Lo Kheng Hong Punya Reksadana Sinarmas yang Dibekukan OJK, Ini Alasan dan Tujuannya

Rabu, 27 Mei 2020 | 15:43 WIB
Lo Kheng Hong Punya Reksadana Sinarmas yang Dibekukan OJK, Ini Alasan dan Tujuannya
[ILUSTRASI. Lo Kheng Hong tidak melakukan penarikan dana reksadana Sinarmas meski dibekukan oleh OJK.]
Reporter: Herry Prasetyo | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lo Kheng Hong, investor kawakan yang kerap dijuluki Warren Buffett Indonesia, ternyata menempatkan sebagian portofolionya di produk reksadana.

Yang menarik lagi, Lo Kheng Hong ternyata menempatkan dananya di reksadana besutan PT Sinarmas Asset Management yang kini tengah dibekukan sementara oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Padahal, Lo Kheng Hong selama ini dikenal sebagai investor yang hanya menempatkan dananya di instrumen investasi saham.

Baca Juga: OJK Bekukan Tujuh Reksadana Sinarmas Asset Management

Lalu, apa alasan Lo Kheng Hong menempatkan dananya di produk reksadana Sinarmas?

Menurut Lo Kheng Hong, penempatan dana di produk reksadana Sinarmas hanya sementara sebelum dana tersebut digunakan untuk membeli saham.

"Uang yang belum dibelikan saham ditempatkan di reksadana Sinarmas," ujar Lo Kheng Hong.

Baca Juga: Tujuh Reksadana Dibekukan OJK, Sinarmas Asset Management Bertanggung Jawab

Lo Kheng Hong akan terus menempatkan dananya di reksadana Sinarmas tersebut hingga menemukan saham perusahaan yang bagus dan murah.

Setelah menemukannya, "Saya baru habiskan semua uang di reksadana untuk saya belanjakan saham," kata Lo Kheng Hong.

Karena hanya untuk sementara, Lo Kheng Hong tidak memilih reksadana saham. Ia menaruh dananya di reksadana pendapatan tetap.

Baca Juga: Jadi Kuasa Hukum Sinarmas Asset Management, Hotman Paris Layangkan Somasi Terbuka

Alasan Lo Kheng Hong, imbal hasil reksadana pendapatan tetap sedikit lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang. Namun, ia bisa tetap menarik dananya setiap saat saat ingin membeli saham.

Meski ada banyak manajer investasi yang memiliki produk reksadana pendapatan tetap, Lo Kheng Hong hanya memiliki produk reksadana besutan Sinarmas. Bahkan, ia menempatkan dana cukup banyak di reksadana Sinarmas. Apa alasannya?

Lo Kheng Hong pilih Danamas Stabil

Lo Kheng Hong bilang, Sinarmas merupakan konglomerat yang keuangannya sangat kuat. Sinarmas juga merupakan kelompok perusahaan terkaya nomor dua di Indonesia.

Itu sebabnya, Lo Kheng Hong percaya diri dengan menempatkan dananya di reksadana Sinarmas.

Bahkan, Lo Kheng Hong mengaku, dana yang ia tempatkan di reksadana Sinarmas terbilang cukup besar. Sayang, Lo Kheng Hong enggan membisikkan nilai pastinya.

Baca Juga: Reksadana Dibekukan, Sinarmas Asset Management Kelola Dana Rp 32 Triliun

Yang jelas, Lo Kheng Hong sudah tiga tahun ini memiliki produk reksadana Sinarmas.

Reksdana pendapatan tetap besutan Sinarmas yang Lo Kheng Hong pilik adalah Danamas Stabil. Reksadana ini dipilih karena memiliki kinerja yang relatif stabil dibandingkan produk reksadana penapatan tetap lainnya.

Kinerja Danamas Stabil terhitung moncer dibandingkan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap.

