Fakta Seputar Zoom yang Untung Besar Berkat Corona

Rabu, 03 Juni 2020 | 10:29 WIB
Fakta Seputar Zoom yang Untung Besar Berkat Corona
[ILUSTRASI. Eric Yuan, CEO Zoom Video Communications saat seremoni pencatatan perdana saham Zoom di NASDAQ, New York, Amerika Serikat (18/4/2019. REUTERS/Carlo Allegri]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - SAN JOSE. Pandemi virus corona benar-benar memberikan berkah buat Zoom Video Communications Inc.

Aktivitas bekerja dari rumah (work from home) membuat selama pandemi Covid-19 membuat pamor Zoom melonjak signifikan.

Khusus di Indonesia, nge-zoom juga tenar pada lebaran Idul Fitri lantaran digunakan sebagai platform untuk bersilaturahmi.

Besarnya minat pengguna Zoom terlihat dari lonjakan pengguna Zoom pada kuartal I tahun fiskal 2021.

Nah, pada periode tersebut, jumlah pengguna Zoom mencapai 265.400 pelanggan yang memiliki lebih dari 10 karyawan.

Baca Juga: Bikin ngeces! Zoom targetkan pendapatan Rp 25,85 triliun setahun lagi

Jumlah pengguna tersebut melonjak 354% dibanding periode yang sama pada tahun fiskal sebelumnya.

Tolak ukur lainnya, tengok saja ranking Zoom di Alexa secara global, yang terbang dari posisi 276 pada 4 Maret 2020 ke peringkat 21 per 1 Juni 2020.

Kenaikan jumlah pengguna seiring sejalan dengan pertumbuhan kinerja keuangan Zoom.

 

Merujuk rilis resmi Zoom pada 2 Juni 2020, pada kuartal I tahun fiskal 2021 total pendapatan Zoom melonjak 169% menjadi US$ 328,2 juta.

Laba bersihnya melejit dari 0,2 juta pada kuartal I tahun fiskal 2020 menjadi US$ 27 juta pada kuartal I tahun fiskal 2021.

Oh ya, tahun fiskal yang digunakan Zoom berakhir per 31 Januari.

Strategi efisiensi upah ikut mendorong kenaikan margin laba yang dihasilkan Zoom.

Per 31 Januari 2020, Zoom memiliki 2.532 karyawan. Sebanyak 1.396 karyawan beroperasi di AS dan 700 diantaranya ditempatkan di China.

China menjadi basis operasi bagi tim pengembangan produk Zoom.

Nah, upah karyawan Zoom di China hanya sepertiga dari upah karyawan Zoom yang bekerja di AS.

Didirikan Imigran Asal China

Meski popularitasnya baru mendunia seiring pandemi corona, Zoom sejatinya sudah menapaki tangga kesuksesan sebelum Covid-19 menjadi pandemi.

Didirikan oleh imigran asal China, Eric Yuan pada 2011 silam, platform Zoom dirilis pada 2013.

Sebelum mendirikan Zoom, Eric Yuan bekerja di Cisco System sebagai Vice President of Engineering.

Eric Yuan memutuskan mendirikan perusahaan sendiri setelah manajemen Cisco menolak idenya untuk mengembangkan sistem konferensi video yang bisa digunakan di smartphone.

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 2007, Zoom menjelma menjadi unicorn setelah valuasinya mencapai lebih dari US$ 1 miliar.

Baca Juga: Larangan Mudik Lebaran Mendongkrak Trafik Layanan Data

Sejumlah investor terkemuka menyuntikkan dana untuk Zoom, antara lain Emergence Capital, Sequoia Capital, Digital Mobile Venture, dan Bucantini Enterprises Limited.

Taipan Li Ka-shing juga disebut telah menggelontorkan dana segar untuk Zoom.

Selang 12 tahun, yakni 18 April 2019 Zoom melantai di bursa saham Nasdaq dengan harga perdana di US 36 per saham.

Pada perdagangan saham 2 Juni 2020 waktu setempat, harga sahamnya sudah bertengger di US$ 208,08 per saham, atau melonjak 174,15% dalam setahun terakhir.

