Hapus Buku Kredit Bermasalah Bank Besar Masih Tinggi

Kamis, 31 Januari 2019 | 06:03 WIB
Hapus Buku Kredit Bermasalah Bank Besar Masih Tinggi
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mempercantik kinerja tahun 2018, perbankan ramai-ramai melakukan hapus buku (write off) kredit bermasalah. Dengan begitu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dapat ditekan.

Bank Rakyat Indonesia (BRI). misalnya, melakukan write off sepanjang tahun 2018 sebesar Rp 12 triliun. Nilai write off di 2018 tersebut naik dibandingkan write off pada tahun 2017 sekitar Rp 10 triliun.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, utang yang dapat ditagih kembali pada tahun lalu mencapai Rp 6,3 triliun. Sehingga recovery rate sebesar 51% di tahun 2018. "Kami memupuk cadangan cukup besar tahun 2018. Kami sudah menaikan hingga 200% pencadangan terhadap NPL," ujar Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo usai paparan kinerja kuartal IV-2018, Rabu (30/1).

Kendati telah melakukan write off, NPL gross BRI di pengujung tahun 2018 masih naik menjadi 2,27% dibandingkan 2017 di level 2,23%. Pada tahun 2019, BRI akan menjaga NPL di kisaran 2% hingga 2,2%. Suprajarto mengaku sektor yang terbesar penyumbang NPL adalah segmen menengah. Untuk itu tahun ini BRI akan membenahi segmen itu di daerah-daerah.

Adapun Bank BNI melakukan write off sebesar Rp 7,4 triliun sepanjang 2018. Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta bilang, kontribusi hapus buku pada beberapa sub sektor kredit seperti pertambangan, perdagangan dan pengolahan.

Meski demikian, aksi write off tahun lalu BNI lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp 8,7 triliun. Recovery rate BNI juga meningkat sebesar Rp 2,66 triliun atau 36% dari total write off pada 2018 dari tahun 2017 yang hanya mencapai 25%.

Langkah ini membuat rasio NPL BNI membaik pada 2018 sebesar 1,9% ketimbang 2017 yang sebesar 2,3%.

Sementara itu, Bank Mandiri telah melakukan hapus buku senilai Rp 12,32 triliun pada 2018, meningkat 14,24% year on year (yoy) dibandingkan 2017 yang senilai Rp 11,58 triliun.

"Hapus buku kami masih besar di 2018, namun recovery rate meningkat menjadi 38,7% atau sebesar Rp 5,12 triliun. Sementara pada 2017 recovery rate mencapai 33,3% atau senilai Rp 3,85 triliun," kata Direktur Utama Mandiri Kartika Wirjoatmodjo. Langkah itu meenjadikan NPL Bank Mandiri melandai dari 2017 di 3,46% ke 2,75% di tahun 2018.

Bagikan

Berita Terbaru

Menguak Penyebab Kenaikan Impor Bahan Baku dan Barang Modal RI Saat PMI Terkontraksi
| Minggu, 06 Juli 2025 | 09:00 WIB

Menguak Penyebab Kenaikan Impor Bahan Baku dan Barang Modal RI Saat PMI Terkontraksi

Kenaikan impor bahan baku dan barang modal saat manufaktur lesu juga ditengarai efek praktik dumping yang dilakukan China.

Safe Haven Masih Menjadi Primadona di Semester II-2025, Emas Tetap Jadi Andalan Utama
| Minggu, 06 Juli 2025 | 08:00 WIB

Safe Haven Masih Menjadi Primadona di Semester II-2025, Emas Tetap Jadi Andalan Utama

Ketidakpastian arah suku bunga acuan The Fed dan geopolitik yang masih memanas kurang mendukung aset berisiko seperti saham.

Dilema Harga Eceran Tertinggi Beras dan Daya Beli Masyarakat
| Minggu, 06 Juli 2025 | 07:15 WIB

Dilema Harga Eceran Tertinggi Beras dan Daya Beli Masyarakat

Harga beras medium dan premium saat ini jauh di atas HET. Masih perlu harga eceran tertinggi?        

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:39 WIB

Kejayaan Jati dan Bisnis Furnitur yang Terancam Babak Belur

Ancaman tarif resiprokal ke Amerika Serikat, hingga banjir produk furnitur impor, menjadi tantangan industri.

Melaba dari Usaha Minuman Matcha
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:34 WIB

Melaba dari Usaha Minuman Matcha

Belakangan, olahan matcha digemari masyarakat. Peluang ini ditangkap pelaku usaha yang menuai omzet hingga ratusan juta

PR Perlindungan Investor
| Minggu, 06 Juli 2025 | 05:31 WIB

PR Perlindungan Investor

Nyoman terkejut karena dia merasa cuma mengorder 9 lot, namun mengapa bisa berubah menjadi 16.541 lot?

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa
| Minggu, 06 Juli 2025 | 04:00 WIB

IHSG Turun 0,47% Sepekan, Intip Saham-Saham Top Gainers dan Top Losers Bursa

IHSG ditutup melemah ke 6.865,19 pada perdagangan terakhir, 4 Juli 2025 setelah melemah 0,47% dalam sepekan mulai 30 Juni 2025.

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 18:00 WIB

Akuisisi Tahap Pertama KRYA Terlaksana, Investor Asal Hongkong Lanjut Due Dilligence

Akuisisi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) oleh sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis kendaraan listrik mulai terlaksana.

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:17 WIB

Sentimen Harga Emas dan Infrastruktur Pabrik Bawa Kinerja BRMS Melonjak

Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) diprediksi semakin cemerlang hingga 2027 mendatang.

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor
| Sabtu, 05 Juli 2025 | 17:01 WIB

Sejumlah Emiten Diuntungkan Melalui Deregulasi Kebijakan Impor

Kebijakan deregulasi impor memberi ruang memperlancar rantai pasok bahan baku, komponen produksi, hingga barang konsumsi tertentu.

INDEKS BERITA

Terpopuler