KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Wilayah Jakarta sebagai Ibukota negara masih menjadi magnet kuat untuk mengembangkan bisnis properti. Terbukti, para developer properti masih getol mengembangkan proyek properti di pinggiran Jakarta.
Managing Partner Coldwell Banker Commercial Indonesia, Tommy Bastamy menilai, wilayah penyangga Ibukota masih menjadi pilihan bagi pengembang untuk membangun proyek properti.
Saat ini lahan di kota Jakarta sudah semakin terbatas dan harganya semakin tinggi. Alhasil, pengembangan properti di pinggiran Ibukota menjadi pilihan bagi para pengembang properti.
"Lokasinya yang masih dalam wilayah DKI Jakarta, kedekatan dan aksesibilitas yang baik dengan amenitas perkotaan di Jakarta menjadi nilai jual tersendiri bagi produk properti yang dikembangkan," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (11/8).
Beberapa perusahaan bahkan tak hanya mengembangkan proyek properti, namun juga mengembangkan fasilitas dan amenitas perkotaan sendiri dalam bentuk kawasan sehingga menambah nilai jual dari produk properti mereka.
Adanya rencana pengembangan infrastruktur transportasi masal seperti LRT dan MRT yang menjangkau wilayah pinggiran Jakarta, juga dinilai menjadi nilai tambah yang memberikan daya tarik wilayah pinggiran Jakarta. Dari sisi harga jual, produk properti cenderung tinggi di atas Rp 1 miliar per unit.
Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), Olivia Surodjo mengungkapkan bahwa Metropolitan Land atau Metland mengembangkan sejumlah proyek properti di pinggiran Jakarta. Di Bogor, misalnya, Metland mengembangkan di area Cibubur, yakni Metland Transyogi dan Metland Cileungsi.
Di wilayah barat DKI Jakarta, yakni di wilayah Tangerang, ada Metland Puri dan proyek-proyek joint operation dengan mitra yakni Metland Cyber City. Sedangkan di wilayah Bekasi, ada Metland Tambun dan Metland Cibitung. "Selain proyek tersebut, di Cakung Jakarta Timur, kami memiliki proyek Metland Menteng," kata Olivia, Senin (9/8) lalu.
Dengan variasi harga mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar, proyek properti Metland di pinggiran Ibukota berkontribusi besar terhadap total penjualan. Dengan porsi hingga mencapai 70%.
"Penjualan rumah tapak di proyek kawasan pinggiran Jakarta memberikan kontribusi cukup besar. Kurang lebih 60%-70% kami dapatkan dari sana," ujar Olivia.
Sementara Harun Hajadi, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menilai, lahan di pinggiran Jakarta semakin sedikit, sehingga harga lahannya cenderung tinggi. "Pinggiran Jakarta sekarang sudah sulit karena ketersediaan lahan semakin sedikit sekali, jadi harganya pasti tinggi," ujar dia kepada KONTAN, Senin (9/8).
Ia mengatakan, beberapa proyek Grup Ciputra di daerah Jakarta Barat yakni Citra Garden Puri, serta Citra Garden yang berlokasi di Tangerang dan lainnya. Harun bilang, proyek-proyek tersebut adalah proyek lahan yang sudah lama dimiliki.
"Karena ketersediaan lahan dan harga yang cenderung tinggi, maka kami tidak bisa pastikan ini menjanjikan atau tidak. Karena jika pun masih ada, pasti sudah diburu oleh peminat," tambah dia. n
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.