Kapitalisasi marketnya melonjak dari US$ 16 miliar pada saat IPO menjadi US$ 58,67 miliar per 2 Juni 2020.

Bagikan

Berita Terbaru

Insurtech Gencar Rancang Produk Sesuai Selera Pasar
| Kamis, 16 Januari 2025 | 05:30 WIB

Insurtech Gencar Rancang Produk Sesuai Selera Pasar

Dengan adaptasi teknologi yang semakin masif, pemasaran asuransi lewat kanal digital alias insurtech diyakini bakal tambah moncer. 

Pelemahan Kinerja Ekspor CPO dan Batubara Mengusik Surplus Perdagangan Indonesia
| Kamis, 16 Januari 2025 | 05:17 WIB

Pelemahan Kinerja Ekspor CPO dan Batubara Mengusik Surplus Perdagangan Indonesia

China, Australia dan Thailand menyumbang paling dominan defisit neraca dagang nonmigas Indonesia pada tahun lalu.

Prospek Emiten Nikel Masih Tertekan Pelemahan Harga Komoditas
| Kamis, 16 Januari 2025 | 05:15 WIB

Prospek Emiten Nikel Masih Tertekan Pelemahan Harga Komoditas

Menakar prospek kinerja dan saham emiten nikel di tengah pelemahan harga komoditas di pasar global​. 

Merangsang Perekonomian Nasional dengan Bunga Lebih Mini di Saat Rupiah Melemah
| Kamis, 16 Januari 2025 | 04:23 WIB

Merangsang Perekonomian Nasional dengan Bunga Lebih Mini di Saat Rupiah Melemah

Meski rupiah masih lesu darah, Bank Indonesia meyakini saat ini adalah waktu tepat untuk memangkas bunga acuan.

Tantangan Menyempitnya Ruang Fiskal
| Kamis, 16 Januari 2025 | 04:15 WIB

Tantangan Menyempitnya Ruang Fiskal

Belanja pemerintah dengan ruang fiskal terbatas belum bisa mendorong pemulihan kelas menengah, sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat terganggu.

Menilik Prospek Calon Emiten Bank Digital
| Kamis, 16 Januari 2025 | 04:10 WIB

Menilik Prospek Calon Emiten Bank Digital

Superbank dinilai menarik lantaran Superbank ini didukung ekosistem dengan adanya Grab dan Singtel serta terakhir ada Kakao Bank yang masuk

Target Kredit Bank Indonesia Tercapai Berkat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial
| Kamis, 16 Januari 2025 | 04:00 WIB

Target Kredit Bank Indonesia Tercapai Berkat Kebijakan Likuiditas Makroprudensial

Jika tidak ada insentif KLM, pertumbuhan kredit bank tidak akan mencapai target BI di 10% hingga 12%. 

Kecerdasan Buatan, Andalan Emiten Telekomunikasi Mencapai Efisiensi
| Rabu, 15 Januari 2025 | 11:15 WIB

Kecerdasan Buatan, Andalan Emiten Telekomunikasi Mencapai Efisiensi

Dari sisi jaringan, AI berperan dalam pemerliharaan yang prediktif, manajemen lalu lintas real time dan jaringan otonom. 

Tarif Cukai Minuman Manis Dalam Kemasan Bikin Prospek Emiten Jadi Pahit
| Rabu, 15 Januari 2025 | 11:08 WIB

Tarif Cukai Minuman Manis Dalam Kemasan Bikin Prospek Emiten Jadi Pahit

Efek cukai MBDK bisa diminimalisir. Meluncurkan produk serupa dengan gula lebih rendah dan membebankan ke konsumen. 

Pelemahan Rupiah Berlanjut di 2025, Ini Upaya yang bisa Dilakukan Bank Indonesia
| Rabu, 15 Januari 2025 | 10:00 WIB

Pelemahan Rupiah Berlanjut di 2025, Ini Upaya yang bisa Dilakukan Bank Indonesia

Tekanan capital outflow ditambah besarnya utang luar negeri jatuh tempo memunculkan kekhawatiran yang tak diinginkan; kenaikan suku bunga acuan.

INDEKS BERITA

Terpopuler