung, dan Bekasi akan berkontribusi besar terhadap marketing sales SMRA. Proyek Summarecon Crown Gading berkontribusi senilai Rp 800 miliar dari marketing sales.
Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 895
Andrea Saraswati, DBS Vickers Sekuritas Indonesia 

Bumi Serpong Damai (BSDE)
Kuartal I-2022, marketing sales BSDE mencapai Rp 2,5 triliun atau memenuhi 32% dari target tahun ini yang senilai Rp 7,7 triliun. Pada kuartal II-2022,  proyek baru BSDE, Tanakayu, bisa membukukan marketing sales Rp 610 miliar. Semester II-2022, BSDE bisa membukukan lebih banyak marketing sales ditopang oleh sejumlah proyek di BSD City. 
Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 1.450
Victor Stefano, BRI Danareksa Sekuritas

Baca Juga: Dirut Anak Usaha Summarecon Agung Ditahan KPK, Terkait Eks Walkot Yogyakarta

Bagikan

Berita Terbaru

Perang Dagang yang Dikobarkan Trump Bak Boomerang, Industri Migas AS Hadapi Kesulitan
| Selasa, 08 April 2025 | 15:18 WIB

Perang Dagang yang Dikobarkan Trump Bak Boomerang, Industri Migas AS Hadapi Kesulitan

Goldman Sachs memangkas perkiraan harga rata-rata tahun 2026 minyak Brent menjadi $ 58 per barel dan WTI menjadi $ 55 per barel.

Industri Semen Menantang, Indocement (INTP) Laksanakan Restrukturisasi Internal
| Selasa, 08 April 2025 | 13:30 WIB

Industri Semen Menantang, Indocement (INTP) Laksanakan Restrukturisasi Internal

Tahun 2025 ini, INTP memprediksi penjualan semen nasional tumbuh sekitar 1%–2% meski ada pemotongan dana pembangunan Infrastruktur baru.

Jurus Dewan Ekonomi Nasional Sikapi Tarif Trump
| Selasa, 08 April 2025 | 12:10 WIB

Jurus Dewan Ekonomi Nasional Sikapi Tarif Trump

Sementara itu, isu yang menjadi perhatian DEN dalam porsi NTM adalah adanya penerbitan izin impor yang terlambat serta keterbatasan volume.

Lanjut Ekspansi, Emiten Tommy Soeharto (GTSI) Akan Buat JV di Bisnis Hulu-Hilir LNG
| Selasa, 08 April 2025 | 11:56 WIB

Lanjut Ekspansi, Emiten Tommy Soeharto (GTSI) Akan Buat JV di Bisnis Hulu-Hilir LNG

GTSI akan berkongsi dengan dengan mitra strategis dari dalam negeri dengan teknologi yang berasal dari luar negeri.

Kinerja Tempo Scan Group (TSPC) Meningkat di Tengah Gejolak Ekonomi Domestik & Global
| Selasa, 08 April 2025 | 11:39 WIB

Kinerja Tempo Scan Group (TSPC) Meningkat di Tengah Gejolak Ekonomi Domestik & Global

Pelemahan daya beli dapat memicu penurunan harga produk FMCG dan farmasi karena tekanan persaingan yang makin intens.​

Pemerintah Perlu Menjaga Kelas Menengah
| Selasa, 08 April 2025 | 10:52 WIB

Pemerintah Perlu Menjaga Kelas Menengah

Menjaga daya beli dan kestabilan kelas menengah di tengah tekanan ekonomi yang meningkat dinilai menjadi hal yang penting

Waspada Efek Penurunan Harga Minyak
| Selasa, 08 April 2025 | 10:42 WIB

Waspada Efek Penurunan Harga Minyak

Anjloknya harga minyak mentah dunia akan berdampak terhadap penurunan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)

Kinerja Saham IPO Kuartal I-2025 Bervariasi, RATU Melesat Paling Tinggi
| Selasa, 08 April 2025 | 10:42 WIB

Kinerja Saham IPO Kuartal I-2025 Bervariasi, RATU Melesat Paling Tinggi

Emiten anyar yang porsi penjatahan untuk publik besar harga sahamnya di pasar sekunder cenderung terkoreksi.

Profit 24,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis (8 April 2025)
| Selasa, 08 April 2025 | 08:54 WIB

Profit 24,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis (8 April 2025)

Harga emas Antam (8 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.754.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 24,44% jika menjual hari ini.

Koreksi Besar-Besaran di Aset Kripto, Terguncang Sentimen Tarif Resiprokal Trump
| Selasa, 08 April 2025 | 08:39 WIB

Koreksi Besar-Besaran di Aset Kripto, Terguncang Sentimen Tarif Resiprokal Trump

Tekanan jual saat ini terjadi di tengah kondisi fear and greed index yang mendekati zona “ketakutan ekstrem”.

INDEKS BERITA

Terpopuler