IHSG Hari Ini Berpotensi Melanjutkan Penguatan Namun Rawan Aksi Ambil Untung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali naik 1,61% ke posisi 4.716,18 pada perdagangan, Kamis (28/5). Ini artinya, IHSG sudah menguat tiga hari berturut-turut.
Kemarin, ada 739.453 kali transaksi yang melibatkan 9,68 miliar saham senilai Rp 12,03 triliun. Di tengah kenaikan IHSG, investor asing juga mencatatkan nilai beli bersih (net buy) Rp 436,77 miliar di seluruh pasar.
Baca Juga: Bank Swasta Seperti BCA (BBCA) Akan Merasakan Dampak Corona di Kuartal Kedua
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, penguatan IHSG kemarin terdorong oleh optimisme investor terhadap pembukaan ekonomi kembali secara bertahap. Pelaku pasar berharap, pembukaan kegiatan bisnis seperti sedia kala dapat mendorong pemulihan ekonomi.
Melihat sentimen ini masih bakal berlanjut, dia memprediksi, IHSG kembali menguat pada Jumat (29/5). Rentang pergerakan IHSG, di support 4.620 dan resistance di level 4.805.
Baca Juga: Lo Kheng Hong Punya Reksadana Sinarmas yang Dibekukan OJK, Ini Alasan dan Tujuannya
"Saham-saham big cap dari sektor perbankan masih berpeluang untuk kembali naik dan menjadi penopang IHSG," kata Mino saat dihubungi, Kamis (28/5).
Meskipun begitu, dia juga melihat adanya sentimen negatif yang berasal dari luar Indonesia. "Sentimen negatif yang dapat menyelimuti pasar saham adalah potensi memanasnya hubungan politik antara Amerika Serikat dan China terkait dengan RUU Keamanan Nasional Hong Kong," ucap dia.
IHSG diwarnai profit taking
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, IHSG akan bergerak turun dengan level support di 4.500 dan resistance 4.750. Menurut dia, IHSG pada IHSG akan diwarnai aksi ambil keuntungan.
"Aksi profit taking tersebut berpotensi menekan IHSG kembali menguji pivot level pada kisaran 4.560-4.650," kata Valdy, kemarin.
Baca Juga: PT Bibit Tumbuh Bersama meminta maaf kepada Sinarmas AM
Dari eksternal, dia juga sepakat, para pelaku pasar khawatir, tensi geopolitik antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas dapat menghambat proses negosiasi dagang kedua negara tersebut.
Sementara itu, dari dalam negeri, investor masih mengantisipasi rencana penerapan "the new normal" di tengah Covid-19 yang masih mewabah serta data inflasi Mei 2020 yang dijadwalkan rilis awal pekan depan.
Baca Juga: Jadi Kuasa Hukum Sinarmas Asset Management, Hotman Paris Layangkan Somasi Terbuka
Oleh sebab itu, ia menyarankan investor untuk waspada terhadap adanya potensi profit taking pada saham-saham yang mencatatkan penguatan signifikan pada perdagangan Kamis (28/5). Di sisi lain, ia melihat adanya peluang speculative buy pada sejumlah saham defensif.
Senada, Analis Artha Sekuritas Dennies C. Jordan melihat ada peluang IHSG melemah hari ini. Secara teknikalm], dia melihat, potensi penguatan indeks mulai terbatas. "Sejauh ini masih ada risiko terhadap perekonomian akibat dari covid-19 dan masih minim sentimen dari dalam negeri," kata dia.