I Gusti Ngurah Putra, Presdir Waskita Karya: Bangun, Selesai, Terus Jual

Senin, 15 Juli 2019 | 06:38 WIB
I Gusti Ngurah Putra, Presdir Waskita Karya:  Bangun, Selesai, Terus Jual
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Hasbi Maulana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selasa, 9 Juli 2019 lalu, forum CEO Talks Kompas100 menghadirkan I Gusti Ngurah Putra, Presdir PT Waskita Karya Tbk. Dalam kesempatan itu, Putra membeberkan banyak hal tentang jeroan Waskita. Dari filosofi logo sampai cara manajemen perusahaan ini menangani pekerja milenial.

CEO Talks Kompas100 adalah acara diskusi unik KG Media (Kompas, Kompas.com, KompasTV, Kontan, dan Radio Sonora) dengan para pucuk pimpinan perusahaan publik yang menjadi konstituen indeks Kompas100. Dalam acara yang berlangsung santai itu seorang CEO atau dirut emiten yang menjadi tamu membeberkan banyak hal tentu perusahaannya kepada para jurnalis dari grup KG Media.

Berikut ini rangkuman penuturan I Gusti Ngurah Putra, Presdir PT Waskita Karya Tbk, kami salin untuk Anda:

Dulu Waskita Karya memakai brand WK. Ini sering membingungkan, karena mirip Wika. Sejak 2005, kami menggunakan brand Waskita, seperti di logo kami. Logo itu memiliki filosofi tersendiri. Tanda centang, bukan simbol cangkul, tapi simbol bahwa kami selalu bekerja keras dan pekerjaan kami pasti diselesaikan.

Tulisan Waskita dibuat miring ke kanan, artinya, Waskita akan selalu tumbuh. Ada lingkaran di sekitar kata Waskita, artinya kami selalu bekerja dalam tatanan. Ini yang jadi filosofi Waskita dalam menerapkan visi misi.

Baca Juga: Divestasi ruas tolnya, Waskita Karya (WSKT) tengah jajaki calon investor

Di Waskita, semua karyawan harus memahami visi dan misi perusahaan. Visi itu bisa dicapai jika perusahaan memiliki karyawan yang mengerti cita-cita perusahaan. Visi dilaksanakan short term melalui misi. Maka, kami melakukan campaign ke karyawan agar bisa memahami dan bisa melaksanakan visi yang disepakati.

Kalau tak paham, mereka tak tahu mimpi Waskita, yaitu jadi perusahaan terintegrasi berskala global, baik d konstruksi maupun investasi. Waskita bekerja dengan beberapa prinsip.

Pertama, integrity: utamakan integritas, jujur, adil dan berdedikasi. Kedua, profesional. Orang profesional itu bekerja dengan perencanaan, dikerjakan, lalu dicek. Ketiga, teamwork. Tidak ada pencapaian pribadi, tapi pencapaian semua. Termasuk pencapaian shareholder yang membantu proses produksi, seperti supplier, kreditur dan sebagainya.

Dengan teamwork, karyawan diminta berpikiran terbuka dan berbicara terbuka. Kalau ada ancaman bagi perusahaan, karyawan diharap berbicara. Begitu juga kalau ada peluang, karyawan diharap berbicara. Sehingga output yang dihasilkan memberikan value.

Generasi sudah berganti, masuk ke generasi milenial. Kami memfasilitasi milenial. Ada coworking space, ada ruang gym. Kami bekerja keras membuat anak-anak milenial kerasan. Untungnya, disrupsi di konstruksi tak besar.

Logo CEO Talks Kompas100

Kalau di perusahaan konstruksi turn over tinggi, itu bisa jadi karena perusahaan konstruksi membutuhkan karyawan dengan pengalaman terbukti. Bikin jembatan dan mengangkat balok, itu tak bisa mengandalkan gadget, harus ada pengalaman.

