Harga Berlian Belum Secantik Kilaunya

Sabtu, 20 Juli 2019 | 07:37 WIB
Harga Berlian Belum Secantik Kilaunya
[]
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga berlian di pasar internasional belum juga pulih. Tapi, kabar penutupan tambang berlian terbesar di Australia, Argyle Rio milik Rio Tinto, diperkirakan akan mendorong harga dan mengembalikan pamor berlian sebagai instrumen investasi.

Mengutip Bloomberg, hampir 90% produksi tambang Argyle Rio merupakan berlian merah muda yang terkenal di pasar berlian global. Tambang berlian Argyle yang berada 2.600 kilometer (km) timur laut ibukota Perth, rencananya bakal ditutup sebelum tahun 2020, akibat kehabisan pasokan.

RBC Capital Markets and Panmure Gordon memperkirakan, penutupan tambang tersebut bakal mengerek harga berlian. Ini bisa diharapkan mengakhiri lesunya permintaan berlian sejak 2011.

Tapi, Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jeffrey Tumewa menilai, penutupan tambang tersebut tidak akan mempengaruhi harga secara signifikan. Sebab, permintaan berlian masih rendah, sehingga tidak ada kekhawatiran pasokan akan berkurang.

Meski begitu, penutupan tambang tersebut akan menjaga harga berlian di pasar global tidak merosot. "Menurut saya, enggak akan terjadi kekurangan pasokan, karena permintaan berkurang seiring lesunya ekonomi," kata Jeffrey.

Jeffry menilai, investasi emas kini masih lebih baik ketimbang investasi berlian. Alasannya, investasi berlian memiliki risiko lebih besar karena harga beli dan harga jual berbanding cukup jauh.

Pergerakan harga berlian juga tidak sebesar emas, mengingat harga berlian hanya dikuasai market tertentu. "Jadi penutupan tambang ini cuma buat kontrol harga berlian di pasar supaya tetap bagus," kata Jeffrey.

Dia menambahkan, tren investasi berlian di Amerika dan Eropa sudah mengacu pada fancy diamond atau berlian dengan warna. Jika ingin berinvestasi berlian, ia menyarankan investor memilih berlian di atas 1 karat per butir karena nilainya lebih tinggi. Cuma, harga akan bergerak naik dalam waktu lama.

Sejauh ini, sinyal kenaikan harga berlian juga belum tampak di pasar tanah air. Industri berlian domestik kini berusaha mendorong permintaan berlian dari pasar yang lebih luas agar harga bisa lebih baik.

Melvino, President Director V&Co Jewellery, menilai, kondisi pasar berlian di Indonesia masih cukup bagus. Kondisi perekonomian yang cenderung membaik bisa mendorong tumbuhnya permintaan berlian. "Keterbatasan pasokan tentunya akan mempengaruhi harga, tapi kami sebagai peritel akan mengikuti pergerakan harga pasarnya saja. Kami ikuti kondisi pasar," ungkap Melvino, Jumat (19/7).

Mengutip PolishedPrice Diamond Overall Index, harga berlian bulan ini berada di kisaran US$ 119 per karat. Harganya cenderung turun dibanding harga Juni yang berkisar US$ 120 per karat.

Harga berlian cenderung bergerak turun dalam lima tahun terakhir. Dalam periode tersebut, harga batu berharga ini turun sekitar 20,19%. Harga berlian sempat menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir di US$ 114,3 per karat pada 15 September 2017.

Setelah itu, harga cenderung naik lagi. Namun dalam kurun waktu sekitar dua tahun hingga kemarin, harga berlian menurut indeks PolishedPrice cuma naik 4,23%.

Melvino yakin, pasar berlian di Indonesia masih cukup besar. Kalimantan juga memiliki tambang berlian, sehingga tidak ada kekhawatiran kekurangan pasokan yang melejitkan harga berlian.

Di samping itu, V&Co Jewellery juga menyiapkan berbagai strategi untuk bisa menggaet lebih banyak pasar berlian. Tak hanya untuk kelas A, tapi juga pasar kelas B plus. Peritel ini, antara lain, akan mulai menjajakan produk berlian secara online. "Wedding industry jadi salah satu akses bagi penjualan," jelas Melvino.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler