ILUSTRASI. Pekerja menata tabung gas elpiji nonsubsidi di salah satu agen di Petojo, Jakarta, Selasa (28/12/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Reporter: Filemon Agung | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melonjaknya harga liquefied petroleum gas (LPG) sebagai dampak perang Rusia-Ukraina dinilai menjadi momentum untuk mendorong implementasi kompor listrik di Tanah Air.
Harga acuan elpiji (LPG) yaitu CP Aramco naik hingga mencapai US$ 775 per metrik ton pada Februari 2022 dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun 2021 yaitu
US$ 637 per ton. Jika kondisi ini berlarut, maka subsidi dalam APBN terus melonjak, begitu pula defisit neraca perdagangan kian melebar.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Hanya Rp 5.000 untuk membaca artikel ini
Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran karena Google akan mengingat metode yang sudah pernah digunakan.