Emiten Saham Grup Bakrie Diuntungkan Tren Penguatan Rupiah

Jumat, 08 Februari 2019 | 06:37 WIB
Emiten Saham Grup Bakrie Diuntungkan Tren Penguatan Rupiah
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari, Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah yang bergerak di bawah level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS) menguntungkan bagi emiten saham Grup Bakrie. Pasalnya emiten-emiten grup ini mempunyai utang dalam bentuk dollar AS cukup banyak.

Pada kuartal III-2018, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) memiliki utang dalam bentuk dollar AS sebesar US$ 530 juta. Angka ini masih menurun jika dibandingkan dengan 2017 sebesar US$ 636 juta.

Pada periode yang sama, rugi selisih kurs BNBR meningkat 3.338,62% menjadi Rp 784,35 miliar. Meningkatnya rugi kurs dikarenakan rupiah yang melemah sebelum 2018.

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sama saja. Perusahaan ini tengah dalam proses penyelesaian utang senilai US$ 1,6 miliar dengan skema cicilan tranche yang dilakukan secara bertahap. Berbeda dengan BNBR, BUMI justru lebih kuat terhadap terpaan volatilitas nilai tukar. Pada kuartal III-2018, BUMI justru mendapatkan laba selisih kurs US$ 3,19 juta.

Direktur BUMI Dileep Srivastava mengatakan, ini karena secara umum BUMI tertolong dari lindung nilai alami (natural hedging), meski nilai tukar rupiah bergerak tak menentu.

BUMI memperoleh pendapatan dalam bentuk dollar AS. "Sekitar 90% pengeluaran juga dalam bentuk dollar AS. Jadi dampak fluktuasi nilai tukar tidak terlalu besar," ujar Dileep kepada KONTAN, Selasa (5/2).

Saat ini, kondisi rupiah sudah baik dan stabil. Diikuti dengan harga batubara dengan kalori tinggi tergolong stabil. Namun menurut dia, masih terlalu awal melihat kondisi ke depan. Perusahaan ini pun masih optimistis pendapatan BUMI tahun 2019 akan naik 5% yoy.

Senior Research Analyst Kresna Securities Robertus Yanuar Hardy menilai, nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat belakangan ini bisa menguntungkan emiten grup Bakrie. "Karena beban pembayaran bunga utang mata uang asing bisa berkurang," ujar Robertus.

Per kuartal III-2018, total liabilitas BUMI sebesar US$ 3,31 miliar. Turun dari Desember 2017 sebesar US$ 3,41 miliar

Apalagi, Robertus menambahkan, produksi batubara BUMI masih salah satu yang terbesar. Di 2018, BUMI memproduksi sekitar 86 juta ton.

Di tahun 2019, perusahaan ini membidik produksi sebesar 90 juta ton. Selain itu, harga batubara pun masih stabil di level US$ 98 per metrik ton. Dia masih rekomendasi saham BUMI di Rp 450 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 12:23 WIB

Prajogo Pangestu Rajai Bursa Efek, Kapitalisasi Pasar Grup Tembus Rp 2.395 Triliun

Per Jumat (18/7), nilai kapitalisasi pasar saham Prajogo Pangestu mencapai Rp 2.444,74 triliun, setara 18,69% total kapitalisasi pasar IDX.

Adrian Maulana, Terus Belajar dalam Dunia Investasi
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:22 WIB

Adrian Maulana, Terus Belajar dalam Dunia Investasi

Adrian juga rajin membaca buku tentang investasi. Ia termasuk orang yang tidak pelit untuk membeli hingga puluhan buku terkait dunia investasi.

Sepekan, Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 10:06 WIB

Sepekan, Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya

Dolar AS berbalik melemah  merespons pidato dovish pejabat  The Fed yang menyerukan pemangkasan suku bunga segera dilakukan FOMC akhir bulan ini.

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 08:34 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (19 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 19 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:56 WIB

Petrosea (PTRO) Meraih Pinjaman BBNI Rp 2,19 Triliun

PT Petrosea Tbk (PTRO) menandatangani perjanjian pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai US$ 135 juta, setara Rp 2,19 triliun.

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:51 WIB

Semester I-2025, Laba PAM Mineral (NICL) Melejit 386%

Di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, kinerja top line dan bottom line PT PAM Mineral Tbk (NICL) melesat signifikan.​

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:46 WIB

Prospek Emiten Terdongkrak Harga Mineral

Harga sejumlah komoditas logam mineral di pasar global terus mencatatkan kenaikan di sepanjang tahun 2025 berjalan.

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:37 WIB

Sentimen Lokal dan Global Mendorong IHSG Menguat 3,75% Dalam Sepekan

Penguatan IHSG di pekan ini, antara lain, ditopang rilis data ekonomi China, data inflasi Amerika Serikat (AS) dan saham-saham konglomerasi.

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:30 WIB

Pancaran Samudera Transport Membentangkan Layar di Bursa Saham

Mengupas profil dan rencana bisnis PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) pasca menggelar penawaran saham perdana

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025
| Sabtu, 19 Juli 2025 | 07:29 WIB

Laba Bersih Sinergi Inti Andalan (INET) Melonjak Tiga Digit di Semester I-2025

Per 30 Juni 2025, laba bersih PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mencapai Rp 7,77 miliar di semester I-2025, melesat 666,66% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler