KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) yang baru saja meluncur kemarin (27/7) mencatat, 84% responden startup fintech melakukan PHK sepanjang 2022. Bahkan 76% di antaranya tidak berencana untuk kembali menambah tenaga kerja dalam waktu dekat.
Ketua Dewan Pengawas Aftech Rudiantara menyampaikan, PHK yang terjadi di industri fintech normal terjadi. Saat terjadi badai di perusahaan startup, atau istilah bekennya tech winter, banyak perusahaan yang melakukan rekalibrasi dan efisiensi di bidang biaya.
Dengan demikian, etelah badai tersebut berlalu, perusahaan yang bisa bertahan akan semakin tangguh. “Kelihatannya akan ada tech spring setelah tech winter. Modal ventura juga sudah punya dana banyak lagi. Terutama jika bank sentral AS menurunkan bunga acuan. Uang akan kembali mengalir pada perusahaan startup,” ujar Rudiantara, Kamis (27/7).
Baca Juga: Ini Alasan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Luncurkan Aplikasi GoPay
Wakil Sekretaris Jenderal II Aftech Firlie Ganinduto menambahkan, selama ini fintech mengutamakan pencapaian nilai. Setelah musim dingin di industri fintech tersebut berlalu, Firlie menilai investasi untuk startup lebih selektif.
Di sisi lain, perusahaan rintisan akan membuat bisnis model yang lebih menguntungkan. “Jadi mungkin banyak adaptasi soal pergantian bisnis model dan efisiensi serta lain sebagainya, sehingga membuat industri ini semakin sehat,” kata Firlie.
Tiga tahun ke belakang, industri startup fintech juga sudah bubble.Perusahaan lebih mengutamakan pencapaian valuasi yang tidak merefleksikan kondisi sebenarnya sektor ini.
Saat ini fenomena PHK sudah hampir selesai. Ke depan, Firlie berharap bakal ada kenaikan tenaga kerja. “Ketika startup menemukan bisnis model yang pas, mereka akan rekrut pegawai,” ujar Firlie.