KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) memperkirakan produksi ban pada tahun ini menurun. Pasar ban melambat akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang memukul bisnis di dalam maupun luar negeri.
Kapasitas produksi pabrikan akhirnya menyesuaikan penurunan permintaan produk ban. "Angka utilitas jelas akan lebih rendah, tapi berapa besarnya tergantung pada durasi pandemi,"ujar Catharina Widjaja,Direktur Corporate Communication and Investor Relations PT Gajah Tunggal Tbk kepada KONTAN, Jumat (24/4) pekan lalu.
Manajemen GJTL mengklaim, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak berdampak bagi perusahaan lantaran sektor industrinya masih bisa berproduksi.
Adapun opsi berhenti sementara pun tak ditempuh saat ini, sehingga pabrik tetap beroperasi dengan standar ketat untuk mengantisipasi wabah.
GJTL memproduksi berbagai jenis ban. Misalnya ban radial mobil penumpang dengan kapasitas terpasang 55.000 ban per hari dan ban sepeda motor 95.000 per hari.
Utilitas produksi kedua ban tersebut mencapai 76% dan 89% (lihat tabel).
Jenis Produk | Nilai Penjualan | Kapasitas Terpasang | Kapasitas Tersedia | Utilitas* |
Ban Radial Mobil Penumpang | Rp 4,40 triliun | 55.000 ban per hari | 45.500 ban per hari | 76% |
Ban Radial Truk dan Bus | Rp 1,12 triliun | 2.000 ban per hari | 2.000 ban per hari | 72% |
Ban Bias | Rp 2,99 triliun | 14.500 ban per hari | 13.000 ban per hari | 79% |
Ban Sepeda Motor | Rp 3,00 triliun | 95.000 ban per hari | 83.000 ban per hari | 89% |
Karet Sintetis | Rp 117 miliar | 75.000 ton per hari | 75.000 ton per hari | 63% |
Kain Ban | Rp 309 miliar | 40.000 ton per hari | 40.000 ton per hari | 61% |
Keterangan: *Dihitung berdasarkan kapasitas tersedia Sumber: Materi paparan publik GJTL, Desember 2019
Penurunan bisnis otomotif turut mempengaruhi kinerja GJTL tahun ini.
Namun Catharina mengklaim dampaknya tak terlalu besar lantaran porsi penjualan original equipment manufacturer (OEM) terhadap total pendapatan GJTL rata-rata hanya 13% setiap tahun.
Ban produksi GJTL disuplai ke beberapa merek mobil seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Wuling, dan lainnya.
Selain pasar OEM, GJTL mengandalkan segmen bisnis ban replacement dan ekspor.
Pasar ekspor menjadi salah satu perhatian utama GJTL, di saat pelemahan kurs rupiah atas dollar AS saat ini.
Pasalnya, Gajah Tunggal membeli bahan baku dan membayar utang dalam dollar AS, sehingga pelemahan rupiah bisa menggerus keuntungannya.
Namun GJTL optimistis dapat mengurangi dampak negatif tersebut, lantaran punya pendapatan besar dari segmen ekspor, yakni sekitar 38% total pendapatan GJTL di kuartal III 2019.
Selain itu, Gajah Tunggal pada tahun ini berupaya meminimalkan risiko pelemahan ekonomi makro akibat Covid-19 dengan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.
Manajemen GJTL belum mau membeberkan proyeksi bisnis di sepanjang tahun ini.