Harga Komoditas Melonjak, China Catat Pertumbuhan Impor Tertinggi dalam 10 Tahun

Senin, 07 Juni 2021 | 11:18 WIB
Harga Komoditas Melonjak, China Catat Pertumbuhan Impor Tertinggi dalam 10 Tahun
[ILUSTRASI. Tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (15/2/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Impor China pada Mei mencetak laju pertumbuhan tercepat selama 10 tahun terakhir. Data bea cukai negeri, pada Senin (7/6) menunjukkan, impor terdorong oleh lonjakan harga komoditas, sementara ekspor meleset dari ekspektasi.

Ekspor dalam nilai dolar AS tumbuh 27,9% pada bulan Mei dari tahun sebelumnya. Angka itu lebih lambat dari pertumbuhan 32,3% yang dilaporkan di bulan April dan meleset dari perkiraan analis sebesar 32,1%.

Impor pada Mei meningkat 51,1% dalam basis tahun-ke-tahun, meningkat dari kenaikan 43,1% pada April tetapi lebih lambat dari kenaikan 51,5% yang diperkirakan oleh jajak pendapat Reuters. Itu adalah pertumbuhan impor tercepat sejak Januari 2011.

Baca Juga: Ekonomi akan pulih, tapi apa kabar dengan IHSG

China mencatat surplus perdagangan sebesar $45,53 miliar untuk bulan tersebut, lebih besar dari surplus $42,86 miliar pada bulan April tetapi kurang dari $50,5 miliar yang diperkirakan oleh para analis.

Pemulihan cepat dalam permintaan pasar maju dan gangguan yang disebabkan oleh COVID-19 di negara-negara manufaktur lainnya telah memperkuat ekspor China, kata para analis.

Namun, eksportir bergulat dengan bahan baku dan biaya pengiriman yang lebih tinggi, kemacetan logistik dan penguatan yuan, yang mengurangi daya saing perdagangan. 

Harga komoditas seperti batu bara, baja, bijih besi dan tembaga telah melonjak tahun ini, didorong oleh pelonggaran penguncian pandemi di banyak negara dan likuiditas global yang cukup.

Baca Juga: Dampak relaksasi PPnBM otomotif terhadap penjualan ban akan terasa tahun 2022

Mata uang memperpanjang reli dalam beberapa pekan terakhir mendekati level tertinggi tiga tahun terhadap dolar, sementara kekuatannya belum mengurangi surplus perdagangan China, tetapi selanjutnya dapat membebani konsumen AS dengan harga yang lebih tinggi.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang melakukan tinjauan kebijakan perdagangan AS-China, menjelang berakhirnya kesepakatan tahap pertama kedua negara pada akhir 2021. Kesepakatan itu menyerukan China untuk meningkatkan pembelian barang-barang pertanian AS, produk manufaktur.

Sejak Joe Biden menjabat sebagai Presiden AS pada Januari lalu, China telah meningkatkan keterlibatan dengan kepala perdagangan dan ekonomi AS. Wakil Perdana Menteri China Liu He berbicara dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen minggu lalu, hanya beberapa hari setelah pembicaraan dengan kepala Perdagangan AS Katherine Tai.

Selanjutnya: Imbal Hasil Reksadana Pasar Uang Masih Jadi yang Terbaik

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Penjualan Sariguna Primatirta (CLEO) Naik Dua Kali Lipat di Momen Ramadan
| Rabu, 19 Maret 2025 | 06:10 WIB

Penjualan Sariguna Primatirta (CLEO) Naik Dua Kali Lipat di Momen Ramadan

Banyak kegiatan berkumpul yang dilakukan masyarakat selama bulan puasa dan Lebaran, penjualan CLEO ikut meningkat.

Pendapatan Melejit, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melesat 79,25%
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:51 WIB

Pendapatan Melejit, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melesat 79,25%

Kenaikan laba bersih SMRA ditopang meningkatnya pendapatan 59,53% secara tahunan jadi Rp 10,62 triliun pada 2024 dari Rp 6,65 triliun pada 2023

Ekonomi Gelap. Bursa Megap-Megap, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (19/3)
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:37 WIB

Ekonomi Gelap. Bursa Megap-Megap, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (19/3)

MSCI, Fitch Rating da.n Goldman Sachs menurunkan peringkat Indonesia. Lalu OECD memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,9%

BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuannya
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:19 WIB

BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuannya

Bank Indonesia (BI) diramal bakal kembali mempertahankan suku bunga atau BI rate di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2025

Naiknya CDS Berisiko Tekan Rupiah dan Kerek Utang
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:14 WIB

Naiknya CDS Berisiko Tekan Rupiah dan Kerek Utang

Credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun telah naik 4% dalam sepekan dan naik 17,71% dalam satu bulan

Perputaran Uang Diramal Turun 12,28%
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:09 WIB

Perputaran Uang Diramal Turun 12,28%

Perputaran uang selama libur Idulfitri pada tahun ini diperkirakan mencapai sebesar Rp 137,975 triliun.

 Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah pada Rabu (19/3)
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:07 WIB

Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah pada Rabu (19/3)

Terdapat dua faktor utama yang akan menentu arah pergerakan rupiah di Rabu (19/3). Yakni keputusan moneter BI dan pergerakan IHSG.

Global Memanas, Emas Kembali Cetak Rekor
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:03 WIB

Global Memanas, Emas Kembali Cetak Rekor

Polemik perang dagang negara major currency dan konflik berkelanjutan di zona Timur Tengah terus mendorong harga emas sebagai aset safe haven.​

Momentum Kenaikan Harga CPO Jadi Keuntungan Dharya Satya Nusantaran Tbk (DSNG)
| Rabu, 19 Maret 2025 | 05:00 WIB

Momentum Kenaikan Harga CPO Jadi Keuntungan Dharya Satya Nusantaran Tbk (DSNG)

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) perlu membuktikan kemampuan dalam meningkatkan pangsa pasar untuk meningkatkan kinerja

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah 5%
| Rabu, 19 Maret 2025 | 04:59 WIB

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah 5%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan tak sampai 5% pada tahun ini akibat faktor global dan domestik

INDEKS BERITA

Terpopuler