Harga Minyak Pulih, Moody’s Prediksi Penerbitan Sukuk Global Tidak Tumbuh

Rabu, 08 September 2021 | 08:45 WIB
Harga Minyak Pulih, Moody’s Prediksi Penerbitan Sukuk Global Tidak Tumbuh
[ILUSTRASI. Aktivitas di Permata Bank Global Market Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/07/2018.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Setelah meningkat tinggi selama lima tahun berturut-turut, nilai penerbitan sukuk global di tahun ini cenderung mendatar, bahkan sedikit lebih rendah. Harga minyak mentah yang meningkat telah memangkas kebutuhan pendanaan negara-negara di Teluk yang kaya minyak, demikian pernyataan lembaga pemeringkat Moody's, Selasa (7/9).

Ekspektasi semacam itu muncul kendati nilai penerbitan meningkat 3% sepanjang paruh pertama tahun ini menjadi US$ 102 miliar, atau setara Rp 1.453,8 triliun didorong oleh penjualan dari Malaysia dan Indonesia. Volume penerbitan sukuk di Asia Tenggara, yang mencapai lebih dari setengah total penerbitan di semester pertama, meningkat 22% sementara di Teluk turun 19%.

"Pengurangan penerbitan dari pemerintah negara-negara Teluk, sebagian diimbangi oleh aktivitas yang lebih kuat di sektor korporasi," kata Moody's.

Baca Juga: Kokoh di tengah pandemi, pasar saham dinilai masih menarik

Moody's melihat total penerbitan sukuk tahun ini antara US$ 190 miliar dan US$ 200 miliar dari rekor US$ 205 miliar tahun lalu, karena berlanjutnya kebutuhan pembiayaan besar di Malaysia dan Indonesia akan mendorong penerbitan yang kuat dari kawasan itu.

Penerbitan juga akan dibantu oleh pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, likuiditas yang lebih baik di pasar utang dan permintaan investor yang kuat, yang telah lama melampaui pasokan sukuk.

Perekonomian Teluk yang sangat bergantung pada hidrokarbon terpukul oleh kejutan ganda dari jatuhnya harga minyak bersejarah tahun lalu dan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ini penyebab tingginya penawaran pada lelang sukuk negara Selasa (7/9)  

Namun, minyak mentah jenis Brent sekarang diperdagangkan di sekitar US$ 72 per barel, kira-kira dua kali lipat terendah yang dicapai pada Maret tahun lalu, sementara aktivitas di sektor non-minyak di Teluk juga mulai pulih.

Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa adopsi oleh Uni Emirat Arab dari standar kepatuhan syariah tertentu telah memperlambat penerbitan sukuk dari Teluk.

Moody's mengatakan penerbitan di UEA dan Bahrain turun 65% menjadi US$ 4 miliar di semester pertama.

Pasar sukuk diperkirakan akan melanjutkan lintasan pertumbuhannya dalam jangka panjang, kata Moody's. Volume akan ditopang oleh percepatan penerbitan instrumen seperti sukuk hijau, penetrasi rendah dan emiten baru. Tahun ini, raksasa minyak Arab Saudi Aramco dan Maladewa memulai debutnya di pasar.

Selanjutnya: Pajak Jasa Pendidikan Baru Dipungut Setelah Pandemi

 

Bagikan

Berita Terbaru

Net Buy Asing 3 Hari Beruntun Saat IHSG Kembali ke 7.100, Jumat (16/5)
| Jumat, 16 Mei 2025 | 21:55 WIB

Net Buy Asing 3 Hari Beruntun Saat IHSG Kembali ke 7.100, Jumat (16/5)

Jumat (16/5), IHSG melonjak 0,94% atau 66,36 poin ke 7.106,53 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya
| Jumat, 16 Mei 2025 | 17:02 WIB

Perbandingan IHSG vs Indeks-Indeks Saham ASEAN Saat Tembus 7000 dan Proyeksinya

Pertumbuhan IHSG pada perdagangan 15 Mei 2025 ditopang oleh aksi beli bersih (net buy)  investor asing sebesar Rp 1,68 triliun.

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM
| Jumat, 16 Mei 2025 | 16:00 WIB

Konsisten Potek Keuntungan, Pemegang Saham Bersiap Menadah Dividen TLKM

CGS International memprediksi dividend yield PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan berada di 6,84% pada 2025 dan 7,13% di 2026.

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:46 WIB

Ini Gambaran Jumlah Jemaah Haji Berdasarkan Provinsi

Secara keseluruhan, sebanyak 221.000 orang jemaah haji akan diberangkatkan di tahun ini dari seluruh embarkasi Indonesia.

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif  Agar Ekonomi Bergulir
| Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB

Pemerintah Diminta Menggelontorkan Lagi Insentif Agar Ekonomi Bergulir

Insentif yang diharapkan terutama yang bisa mengungkit konsumsi rumahtangga dan membuat dunia usaha bergeliat lagi.​

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:47 WIB

Kepemilikan Asing di SBN Naik, BI Masih Jadi Kreditur Terbesar Pemerintah

Kepemilikan SBN oleh investor asing kembali mencapai Rp 906,96 triliun yang merupakan level tertinggi sejak 2021.

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025
| Jumat, 16 Mei 2025 | 14:00 WIB

Dua Anak Usaha BUMN Karya Digugat PKPU di Dua Pekan Pertama Mei 2025

Selain PT PP Urban, gugatan PKPU juga menghampiri PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun
| Jumat, 16 Mei 2025 | 13:00 WIB

Hingga Akhir Maret 2025, APBN Sudah Mencetak Defisit Sebesar Rp 104 Triliun

Jika penerimaan masih seret, sementara pemerintah tak melakukan penghematan pengeluaran yang masif, defisit APBN 2025 berpotensi lebih dari 3%.

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut
| Jumat, 16 Mei 2025 | 12:00 WIB

Pertumbuhan Paylater atau BNPL yang Melambat, Diproyeksikan Bakal Berlanjut

Penurunan paylater mencerminkan sikap kehati-hatian baik dari sisi penawaran (bank dan perusahaan pembiayaan) maupun permintaan.

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC
| Jumat, 16 Mei 2025 | 11:03 WIB

RUPSLB Hari Ini, Gelael Pratama dan Anthoni Salim Bakal Tambah Modal KFC

PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) bakal menerbitkan 533.333.334 saham baru melalui skema private placement.

INDEKS BERITA

Terpopuler