Grab Holding Menimbang Pencatatan Saham Kedua di Bursa Singapura

Jumat, 16 April 2021 | 15:28 WIB
Grab Holding Menimbang Pencatatan Saham Kedua di Bursa Singapura
[ILUSTRASI. Armada ride hailing Grab Indonesia.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Grab Holdings mempertimbangkan pencatatan sekunder di bursa Singapura, demikian penuturan tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut. Raksasa layanan pengiriman barang di Asia Tenggara itu saat ini tengah menuntaskan pencatatan saham di Nasdaq melalui merger dengan special purpose acquisition vehicle (SPAC) senilai US$ 40 miliar.

Pencatatan saham di bursa Singapura memungkinkan Grab untuk memiliki basis investor yang dekat dengan basis bisnis regionalnya, demikian penuturan para sumber. Para stakeholder Grab, seperti pelanggan, pengemudi dan mitra lainnya, tentu akan lebih mudah memperdagangkan saham di Singapura dibandingkan Nasdaq.

Sumber yang menolak disebut namanya karena tidak berwenang untuk membahas, menuturkan Grab masih di tahap awal pembahasan listing sekunder di Singapura.

Rencana pencatatan kedua di Singapura itu muncul setelah Grab minggu ini menyetujui merger senilai US$ 40 miliar dengan SPAC bernama Altimeter Growth Corp.

Baca Juga: Tiga poros ini bakal bersaing sengit di ekosistem digital di Indonesia

Grab, yang dimulai sebagai bisnis ride-hailing pada tahun 2012, sekarang beroperasi di delapan negara dan lebih dari 400 kota dan telah berkembang menjadi penyedia layanan pengiriman makanan dan bahan makanan, serta pembayaran digital. Tahun lalu, ia memenangkan lisensi perbankan digital di Singapura.

Tidak jelas berapa banyak dana yang ingin diperoleh Grab melalui rencana listing sekunder, mengingat berbagai persyaratan dan jadwal pun masih dalam tahap perencanaan, tutur sumber Reuters.

Perusahaan dengan valuasi tertinggi di bursa Singapura adalah DBS Group Ltd., yang saat ini memiliki kapitalisasi pasar senilai SGD 74 miliar, atau setara USD 55,4 miliar.

Grab dan SGX menolak mengomentari rencana pencatatan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan, Grab saat ini memiliki kas yang nilainya memadai. Dan mungkin hanya mengincar perolehan dana yang nilainya kecil dari listing sekunder di Singapura. Namun demikian, listing kedua Grab tetap mendatangkan gengsi bagi bursa Singapura (SGX).

Pencatatan bernilai besar di SGX selama ini terbatas pada trust investasi real estat. Basis investor ritel yang sangat terbatas mengakibatkan SGX berjuang untuk mengangkat likuiditas dan valuasi. Situasi semacam itu menyurutkan niat perusahaan regional yang memiliki pertumbuhan tinggi untuk melakukan pencatatan di SGX.

Situasi SGX berbeda dengan bursa di Hong Kong, yang belakangan ini diuntungkan oleh ketegangan diplomatik dan politik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Di masa itu, banyak perusahaan China melakukan listing sekunder di bursa Hong Kong. Pengelola dana global juga menukar kepemilikannya di saham emiten Negeri Tembok Raksasa, dari Wall Street ke Hong Kong.

Baca Juga: Rights Issue Bumi Resources Minerals (BRMS) Sudah Terserap Hampir 100%

Di bawah Chief Executive Loh Boon Chye, SGX mengambil banyak langkah untuk meningkatkan kinerjanya selama beberapa tahun terakhir. SGX telah mengakuisisi perusahaan untuk mengubah dirinya menjadi bursa multi-aset.

Selama beberapa tahun terakhir, SGX telah mengambil berbagai langkah, termasuk merekrut sejumlah konsultan, untuk menjadikan bursa multi-aset.

Saat ini, terdapat 28 perusahaan dengan listing sekunder di SGX, termasuk IHH Healthcare Bhd Malaysia dan Top Glove Corp Bhd., dan konglomerat Hong Kong Jardine Matheson Holdings.

Tahun lalu, AMTD International menjadi perusahaan terdaftar di NYSE pertama yang terdaftar di SGX. Perusahaan juga menjadi yang pertama memanfaatkan struktur saham kelas ganda di Singapura.

Untuk Grab, sebagai bagian dari merger SPAC, mereka mengumpulkan US$ 4 miliar dari investor global termasuk BlackRock, Temasek Holdings, Fidelity International, Permodalan Nasional Bhd Malaysia dan beberapa grup keluarga terkaya di Indonesia.

Selanjutnya: Grab Beli Saham Emtek (EMTK) Investor Harus Cermati Rencana Bisnis

 

Bagikan

Berita Terbaru

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:10 WIB

Dana Bencana Tak Ganggu Bujet MBG

Tidak ada relokasi anggaran, termasuk memindahkan anggaran program makan bergizi gratis (MBG) untuk penanggulangan bencana.

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:07 WIB

UMP Naik, Upah Riil Pekerja Masih Tergerus

Kontraksi upah riil menunjukkan fondasi perekonomian di dalam negeri masih rentan, sehingga daya beli buruh masih rendah

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beratnya Penugasan di Masa Jokowi Membayangi Arah Emiten BUMN di Tahun 2026

Pasar masih trauma dengan beratnya penugasan emiten BUMN di masa Joko Widodo. Seperti proyek infrastruktur dan penugasan lain. 

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:02 WIB

ASDP Catat Pemanfaatan Kuota Ferry Masih Longgar

Tingkat pemanfaatan kuota tiket lintasan Jawa–Sumatra dan Jawa–Bali hingga Hari Natal tercatat baru mencapai sekitar 31,83%

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320
| Senin, 29 Desember 2025 | 06:58 WIB

Pelita Air Mendatangkan Lagi Airbus A320

Kspansi armada ini sejalan dengan misi perusahaan untuk memperluas akses bagi masyarakat dalam menikmati pengalaman terbang yang aman,

INDEKS BERITA

Terpopuler