Genjot Target IPO, Regulator Dorong Debitur Kakap Melantai di Bursa

Sabtu, 19 Januari 2019 | 08:35 WIB
Genjot Target IPO, Regulator Dorong Debitur Kakap Melantai di Bursa
[]
Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Regulator menggenjot target perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) mencapai 75 emiten hingga 100 emiten di tahun 2019. Untuk itu BEI mengimbau emiten bank agar mendorong debitur kelas kakap yang mereka miliki untuk bisa mencatatkan saham di BEI.

Dua bank besar seperti PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menjadi percontohan bank yang aktif menyosialisasikan kepada debitur dengan utang lebih dari Rp 1 triliun untuk go public. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan, imbauan tersebut belum sampai ke mandatori.

"Meski begitu dengan go public, perusahaan dengan rasio utang yang besar bisa turut diawasi masyarakat. Perusahaan go public juga bisa dapat benefit lantaran struktur modalnya bisa diperkuat melalui pendanaan publik," ujar Hasan, Jumat (18/1).

Direktur Bank Central Asia (BCA) Santoso Liem mengatakan, upaya sosialisasi ini agar debitur dapat memperkuat struktur modalnya. BCA turut menggandeng anak usaha yaitu BCA Sekuritas dalam sosialisasi tersebut kepada para debitur yang prospektif.

 

Kriteria IPO harus ketat

Ada beberapa ketentuan yang harus dimiliki debitur agar masuk kriteria untuk menjadi perusahaan publik. Misal, debitur berbentuk perseroan terbatas (PT) yang beroperasi lebih dari tiga tahun. Dari aspek finansial, debitur harus membukukan laba dalam setahun terakhir dan memiliki total aset minimal Rp 100 miliar. "Catatan laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir dan dalam dua tahun terakhir minimal punya opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM)," ujar Santoso.

Adapun Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya mendukung upaya para debitur untuk go public. Sebab, struktur modal yang kuat turut menjamin pelunasan kredit debitur.

Bank Mandiri juga menggandeng anak usaha PT Mandiri Sekuritas yang berperan sebagai advisor dari para debitur yang prospektif. Portofolio penyaluran kredit Bank Mandiri didominasi ke segmen korporat. Pada kuartal III-2018, hampir 44,6% dari total kredit yang disalurkan Bank Mandiri mengucur ke korporasi besar. Sementara nilai penyaluran Rp 305,2 triliun. Jumlah ini meningkat 28,72% secara year on year (yoy) dari Rp 237,1 triliun.

Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL), segmen korporasi besar menjadi yang paling rendah di Bank Mandiri. Dalam periode yang sama, kredit macet korporasi besar hanya sebesar 0,23% atau senilai Rp 720 miliar. Jumlah ini menurun dibandingkan kuartal III-2017 yang sebesar 0,40% dengan nilai Rp 940 miliar.

Adapun kredit korporasi BCA hingga kuartal III-2018 tercatat paling ciamik dibandingkan segmen kredit lainnya. BCA menyalurkan kredit korporasi Rp 199,21 triliun, naik 23,3% yoy dari kuartal III-2017 sebesar Rp 161,25 triliun

Meski begitu, otoritas harus cermat, jangan sampai IPO jadi jalan gali lubang tutup lubang sekadat untuk lunasi utang.

 

Bagikan

Berita Terbaru

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun
| Selasa, 05 November 2024 | 07:26 WIB

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun

Kebijakan hapus tagih kredit bagi petani dan nelayan menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

INDEKS BERITA

Terpopuler