KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, penjualan sepeda motor nasional di pasar domestik mencapai 6,38 juta unit atau tumbuh 8,32% year on year (yoy). Namun pada tahun ini kemungkinan penjualan sepeda motor stagnan.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengatakan, ada sejumlah tantangan bagi penjualan sepeda motor pada tahun 2019. Dua di antaranya adalah harga komoditas yang mulai menurun dan suku bunga kredit yang mendaki.
Sementara pada tahun lalu, tren kenaikan harga komoditas menjadi daya ungkit penjualan sepeda motor nasional. Terutama, untuk pasar di luar Jawa.
Mengintip data Bloomberg, harga komoditas seperti batubara memang mulai menurun. Harga kontrak batubara di pasar Newcastle untuk pengiriman April 2019, bertengger di harga US$ 96,45 per metrik ton pada Jumat (11/1). Padahal sepanjang semester kedua tahun lalu harga komoditas energi tersebut hampir selalu menyentuh angka US$ 100 per metrik ton.
PT Astra Honda Motor (AHM) juga memberikan proyeksi serupa AISI. Mereka menargetkan penjualan sepeda motor Honda sepanjang tahun 2019 kurang lebih akan sama dengan tahun lalu. Sepanjang 2018, volume penjualan sepeda motor Honda di pasar domestik mencapai 4,76 juta unit.
Asal tahu, dominasi Honda di pasar sepeda motor Tanah Air belum terpatahkan. Dalam dua tahun terakhir saja, merek sepeda motor asal Jepang tersebut menguasai lebih dari 70% pangsa pasar kendaraan roda dua di dalam negeri (lihat tabel).
Selain pasar domestik, Astra Honda menggarap pasar ekspor. Tahun lalu mereka mengekspor 574.555 unit sepeda motor atau tumbuh 46,40% yoy. Mayoritas produk ekspor mereka meliputi Sonic 150R, Revo X, Beat ESP dan CBR 150 R.
Namun di tengah proyeksi penjualan stagnan pada tahun ini, Astra Honda Motor masih berharap ada sedikit stimulus positif. Agen pemegang merek (APM) itu berharap implementasi aturan down payment (DP) alias uang muka 0% untuk kendaraan bermotor bisa melecut penjualan.
Aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tersebut bisa menjadi peluang bagi konsumen yang tidak mampu membeli kendaraan secara tunai. "Ini bisa menjadi awal yang positif bagi konsumen kami yang ingin memiliki alat berkendara praktis namun baru mampu membelinya secara kredit," ujar Ignatius Didi Kwok, General Manager Sales PT Astra Honda Motor (AHM) saat dihubungi KONTAN, Minggu (13/1).
Demi memanfaatkan beleid anyar tadi, Astra Honda Motor bakal berkoordinasi dengan pelaku bisnis pembiayaan. APM tersebut berharap penerapan aturan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian demi menjaga rasio kredit yang sehat.