Gagal Bayar Surat Utang China Capai Rekor Tertinggi Mencapai US$ 800 Miliar

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 04:15 WIB
Gagal Bayar Surat Utang China Capai Rekor Tertinggi Mencapai US$ 800 Miliar
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man walks in the Central Business District on a rainy day, in Beijing, China, July 12, 2023. REUTERS/Thomas Peter/File Photo]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Stimulus pemerintah China memang cukup sukses mengembalikan kepercayaan pasar terhadap obligasi yang dirilis pemerintah daerah atau lembaga pengelola dana pemerintah daerah di China. Tapi masalah ternyata masih jauh dari selesai.

Perusahaan pendanaan proyek bagi pemerintah daerah China alias local government financing vehicle (LGFV) ternyata masih memiliki banyak utang tak terbayar. Ini terutama berasal dari penerbitan produk investasi yang tidak diperdagangkan terbuka.

Menurut laporan Bloomberg, kendati tidak ada data resmi, analis memperkirakan nilai utang produk ini sekitar US$ 800 miliar, sekitar Rp 12,55 kuadriliun. Ini nilai tertinggi sejak 2019. 

Baca Juga: Lazada Dorong Digitalisasi UMKM, Bangun Ekosistem eCommerce yang Inklusif

Menurut China Information & Technology Co., di sembilan bulan pertama tahun ini, ada 60 produk investasi tidak standar yang terkait LGFV mengalami gagal bayar, atau setidaknya memiliki risiko tinggi gagal bayar. Jumlah tersebut naik 20% dari periode yang sama setahun sebelumnya.

Investor ritel

Parahnya lagi, gagal bayar tersebut menimbulkan banyak korban di kalangan investor ritel. Mereka rela menggelontorkan dana besar untuk mendapat produk tersebut lantaran dirilis lembaga yang terkait pemerintah daerah. 

Ambil contoh Lulu Fang, yang mengatakan kehilangan tabungannya sebesar 15 juta yuan ketika membeli produk perwalian alias trust yang diterbitkan LGFV provinsi Guizhou. Ia diiming-imingi return 8%, jauh lebih tinggi daripada menyimpan dana di bank. 

Alih-alih menerima cuan, Lulu kehilangan duitnya saat produk tersebut mengalami gagal bayar tahun lalu. Kini, ia bahkan berpotensi kehilangan apartemennya di Shenzhen karena kesulitan membayar kredit apartemen tersebut.

Bersama ratusan investor lainnya, ia kini rajin menyambangi kantor pemerintah Guizhou dan meminta dananya dikembalikan. "Hidupku sekarang hancur-hancuran," kisah dia.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,28%, Jumat (25/10), Simak Prediksi Awal Pekan Depan

Laura Li, Managing Director S&P Global Ratings, menyebut, pemerintah mestinya juga memikirkan insentif bagi produk investasi yang tidak diperdagangkan terbuka tersebut. "Karena bisa membahayakan stabilitas finansial dan sosial," kata dia.

Saat ini, ada harapan bagi investor nyangkut tersebut. Pemerintah China sedang mempertimbangkan mengizinkan pemerintah daerah menerbitkan obligasi sebanyak-banyaknya 6 triliun yuan hingga 2027 untuk membiayai kembali utang di luar neraca, menurut sumber Bloomberg. Jika terwujud, pemerintah daerah bisa mendukung pengembalian dana investor nyangkut.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun
| Rabu, 05 November 2025 | 12:15 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Melambat Jadi 5,04% Gara-Gara Konsumsi Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III 2025 mencapai 5,04% secara tahunan. 

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 12:08 WIB

Sesuai Konsensus, Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,04% di Kuartal III-2025

BPS melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,04% di kuartal III-2025, melambat dibandingkan kuartal II-2025 yang mencapai 5,12%.

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan
| Rabu, 05 November 2025 | 08:45 WIB

Sektor Poultry Menunjukkan Pemulihan, Prospek Saham CPIN Diprediksi Kian Menawan

Kenaikan harga broiler dan program MBG mendorong pertumbuhan industri poultry, termasuk PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP
| Rabu, 05 November 2025 | 08:05 WIB

Kinerja Lonsum Moncer Per September 2025, Analis Kerek Target Harga Saham LSIP

Meski produksi TBS inti turun, pasokan TBS eksternal mendongkrak produksi CPO PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai
| Rabu, 05 November 2025 | 08:00 WIB

Kinerja Ekspor Kakao Terancam Melandai

Menurut Dekaindo, Penurunan HR dan HPE biji kakao saat ini terjadi seiring penurunan harga di pasar global

Upaya Menjaring Dana Asing
| Rabu, 05 November 2025 | 07:56 WIB

Upaya Menjaring Dana Asing

Menakar potensi tiga indeks co-branded Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama S&P Dow Jones Indices LLC (SPDJI) Amerika Serikat.

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Anggaran Program Bahasa Mencapai Rp 12 Triliun

Program ini akan menyasar lulusan SMA/SMK sederajat yang mau bekerja di luar negeri dengan keahlian pengelasan, perawatan lansia , dan perhotelan

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025
| Rabu, 05 November 2025 | 07:48 WIB

Pendapatan Anjlok 12,5%, Laba ABMM Turun Dua Digit Per Kuartal III-2025

PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatat penurunan kinerja keuangan untuk periode yang berakhir 30 September 2025.

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun
| Rabu, 05 November 2025 | 07:45 WIB

Superior Prima Sukses (BLES) Cetak Pendapatan Rp 1,07 Triliun

Pertumbuhan penjualan BLES ikut terdongkrak oleh ekspansi pabrik kelima di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang telah beroperasi pada Juli 2025.

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot
| Rabu, 05 November 2025 | 07:43 WIB

Harga Nikel Melorot, Laba Emiten Tetap Berotot

Permintaan nikel tetap tinggi, terutama dari sektor industri kendaraan listrik dan industri baja. ​Sentimen ini ikut memacu kinerja emiten nikel.

INDEKS BERITA

Terpopuler