Harga Komoditas Masih Tinggi, Tekanan Inflasi Mengintai hingga Akhir Tahun

Selasa, 02 Juli 2019 | 07:30 WIB
Harga Komoditas Masih Tinggi, Tekanan Inflasi Mengintai hingga Akhir Tahun
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju inflasi bulanan melandai di Juni 2019 melandai, dari titik puncaknya pada Mei 2019. Namun, sejumlah harga komoditas masih tinggi, terutama harga pangan, sehingga perlu diwaspadai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi Juni 2019 sebesar 0,55% atau 3,28% year on year (yoy). Artinya, inflasi sepanjang Januari hingga Juni 2019 mencapai 2,05%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Juni 2019 mengalami pola yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tingkat inflasi Juni tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan Juni 2018 maupun Juni 2017 yang tercatat masing-masing sebesar 0,59% dan 0,69%. "Ini terjadi karena puasa tahun ini jatuh di awal Mei, sedangkan puasa periode 2017-2018 jatuh pada pertengahan Mei," kata Suhariyanto, Senin (1/7).

Meski lebih rendah, kelompok bahan makanan mengalami inflasi dan andil inflasi tertinggi. Catatan BPS, kelompok ini mencatatkan inflasi 1,63% dan andil 0,38%, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Namun demikian, inflasi tahunan kelompok bahan makanan tercatat sebesar 4,91% yoy, jauh lebih tinggi dibanding Mei 2019 lalu yang tercatat hanya 4,14% yoy.

Suhariyanto memerinci, tingginya inflasi kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada komoditas cabai merah, ikan segar, hingga aneka sayuran seperti tomat sayur dan cabai hijau.

Kelompok makanan jadi, juga mencatatkan inflasi yang cukup tinggi sebesar 0,59% dengan andil 0,1%. Ini dipengaruhi oleh kenaikan harga pada komoditas nasi, mie, hingga rokok kretek filter.

Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mencatat deflasi 0,14%. Ini dipengaruhi oleh tarif angkutan udara yang mulai turun setelah pemerintah menurunkan tarif batas atas tiket penerbangan pada pertengahan Mei lalu.

Inflasi inti naik lagi

Tekanan inflasi Juni tahun ini, masih disebabkan oleh harga pangan bergejolak (volatile food) dengan inflasi sebesar 1,07%. Adapun harga yang diatur pemerintah (administered prices) tercatat mengalami deflasi 0,09%.

Yang menarik, inflasi inti kembali melanjutkan tren kenaikan sejak Maret lalu. BPS mencatat, inflasi inti Juni sebesar 0,38% atau 3,25% yoy. Bahkan, inflasi inti bulanan kali ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2017.

Tingginya inflasi inti kali ini, dipicu oleh kenaikan harga emas yang cukup signifikan dan terjadi di 78 kota, dari 82 kota yang dipantau BPS. Ini sejalan dengan tren kenaikan harga emas internasional.

Suhariyanto memastikan, inflasi inti saat ini masih masih berada dalam proyeksi BPS. "Inflasi inti 3,25% (yoy) itu tidak terlalu tinggi, kalau rendah malah lebih khawatir. Ini menunjukkan daya beli masyarakat masih bagus dan kami berharap inflasi inti di 3,1%–3,3%," tambahnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah bakal kembali mengendalikan harga bahan pangan untuk menekan inflasi kelompok volatile food. Jika tidak dikendalikan pemerintah, bukan tidak mungkin inflasi tahun ini bisa menembus 4%. "Semester I lalu inflasi 2,05%. Kalau tidak diturunkan bisa-bisa di atas 4%," tadas Darmin.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail memperkirakan, inflasi masih berpotensi meningkat di Juli dan Agustus nanti. Ini seiring masih meningkatnya harga bahan makanan dan makanan jadi, minuman rokok, dan tembakau. Namun ia memperkirakan, inflasi akhir tahun 2019 masih bisa di bawah 3,5% yoy.

Bagikan

Berita Terbaru

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 08:15 WIB

Intraco Penta (INTA) Siapkan Strategi Demi Cetak Laba

Rugi bersih INTA terpangkas 31,48% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp 72,49 miliar jadi Rp 49,67 miliar per September 2025.

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:48 WIB

Pemerintah Awasi Kepatuhan Wajib Pajak

Pemerintah tengah menyusun aturan berupa rancangan peraturan menteri keuangan terkait pengawasan kepatuhan wajib pajak

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:45 WIB

Asa Adhi Karya (ADHI) pada Anggaran Infrastruktur

Untuk tahun depan, ADHI memasang target agresif dengan membidik kontrak baru senilai Rp 23,8 triliun.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

INDEKS BERITA

Terpopuler