KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih terus menanjak. Prospek emiten yang memiliki lini bisnis emas pun ikut mengkilap.
Per Selasa (6/8), harga emas menyentuh US$ 1.463,70 per ons troi. Ini merupakan level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah naik 14%.
Beberapa emiten yang mengandalkan pendapatan dari emas, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan pemain baru PT United Tractors Tbk (UNTR). Selain itu, emiten perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) sudah menikmati berkah kenaikan harga emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Rekor, Investor Silakan Tetap Akumulasi
ANTM merupakan salah satu emiten yang kinerjanya bersinar karena kenaikan harga emas. Pada semester satu lalu, ANTM mendulang penjualan emas Rp 9,61 triliun. Kontribusinya 67% terhadap pendapatan ANTM yang sebesar Rp 14,43 triliun, akhir Juni lalu. Total pendapatan ANTM naik 22% year on year.
Harga emas batangan ANTM juga kian mengkilap. Kemarin (6/8), harga emas ANTM ukuran 1 gram Rp 739.000, naik Rp 15.000 dalam sehari. Sepanjang 2019, harga emas Antam sudah naik 11%. "Tentu saja ANTAM tetap berkomitmen terhadap upaya peningkatan kinerja produksi dan penjualan komoditas emas," kata Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo.
Baca Juga: Masa transisi usai, penggunaan asuransi nasional untuk ekspor batubara sudah 100%
Tahun ini, Antam menargetkan tambang Pongkor dan Cibaliung memproduksi 2.036 kilogram emas. Sedang total penjualan emas ditargetkan mencapai 32 ton. Selain emas, ANTM juga mengandalkan komoditas nikel dan bauksit.
UNTR yang baru mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan akhir 2018 mulai merasakan kontribusi bisnis emas. Berkah dari emas sangat membantu di saat bisnis intinya di batubara thermal turun. "Kami berharap, bidang usaha non-batubara dapat mengompensasi sebagian penurunan di bidang usaha lain," ujar Investor Relations UNTR Ari Setiyawan.
Sampai Juni 2019,,,
Sampai Juni 2019, penjualan emas dari Tambang Martabe 194.000 ons troi. Sedangkan pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas mencapai Rp 3,6 triliun. Kontribusinya 8% terhadap total pendapatan bersih UNTR.
MDKA juga akan menggenjot produksi seiring melejitnya harga emas. Manajemen MDKA pernah mengatakan kepada KONTAN, mereka menargetkan produksi emas 180.000 ons-200.000 ons. Angka ini lebih tinggi 7,46%-19,39% dibanding realisasi produksi 2018 sebanyak 167.506 ons.
Kenaikan harga emas juga membawa rezeki bagi HRTA. Jika harga emas naik, perusahaan peritel emas ini akan mendulang permintaan perhiasan kadar muda atau kadar rendah lebih banyak.
Baca Juga: Unit usaha syariah sudah berkontribusi 18%, Pegadaian mulai timbang spin off
Target HRTA, kinerja keuangannya bisa tumbuh 40% tahun ini. "Investasi emas akan menjadi primadona dibanding barang logam mulia lainnya," kata Sekretaris Perusahaan HRTA Ong Deny.
Di antarabeberapa emiten yang meraup berkah dari kemilau harga emas, Vice President Research Artha Sekuritas Frederick Rasali merekomendasikan saham ANTM dan MDKA, karena bisnis intinya adalah emas. Adapun ANTM dinilai lebih menarik karena price to book value (PBV)-nya sudah 1,07 kali, dan secara teknikal dapat mencapai Rp 985. Kemaren, ANTM ditutup di harga Rp 940 per saham.