KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance mencatatkan perlambatan pertumbuhan angka gearing ratio pada awal tahun 2019. Perlambatan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya kondisi pasar pembiayaan yang juga tertekan.
Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri multifinance hingga April 2019 mencatatkan gearing ratio 2,84 kali. Realisasi itu menurun tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu mencapai 2,95 kali. Gearing ratio merupakan jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri.
Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Non-Bank (IKNB) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi membenarkan. Dan, ia menyebutkan bahwa penurunan gearing ratio disebabkan beberapa faktor.
Menurut Riswinandi, gearing ratio bisa meningkat jika perusahaan pembiayaan yang bersangkutan memperoleh pertumbuhan laba. Sementara jika menurun, salah satu faktornya karena perlambatan bisnis pembiayaan. Seperti diketahui, pembiayaan multifinance tahun lalu hanya tumbuh 5,16% menjadi Rp 436,26 triliun.
Perusahaan bisa menurunkan jumlah pinjaman karena kondisi pasar tidak tumbuh optimal. "Tahun lalu saja, multifinance hanya tumbuh sekitar 6%. Maka itu pertumbuhannya tidak bisa dipaksakan, kata Riswinandi.
Dengan realisasi itu, ia masih berharap gearing ratio industri multifinance tumbuh positif seperti beberapa tahun lalu. Meski demikian, ia melihat pertumbuhan gearing ratio itu juga menunjukkan, pelaku usaha multifinance cukup efisien ketika market tertekan.
Managing Director Mulyadi Tjung PT Indosurya Inti Finance mengatakan, perusahannya mencatatkan gearing ratio sebesar 1,8 kali pada awal 2019. Memang masih rendah, namun ia menyakini perlahan akan naik. Dengan bertambahnya pendanaan maka otomatis gearing ratio akan naik sendiri , ungkap Mulyadi.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BFI Finance Indonesia. Sudjono mengaku, pihaknya terus menjaga gearing ratio dengan baik. Sampai Februari 2019, BFI mencatatkan gearing ratio sebanyak 1,9 kali atau sama dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.