Gara-gara Data Manufaktur AS Jeblok, Harga Emas Hari Ini Berbalik Arah

Selasa, 01 Oktober 2019 | 23:11 WIB
Gara-gara Data Manufaktur AS Jeblok, Harga Emas Hari Ini Berbalik Arah
[ILUSTRASI. Emas batangan]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas hari ini berbalik arah, setelah menyentuh level terendah dalam hampir dua bulan terakhir.

Dolar Amerika Serikat (AS) tertekan pasca data manufaktur negeri uak Sam melemah ke level paling rendah sejak Juni 2009 silam.

Mengacu Bloomberg pukul 22.55 WIB, harga emas spot naik 0,8% menjadi US$ 1.484,20 per ons troi, setelah menyentuh posisi terendah sejak 6 Agustus di US$ 1.458,50.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Merosot Semakin Dalam, Menuju Level Terendah

Sementara emas berjangka AS naik 1,15% ke level US$ 1.489,80 per ons troi.

Sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada September ke level terlemah dalam lebih dari satu dekade terakhir. Sebab, kondisi bisnis semakin memburuk di tengah ketegangan perdagangan dengan China.

"Ini menunjukkan, mungkin ada koreksi signifikan dalam ekonomi dan para trader akan kembali ke posisi aman sekarang," kata Phillip Streible, Ahli Strategi Komoditas Senior di RJO Futures, kepada Reuters.

"Data (manufaktur AS) yang lebih lemah ini mungkin mendukung penurunan suku bunga The Fed lagi. Dan sebagai hasilnya, logam mulia mungkin mendapatkan bonus untuk bergerak lebih tinggi," ujar Streible.

Bursa saham AS berubah menjadi merah dan dolar memangkas keuntungan dari puncak tertinggi kuartalan setelah data manufaktur keluar. Sedang imbal hasil US Treasury  jatuh ke posisi terendah pada sesi hari ini.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang non-yield bullion dan juga membebani imbal hasil obligasi AS dan dolar.

Baca Juga: Anjlok lebih dari 3% pada September, harga emas masih menguat di kuartal ketiga

Meski begitu, emas sudah kehilangan hampir US$ 100 sejak mencapai puncak di US$ 1.557 pada awal September lalu, sebagian besar karena keperkasaan dolar AS.

Emas telah menguji level support di bawah $ 1.500 karena ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed. "Kami berpikir, risiko tetap condong ke sisi positif antara sekarang hingga akhir tahun," kata Analis UBS dalam sebuah catatan seperti dikutip Reuters.

Bagikan

Berita Terbaru

Investor Asing Tertarik Masuk, Harga Saham DADA Naik di Tengah Aksi Jual Pengendali
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 20:28 WIB

Investor Asing Tertarik Masuk, Harga Saham DADA Naik di Tengah Aksi Jual Pengendali

Sejak April hingga pertengahan Agustus 2025, PT Karya Permata Inovasi Indonesia terus-menerus menjual saham DADA.

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 19:58 WIB

PIK 2 Bakal Private Placement Rp 300 Miliar, Harga Saham PANI Malah Terkoreksi

Marketing sales PANI bakal turun 42% YoY menjadi Rp 3,5 triliun akibat siklus perlambatan di pasar properti.

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 12:24 WIB

Danantara Dikabarkan bakal Menerbitkan Patriot Bond Senilai Rp 50 Triliun

Kabar mengenai Patriot Bond Danantara pertama kali terungkap lewat akun instagram pribadi Tantowi Yahya (@tantowiyahyaofficial) tanggal 23 Agustus

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:47 WIB

Membedah Katalis yang bisa Mendongkrak Kinerja Keuangan & Saham Vale Indonesia (INCO)

Penjualan nikel saprolit akan memberikan tambahan pendapatan potensial sekitar US$ 56 juta di paruh kedua 2025.

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:41 WIB

Memantau Geliat Industri Bank Kustodian di Tahun 2025

Industri bank kustodian di Indonesia dapat belajar dari negara yang lebih maju seperti India dan Vietnam. 

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:43 WIB

Saham TLKM Tetap di Atas 3.000 di Tengah Jual-Beli oleh JP Morgan & Credit Agricole

Berdasar rata-rata target harga berdasarkan konsensus analis, potensi kenaikan harga saham TLKM sudah terbatas.

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:12 WIB

Valuasi Harga Saham HEAL Kian Premium Sejak Masuknya Grup Djarum, Masih Layak Beli?

Masuknya Grup Djarum membuka peluang bagi RS Hermina (HEAL) untuk menggarap ratusan ribu karyawan yang berada di bawah konglomerasi tersebut.

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Anggaran BA BUN Bengkak, Rawan Jadi Pos Gelap

Anggaran tahun depan dipatok Rp 525 triliun, naik signifikan 46,65% dibanding 2025 yang sebesar Rp 358 triliun.

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:42 WIB

Harga Saham EMTK Mengangkasa, Vanguard Group tak Mau Ketinggalan Kesempatan Jualan

Sepanjang Agustus 2025 berjalan, investor asing institusi lebih banyak menjual saham EMTK ketimbang akumulasi.

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan
| Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:30 WIB

Belanja Perpajakan Tak Ungkit Industri Pengolahan

Meski belanja perpajakan digelontorkan, kinerja industri pengolahan justru semakin menunjukkan tanda-tanda kelesuan. 

INDEKS BERITA

Terpopuler