Baca Juga: Asyik Jalan-Jalan di Saat IHSG Ambrol, Ini Pesan Lo Kheng Hong untuk Investor Saham

Berdasarkan fund fact sheet, dalam setahun terakhir hingga 30 April 2020, Danamas Stabil mencetak return sebesar 7,22%.

Sementara kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta Fixed Income Fund Index pada periode yang sama hanya tumbuh 3,99%.

Danamas Stabil merupakan salah satu daru tujuh produk reksadana Sinarmas yang kemarin dibekukan oleh OJK.

Baca Juga: Enggak Kerja, Lo Kheng Hong Terima Uang Rp 16,5 Miliar dari Petrosea (PTRO)

Meski begitu, Lo Kheng Hong tak berniat melakukan pencairan dana reksadana Danamas Stabil.

Alasannya, lagi-lagi karena Lo Kheng Hong percaya dengan Sinarmas.  "Saya punya uang cukup banyak di Reksadana Sinarmas. Saya tidak tarik karena saya percaya kepada Sinarmas," ujar Lo Kheng Hong.

Seperti diketaui, OJK membekukan atau menghentikan sementara aktivitas tujuh reksadana yang dikelola Sinarmas Asset Management, Ketujuh produk yang dibekukan antara lain Danamas Pasti, Danamas Stabil, Danamas Rupiah dan Danamas Rupiah Plus. Selain itu ada juga reksadana Simas Saham Unggulan, Simas Syariah Unggulan dan Simas Syariah Berkembang.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan
| Kamis, 04 Desember 2025 | 12:57 WIB

Harga Saham Aneka Tambang (ANTM) Melemah, Asing Asyik Akumulasi Termasuk JPMorgan

Jika harga ANTM ditarik hingga tiga bulan terakhir maka sudah ada penurunan sebesar 16,38%. Selain itu, ada juga ekspektasi penurunan suku bunga.

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 10:27 WIB

Archi Indonesia (ARCI) Siap Menyebar Dividen Interim Hampir Setengah Triliun

Di periode ini, ARCI membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk US$ 70,47 juta.

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:46 WIB

Ada Ruang Bagi BI Pangkas Bunga 0,5%

Inflasi yang masih rendah membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia ke depan      

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:43 WIB

BEI Pastikan Pesanan IPO RLCO Sesuai dengan Jadwal

BEI memastikan, pesanan IPO RLCO masih sesuai jadwal prospektus, yaitu 4 Desember 2025 pukul 12:00 WIB.

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:39 WIB

Kinerja Emiten Grup Sinar Mas Masih Belum Bernas

Kinerja sejumlah emiten Grup Sinar Mas jeblok di sembilan bulan 2025. Tapi, pergerakan saham emiten lebih kinclong ketimbang kinerja keuangannya.​

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:38 WIB

Strategi APEX Menghadapi Tantangan Industri di Migas Lewat Efisiensi dan Teknologi

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) memproyeksikan pendapatan pada 2026 bakal lebih baik dari tahun ini.

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:27 WIB

Harga Pelaksanaan Turun, Penyerapan Saham Rights Issue PANI Bisa Tinggi

Langkah PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) merevisi jadwal dan harga pelaksanaan rights issue menuai respons positif dari pelaku pasar saham.

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19 WIB

IHSG Bisa Mendaki Tinggi di Tahun Kuda Api

JP Morgan Sekuritas memproyeksi level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa tembus 10.000 pada 2026

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi
| Kamis, 04 Desember 2025 | 08:06 WIB

Investasi Belum Bisa Jadi Tumpuan Ekonomi

Realisasi investasi melambat, bahkan realisasi FDI terkontraksi dan terendah sejak pandemi          

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun
| Kamis, 04 Desember 2025 | 07:30 WIB

Daya Intiguna Yasa (MDIY) Genjot Penjualan di Akhir Tahun

Perluasan jumlah toko juga dilakukan untuk memperkuat posisi pihaknya sebagai pemimpin di pasar ritel perlengkapan rumah tangga di Tanah Air

INDEKS BERITA

Terpopuler