Harga Energi Terus Terbang Imbas Perang, Suplai dan Musim Dingin

Jumat, 04 Maret 2022 | 04:30 WIB
Harga Energi Terus Terbang Imbas Perang, Suplai dan Musim Dingin
[]
Reporter: Aris Nurjani, Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan harga komoditas energi melambung. Harga minyak, batubara, gas alam dan CPO kompak menguat. Sepanjang tahun ini rata-rata kenaikan harga komoditas naik 85%.

Batubara jadi komoditas yang naik paling tinggi sepanjang tahun ini yakni naik 200% di US$ 400 per ton. Level ini menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi bilang, selain perang, penguatan harga batubara akibat musim dingin berkepanjangan di Asia, Asia Tengah, Eropa dan Amerika.

"Jadi awalnya musim dingin seharusnya sudah selesai pada Februari tetapi kenyataannya musim dingin sampai menjadi musim penghujan," kata Ibrahim. Belum lagi, perang Ukraina dan Rusia menyebabkan produksi tidak bisa ditambah.

Baca Juga: Eskalasi Ketegangan Rusia-Ukraina Kerek ICP Februari 2022 ke US$ 95,72 per Barel

Efeknya harga minyak ikut meningkat. Kemarin (3/3) harga minyak juga menyentuh level tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Yakni di US$  113 per barel dan naik 52% sepanjang tahun ini. Begitu pula harga gas alam naik 34,62%. Harga CPO pun naik ke level tertinggi sepanjang sejarah yakni US$ 1.612,02.

Research & Development ICDX Girta Yoga menjelaskan, sanksi ekonomi terhadap Rusia berpotensi akan menghambat pembiayaan perdagangan termasuk untuk penjualan minyak mentah dan gas alam dari Rusia ke pasar global. Terbaru sanksi datang dari Uni Eropa yang berniat mengeluarkan Rusia dari sistem perbankan SWIFT.

Rusia merupakan produsen terbesar yang mewakili sekutu OPEC dan ekspor menyumbang 8% terhadap pasokan minyak global. Yoga yakin, dalam jangka pendek harga minyak masih berpotensi melanjutkan reli bullish.

Efek sanksi Rusia

Apalagi, OPEC memberikan sinyal tetap mempertahankan kebijakan produksi dan tidak menambah lebih banyak pasokan ke pasar meskipun ada kemungkinan pengurangan pasokan dari Rusia. Sementara dalam jangka panjang, harga minyak akan dipengaruhi perkembangan konflik Ukraina vs Rusia. Dia melihat, pasar akan terus memperhatikan keputusan OPEC+ terkait kebijakan produksi. 

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono menambahkan, Inggris telah melarang kapal Rusia untuk keluar dari pelabuhan yang berpotensi mendisrupsi pengiriman gas alam dari Rusia. Menurut dia, saat ini banyak kalangan mengkhawatirkan Eropa akan mengikuti langkah serupa. 

Padahal, Rusia memasok lebih dari 40% kebutuhan gas alam Uni Eropa. "Jadi pergerakan harga gas alam bukan karena faktor fundamental, tapi karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap risiko pemberlakuan sanksi larangan ekspor ke Rusia," ujar Wahyu

Berdasarkan proyeksi Yoga, jika krisis masih bertahan dalam jangka lama, maka harga minyak akan ke US$ 120 - US$ 140 per barel. Tapi jika tidak memanas, maka harga minyak akan ke US$ 90-US$ 70.  Hitungan Wahyu, untuk harga gas alam jika masih belum ada kejelasan konflik Rusia-Ukraina berpotensi bergerak ke US$ 8-US$ 10 per mmbtu. 

Baca Juga: Naik, Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Maret 2022: Pertalite, Pertamax, Dexlite

Kalau Ibrahim memperkirakan, jika produksi minyak stagnan maka harga akan tetap bertahan di atas US$ 100. dan gas alam akan beralih ke batubara. "Kebutuhan batubara di setiap negara tinggi sekali dan pada saat terjadi perang suplai batubara ke Eropa terhambat, " tutur dia

Ibrahim memperkirakan, harga batubara akan lebih dari US$ 490 per ton dan merupakan ekstrim untuk kenaikan harga komoditas. "Kalau batubara mencapai US$ 446, selanjutnya bisa menuju ke US$ 500. Ini jadi mengerikan" ucap dia.       

Bagikan

Berita Terbaru

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang
| Jumat, 05 September 2025 | 09:20 WIB

PTPP Kembali Digugat PKPU, Kali Ini Oleh Dua Perusahaan Konstruksi di Tangerang

Kas dan setara kas PTPP turun hingga 41% YoY dari Rp 4,32 triliun di semester I-2024 menjadi Rp 2,54 triliun di semester I-2025.

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub
| Jumat, 05 September 2025 | 09:02 WIB

CEO BRI Ventures Jadi Tersangka, Terseret Kasus Dugaan Korupsi Investasi TaniHub

Penyidik Kejaksaan Agung telah menyita beberapa bukti elektronik berupa handphone dan menyita empat bidang tanah di Jabodetabek dan Bandung.

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati
| Jumat, 05 September 2025 | 08:33 WIB

Volatilitas Saham TAYS Tak Didukung Sentimen Fundamental, Investor Kudu Hati-Hati

Saham TAYS mulai bergerak naik sejak 12 Agustus 2025 ketika harganya mulai beranjak dari gocap ke Rp 52.

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%
| Jumat, 05 September 2025 | 08:16 WIB

BNBR Bakal Jadi 100% Pengendali Cimanggis Cibitung Tollways, Pendapatan Naik 25%

PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) akan membiayai akuisisi 90% saham PT Cimanggis Cibitung Tollways lewat utang.

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup
| Jumat, 05 September 2025 | 04:45 WIB

Pamor KPR Syariah Tak Redup Meski Bunga Acuan Menguncup

kebijakan bank konvensional yang masih enggan menurunkan bunga kreditnya membuat bisnis KPRsyariah belum kehilangan pamor.

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang
| Jumat, 05 September 2025 | 04:15 WIB

Aset Dapen Masih Bisa Mengembang Meski Kondisi Menantang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, industri dapen sukarela mengelola aset Rp 392,56 triliun per Juli 2025, alias meningkat 4,66%.

Likuiditas Kuat, Potensi Saham BBNI Masih Cukup Baik
| Jumat, 05 September 2025 | 04:00 WIB

Likuiditas Kuat, Potensi Saham BBNI Masih Cukup Baik

Target NIM PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang semula dipasang 4,0%–4,2%, diturunkan menjadi 3,8%.

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra
| Kamis, 04 September 2025 | 17:13 WIB

Kinerja Semester II SMBR Bakal Terkerek Kenaikan Permintaan di Pasar Sumatra

Untuk menjaga momentum, strategi utama yang ditempuh SMBR adalah melakukan efisiensi biaya melalui konsolidasi logistik bersama SIG​.

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)
| Kamis, 04 September 2025 | 12:00 WIB

Berupaya Perbaiki Kinerja, Begini Rekomendasi Saham Krakatau Steel (KRAS)

Dengan utilisasi yang lebih tinggi, efisiensi produksi diproyeksikan meningkat signifikan, sehingga mendorong kenaikan penjualan.

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury
| Kamis, 04 September 2025 | 10:03 WIB

Cadangan Devisa Bank Sentral Dunia Berbentuk Emas Cetak Rekor, Melampaui US Treasury

Hingga beberapa bulan mendatang, hampir seluruh bank sentral di dunia menyebut akan menambah cadangan emasnya.

INDEKS BERITA