Geliat Bisnis Properti di Pinggiran Ibukota

Kamis, 12 Agustus 2021 | 06:00 WIB
Geliat Bisnis Properti di Pinggiran Ibukota
[]
Reporter: Venny Suryanto, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Wilayah Jakarta sebagai Ibukota negara masih menjadi magnet kuat untuk mengembangkan bisnis properti. Terbukti, para developer properti masih getol mengembangkan proyek properti di pinggiran Jakarta. 

Managing Partner Coldwell Banker Commercial Indonesia, Tommy Bastamy menilai, wilayah penyangga Ibukota masih menjadi pilihan bagi pengembang untuk membangun proyek properti. 
 
Saat ini lahan di kota Jakarta sudah semakin terbatas dan harganya semakin tinggi. Alhasil, pengembangan properti di pinggiran Ibukota menjadi pilihan bagi para pengembang properti. 
 
"Lokasinya yang masih dalam wilayah DKI Jakarta, kedekatan dan aksesibilitas yang baik dengan amenitas perkotaan di Jakarta menjadi nilai jual tersendiri bagi produk properti yang dikembangkan," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (11/8). 
 
Beberapa perusahaan bahkan tak hanya mengembangkan proyek properti, namun juga mengembangkan fasilitas dan amenitas perkotaan sendiri dalam bentuk kawasan sehingga menambah nilai jual dari produk properti mereka. 
 
Adanya rencana pengembangan infrastruktur transportasi masal seperti LRT dan MRT yang menjangkau wilayah pinggiran Jakarta, juga dinilai menjadi nilai tambah yang memberikan daya tarik wilayah pinggiran Jakarta. Dari sisi harga jual, produk properti cenderung tinggi di atas Rp 1 miliar per unit.
 
Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA), Olivia Surodjo mengungkapkan bahwa  Metropolitan Land atau Metland mengembangkan sejumlah proyek properti di pinggiran Jakarta. Di Bogor, misalnya, Metland mengembangkan di area Cibubur, yakni Metland Transyogi dan Metland Cileungsi. 
 
Di wilayah barat DKI Jakarta, yakni di wilayah Tangerang, ada Metland Puri dan proyek-proyek joint operation dengan mitra yakni Metland Cyber City. Sedangkan di wilayah Bekasi, ada Metland Tambun dan Metland Cibitung. "Selain proyek tersebut, di Cakung Jakarta Timur, kami memiliki proyek Metland Menteng," kata Olivia, Senin (9/8) lalu.
 
Dengan variasi harga mulai dari Rp 500 juta hingga Rp 2 miliar, proyek properti Metland di pinggiran Ibukota berkontribusi besar terhadap total penjualan. Dengan porsi hingga mencapai 70%.
"Penjualan rumah tapak di proyek kawasan pinggiran Jakarta memberikan kontribusi cukup besar. Kurang lebih 60%-70% kami dapatkan dari sana," ujar Olivia.
 
Sementara Harun Hajadi, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menilai, lahan di pinggiran Jakarta semakin sedikit, sehingga harga lahannya cenderung tinggi. "Pinggiran Jakarta sekarang sudah sulit karena ketersediaan lahan semakin sedikit sekali, jadi harganya pasti tinggi," ujar dia kepada KONTAN, Senin (9/8). 
 
Ia mengatakan, beberapa proyek Grup Ciputra di daerah Jakarta Barat yakni Citra Garden Puri, serta Citra Garden yang berlokasi di Tangerang dan lainnya. Harun bilang, proyek-proyek tersebut adalah proyek lahan yang sudah lama dimiliki.
 
"Karena ketersediaan lahan dan harga yang cenderung tinggi, maka kami tidak bisa pastikan ini menjanjikan atau tidak. Karena jika pun masih ada, pasti sudah diburu oleh peminat," tambah dia.    n

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi
| Jumat, 15 November 2024 | 07:00 WIB

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi

PT Freeport Indonesia menghentikan aktivitas produksi smelter usai insiden kebakaran yang terjadi pada bulan Oktober 2024 silam.

Nataru Dongkrak Transaksi Uang Elektronik Kartu
| Jumat, 15 November 2024 | 06:45 WIB

Nataru Dongkrak Transaksi Uang Elektronik Kartu

Transaksi uang elektronik barbasis kartu diperkirakan akan semakin semarak akhir tahun ini, ditopang momentum libur Nataru

Badai PHK Katrol Klaim BP Jamsostek
| Jumat, 15 November 2024 | 06:40 WIB

Badai PHK Katrol Klaim BP Jamsostek

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masih marak terjadi tak hanya menghantui para pekerja.

Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Empat Kapal Migas
| Jumat, 15 November 2024 | 06:30 WIB

Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Empat Kapal Migas

Pengoperasian armada kapal ini menunjukkan komitmen TPIA dalam mendukung kebutuhan industri, serta mendorong pertumbuhan

Berdikari
| Jumat, 15 November 2024 | 06:15 WIB

Berdikari

Berbicara masalah ekonomi saja, saat ini ada begitu banyak "belitan" masalah yang kita hadapi untuk mandiri.

INDEKS BERITA

Terpopuler