Gajah Tunggal (GJTL) Menurunkan Utilitas Pabrik

Senin, 27 April 2020 | 06:00 WIB
Gajah Tunggal (GJTL) Menurunkan Utilitas Pabrik
[ILUSTRASI. Stan ban mobil GT Radial produksi PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Rabu (25/10). KONTAN/Daniel Prabowo/25/10/2013]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) memperkirakan produksi ban pada tahun ini menurun. Pasar ban melambat akibat pandemi virus corona (Covid-19) yang memukul bisnis di dalam maupun luar negeri.

Kapasitas produksi pabrikan akhirnya menyesuaikan penurunan permintaan produk ban. "Angka utilitas jelas akan lebih rendah, tapi berapa besarnya tergantung pada durasi pandemi,"ujar Catharina Widjaja,Direktur Corporate Communication and Investor Relations PT Gajah Tunggal Tbk kepada KONTAN, Jumat (24/4) pekan lalu.

Manajemen GJTL mengklaim, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak berdampak bagi perusahaan lantaran sektor industrinya masih bisa berproduksi.

Adapun opsi berhenti sementara pun tak ditempuh saat ini, sehingga pabrik tetap beroperasi dengan standar ketat untuk mengantisipasi wabah.

GJTL memproduksi berbagai jenis ban. Misalnya ban radial mobil penumpang dengan kapasitas terpasang 55.000 ban per hari dan ban sepeda motor 95.000 per hari.

Utilitas produksi kedua ban tersebut mencapai 76% dan 89% (lihat tabel).

Penjualan PT Gajah Tunggal Tbk per 30 September 2019
Jenis Produk Nilai Penjualan Kapasitas Terpasang Kapasitas Tersedia Utilitas*
Ban Radial Mobil Penumpang Rp 4,40 triliun 55.000 ban per hari 45.500 ban per hari 76%
Ban Radial Truk dan Bus Rp 1,12 triliun 2.000 ban per hari 2.000 ban per hari 72%
Ban Bias Rp 2,99 triliun 14.500 ban per hari 13.000 ban per hari 79%
Ban Sepeda Motor Rp 3,00 triliun 95.000 ban per hari 83.000 ban per hari 89%
Karet Sintetis Rp 117 miliar 75.000 ton per hari 75.000 ton per hari 63%
Kain Ban Rp 309 miliar 40.000 ton per hari 40.000 ton per hari 61%

Keterangan: *Dihitung berdasarkan kapasitas tersedia Sumber: Materi paparan publik GJTL, Desember 2019

Penurunan bisnis otomotif turut mempengaruhi kinerja GJTL tahun ini.

Namun Catharina mengklaim dampaknya tak terlalu besar lantaran porsi penjualan original equipment manufacturer (OEM) terhadap total pendapatan GJTL rata-rata hanya 13% setiap tahun.

Ban produksi GJTL disuplai ke beberapa merek mobil seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Wuling, dan lainnya.

Selain pasar OEM, GJTL mengandalkan segmen bisnis ban replacement dan ekspor.

Pasar ekspor menjadi salah satu perhatian utama GJTL, di saat pelemahan kurs rupiah atas dollar AS saat ini.

Pasalnya, Gajah Tunggal membeli bahan baku dan membayar utang dalam dollar AS, sehingga pelemahan rupiah bisa menggerus keuntungannya.

Namun GJTL optimistis dapat mengurangi dampak negatif tersebut, lantaran punya pendapatan besar dari segmen ekspor, yakni sekitar 38% total pendapatan GJTL di kuartal III 2019.

Selain itu, Gajah Tunggal pada tahun ini berupaya meminimalkan risiko pelemahan ekonomi makro akibat Covid-19 dengan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.

Manajemen GJTL belum mau membeberkan proyeksi bisnis di sepanjang tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Perkembangan Proyek Jadi Katalis Positif, Saham MDKA Diprediksi Bisa Terus Menghijau
| Jumat, 04 Juli 2025 | 14:59 WIB

Perkembangan Proyek Jadi Katalis Positif, Saham MDKA Diprediksi Bisa Terus Menghijau

Kenaikan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terus berlanjut. Saham MDKA masih akan tersulut oleh harga emas.

Profit 27,07% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Tipis (4 Juli 2025)
| Jumat, 04 Juli 2025 | 08:30 WIB

Profit 27,07% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Tipis (4 Juli 2025)

Harga emas Antam hari ini (4 Juli 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,07% jika menjual hari ini.

Backlog 15 Juta Rumah Jadi Peluang
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:28 WIB

Backlog 15 Juta Rumah Jadi Peluang

Prospek industri properti masih cerah di tahun ini. Asalkan, didorong berbagai kebijakan yang bisa mengakselerasi penjualan produk properti

Sarinah Kembangkan Ritel Berbasis Narasi Budaya
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:23 WIB

Sarinah Kembangkan Ritel Berbasis Narasi Budaya

Sarinah mengembangkan ekosistem ritel berbasis narasi budaya. Mulai dari produk hasil kurasi, pameran seni, dan pertunjukan budaya,

BUAH Memperkuat Pasar Indonesia Timur
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:19 WIB

BUAH Memperkuat Pasar Indonesia Timur

Tren gaya hidup sehat yang terus tumbuh juga menjadi peluang besar bagiPT Segar Kumala Indonesia Tbk

 DMMX Bidik Pertumbuhan Dua Digit
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:14 WIB

DMMX Bidik Pertumbuhan Dua Digit

PT Digital Mediatama Maxima Tbk menjalankan sejumlah strategi bisnis untuk mengungkit kinerja di sepanjang tahun ini

Was Was Harga Gas Melon Naik Tahun Depan
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:05 WIB

Was Was Harga Gas Melon Naik Tahun Depan

Pemerintah tengah mengkaji LPG 3 kg satu harga yang direncanakan mulai tahun depan akan berefek pada kenaikan harga

Kejahatan Pangan
| Jumat, 04 Juli 2025 | 07:00 WIB

Kejahatan Pangan

Pemerintah perlu menindak dengan tegas para pelaku pengoplosan beras supaya masyarakat kembali percaya.

Peluang Rupiah Menguat Terbatas pada Jumat (3/7)
| Jumat, 04 Juli 2025 | 06:30 WIB

Peluang Rupiah Menguat Terbatas pada Jumat (3/7)

Rupiah berhasil memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS, dengan penguatan 0,32% secara harian ke level Rp 16.195 per dolar AS

Dolar AS yang Terus Tertekan Bikin Valas Asia Bersinar
| Jumat, 04 Juli 2025 | 06:20 WIB

Dolar AS yang Terus Tertekan Bikin Valas Asia Bersinar

Tekanan pada dolar Amerika Serikat (AS) yang masih kuat, membuat nilai tukar sejumlah mata uang Asia belakangan menguat

INDEKS BERITA

Terpopuler