Hambat Airbus Masuk RI, Mendag Sudah Bicara dengan Bos Lion Air
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Pemerintah merancang sejumlah aksi balasan atas aksi sepihak Uni Eropa yang menghambat ekspor biodiesel Indonesia.
Salah satu yang menjadi target kelas kakap adalah impor pesawat terbang yang nilainya signifikan.
"Yakni produk dari Airbus," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Rabu (21/8).
Enggartiasto mengaku sudah membicarakan opsi hambatan impor atas pesawat bikinan Prancis itu dengan salah satu pebisnis pesawat terbang di Indonesia, yakni Rusdi Kirana, bos Lion Air.
"Saya bilang ke Pak Rusdi, bagaimana dengan Airbus, dan Pak Rusdi bilang, oh itu bagus," ujarnya.
Baca Juga: Lion Air Group pesan ratusan pesawat Airbus, Uni Eropa bisa mati kutu
Selain Airbus ada juga produk lainnya yang masuk ke pasar lokal, yakni radar. "Tapi itu juga masih sekedar opsi," katanya.
Opsi balasan dengan menghambat impor Airbus diambil lantaran bea masuk susu dari Uni Eropa dampaknya kurang signifikan.
Pengenaan bea masuk produk susu dari Uni Eropa sudah dalam persiapan di Kemdag.
Baca Juga: RI: UE terkesan mencari kesalahan Indonesia terkait biodiesel
Namun, balasan ini kurang setimpal lantaran sebagian besar impor susu berasal dari Australia dan Selandia baru.
Kementerian Perdagangan (Kemdag) menegaskan sudah melayangkan surat keberatan ke World Trade Organization (WTO) atas penerapan bea masuk untuk produk biodiesel dari Indonesia ke benua biru.
Digadang dari tahun lalu
Ancaman Indonesia menghambat impor Airbus sudah digadang sejak tahun lalu.
Merujuk pemberitaan Antara (11/04/18), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Uni Eropa tidak bertindak diskriminatif.
Saat itu JK bilang, jika uni eropa menghambat produk sawit dan turunannya, Indonesia bisa membalas dengan menghentikan pembelian pesawat Airbus.
Baca Juga: Kebijakan Biodiesel Menyokong Harga CPO, Ini Rekomendasi Saham Dari Analis
Namun, hingga saat ini ancaman tersebut sekadar omongan saja.
Uni eropa sudah melangkah jauh dengan menghambat produk biodiesel Indonesia.
Namun, Airbus anyar tetap terbang di langit Nusantara.