Ada kesan bekerja di perusahaan konstruksi BUMN itu old fashion karena kerjaannya ngecor beton, masang besi. Biar tak old fashion, saya selalu memberi kesempatan terutama ke karyawan muda untuk mengungkapkan dan mempresentasikan jika punya ide bagus. Kalau bagus, saya akan segera memutuskan untuk dilaksanakan.

Empat tahun belakangan, Waskita tumbuh dengan pengambilalihan tol. Contoh Becakayu. Tol itu sudah dari 1998, tak ada yang menginisiasi. Direksi lama ambil alih, ternyata memberi value baik bagi perusahaan maupun masyarakat. Pun jalan tol lain, termasuk ruas di Trans Jawa. Banyak jalan tol yang lama, tapi tak rampung.

Baca Juga: Simak profil jalan tol Waskita Karya (WSKT) yang akan didivestasi tahun ini

Contoh Bocimi (Bogor–Ciawi–Sukabumi) itu sudah 17–18 tahun usianya. Tadinya itu digarap swasta, tapi tak jalan. BUMN ambil alih.

Opini BUMN manja dan hanya menunggu proyek pemerintah salah. Arahan pemerintah jelas jangan memiliki. Bangun, selesai, terus jual, sama seperti membangun apartemen dan kantor.

Strategi ini memberi efek multiplier bagus. Semua diuntungkan. Pemasok dapat gain, kontraktor dapat gain, dari proyek brown jadi proyek green ada gain lagi. Gain ini akan dikembalikan ke masyarakat melalui dividen, pajak untuk membangun negara ini lagi.

Bagikan

Berita Terbaru

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 09:13 WIB

Meski Tengah Downtrend, TLKM Dinilai Punya Fondasi Kinerja Lebih Sehat di 2026

Saham TLKM tertekan jelang tutup tahun, namun analis melihat harapan dari FMC dan disiplin biaya untuk kinerja positif di 2026.

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:43 WIB

Kepala BMKG: Perubahan Iklim Sudah Berada di Tingkat Kritis

Simak wawancara KONTAN dengan Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani soal siklon tropis yang kerap terjadi di Indonesia dan perubahan iklim.

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:19 WIB

Emiten Berburu Dana Lewat Rights Issue

Menjelang tutup tahun 2025, sejumlah emiten gencar mencari pendanaan lewat rights issue. Pada 2026, aksi rights issue diperkirakan semakin ramai.

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:11 WIB

Strategi Rotasi Saham Blue Chip Saat Transaksi Mulai Sepi

Menjelang libur akhir tahun 2025, transaksi perdagangan saham di BEI diproyeksi cenderung sepi. Volatilitas IHSG pun diperkirakan akan rendah. 

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic
| Senin, 22 Desember 2025 | 08:05 WIB

Saham MORA Meroket Ribuan Persen, Ini Risiko & Peluang Pasca Merger dengan MyRepublic

Bagi yang tidak setuju merger, MORA menyediakan mekanisme pembelian kembali (buyback) dengan harga Rp 432 per saham.

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:58 WIB

Tekanan Restitusi Pajak Bisa Berlanjut di 2026

Restitusi pajak yang tinggi, menekan penerimaan negara pada awal tahun mendatang.                          

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:53 WIB

Omzet UKM Tertekan, Daya Beli Jadi Beban

Mandiri Business Survey 2025 ungkap mayoritas UKM alami omzet stagnan atau memburuk. Tantangan persaingan dan daya beli jadi penyebab. 

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:43 WIB

APBD Tersendat, Dana Daerah Mengendap

Pola serapan belanja daerah yang tertahan mencerminkan lemahnya tatakelola fiskal daerah.                          

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:41 WIB

Saham UNTR Diprediksi bisa Capai Rp 32.000 tapi Disertai Lampu Kuning Akibat Batubara

Target penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) untuk tahun fiskal 2026 dipatok di angka 4.300 unit.

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan
| Senin, 22 Desember 2025 | 07:32 WIB

Angkutan Barang Terganggu Pembatasan

kendaraan dengan trailer atau gandengan, serta angkutan yang membawa hasil galian, tambang, dan bahan bangunan.

INDEKS BERITA