Harga Minyak Melandai, Obligasi Aramco Diprediksi Menawarkan Imbal Hasil Lebih Besar

Selasa, 17 November 2020 | 16:26 WIB
Harga Minyak Melandai, Obligasi Aramco Diprediksi Menawarkan Imbal Hasil Lebih Besar
[ILUSTRASI. Kantor pusat Saudi Basic Industries Corp (SABIC) di Riyadh, Arab Saudi. 19 April 2016. REUTERS/Faisal Al Nasser/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Saudi Aramco menggulirkan proses penawaran obligasi dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Dengan menggelar penjualan obligasi dalam lima tahap, produsen minyak mentah terbesar di dunia itu bermaksud mengamankan kebutuhan likuiditasnya di masa harga emas hitam melandai.

Aramco menambah panjang daftar emiten dari Kawasan Teluk yang menggali dana di pasar uang global, untuk mengimbangi dampak buruk dari pandemi Covid 19. Nilai surat utang yang diterbitkan oleh emiten dari kawasan itu, di tahun ini telah melampaui US$ 100 miliar.

Baca Juga: Biarpun Laba Kuartal III Turun 44,6%, Saudi Aramco Tetap Akan Membagikan Dividen

Aramco membutuhkan uang untuk membayar dividen sebesar US$ 37,5 miliar untuk paruh kedua tahun 2020 serta melunasi cicilan utang yang digunakan saat membeli 70% saham Saudi Basic Industries (SABIC) senilai US$ 69,1 miliar.

Di awal tahun ini, Aramco mendapat pinjaman senilai US$ 10 miliar untuk pembelian saham SABIC. Utang itu akan dibayar dengan mencicil hingga 2028.

Aramco menetapkan harga indikatif awal sekitar 140 basis poin di atas US Treasury (UST) untuk obligasi berjangka tiga tahun. Untuk surat utang dengan tenor lima tahun, sekitar 155 bps di atas UST. Lalu, sekitar 175 bps di atas UST untuk surat utang berjangka 10 tahun. Dan sekitar 205 bps serta 230 bps di atas UST, masing-masing untuk obligasi berjangka waktu 30 tahun dan 50 tahun.

Baca Juga: Peringatan otoritas China terhadap Jack Ma terkait ekspansi bisnis Ant Group

Tidak ada keterangan awal tentang kisaran nilai obligasi yang akan diterbitkan. Namun pasar memperkirakan Aramco akan menerbitkan obligasi bernilai besar, mengingat perusahaan itu mengumpulkan US$ 12 miliar dalam kiprah perdananya di pasar utang, tahun lalu.

"Penerbit seperti ini biasanya bernilai di atas $ 1,5 miliar atau sekitar itu," kata seorang bankir yang terlibat dalam proses penawaran utang.

Obligasi pertama yang diterbitkan Aramco menawarkan imbal hasil yang tidak jauh berbeda dengan kurva imbal hasil sovereign Arab Saudi. Namun untuk obligasi keduanya, seorang sumber memperkirakan, Aramco akan menawarkan imbal hasil lebih tinggi sekitar 10 bps. Perkiraan ini merujuk ke profil risiko Aramco di mata investor di saat harga minyak mentah melandai.

Aramco menunjuk Citi, Goldman Sachs, HSBC, JPMorgan, Morgan Stanley dan NCB Capital sebagai book runner aktif, menurut sebuah dokumen yang diterbitkan oleh salah satu bank dalam kesepakatan itu.

Bank lain yang terlibat dalam penawaran obligasi Aramco termasuk BNP Paribas, BOC International, BofA Securities, Credit Agricole, First Abu Dhabi Bank, Mizuho, ​​MUFG, SMBC Nikko dan Societe Generale.

Selanjutnya: Harga CPO Mencetak Rekor Tertinggi Delapan Tahun Terakhir, Ada Tantangan Mengadang

 

Bagikan

Berita Terbaru

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:04 WIB

Prospek Bisnis Pembiayaan Masih Alot

OJK catat piutang multifinance melambat di Sep 2025. Industri siapkan strategi hadapi tantangan 2026, termasuk kredit kendaraan & paylater.

INDEKS BERITA

Terpopuler