IMF Peringatkan Perang di Ukraina Akan Membawa Dampak yang Buruk bagi Ekonomi Global

Minggu, 06 Maret 2022 | 08:00 WIB
IMF Peringatkan Perang di Ukraina Akan Membawa Dampak yang Buruk bagi Ekonomi Global
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dana Moneter Internasional (IMF) pada Sabtu (5/3) mengatakan pembahasan tentang pembiayaan darurat untuk Ukraina senilai $1,4 miliar akan dilakukan di tingkat dewan pengurus, paling cepat minggu depan. IMF juga dalam pembicaraan tentang opsi pendanaan dengan pihak berwenang di negara tetangga Ukraina, yaitu Moldova.

Dalam pernyataan tertulis, IMF mengatakan perang di Ukraina telah mendorong naik harga energi dan biji-bijian. Serangan Rusia juga mengakibatkan lebih dari sejuta warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga. Akibat invasi tersebut, Rusia menuai serangkaian sanksi ekonomi dari negara-negara barat.

"Meski situasinya sangat fluktuatif dan prospeknya masih sangat tidak pasti, namun konsekuensi ekonominya sudah sangat serius," kata IMF dalam sebuah pernyataan setelah rapat dewan yang dipimpin oleh Direktur Pelaksana Kristalina Georgieva.

 Baca Juga: Food Prices Jump 20.7% yr/yr to Hit Record High in Feb, U.N. Agency Says

"Perang yang sedang berlangsung dan sanksi terkait juga akan berdampak parah pada ekonomi global," demikian peringatan IMF. Lembaga pinjaman dunia itu mencatat bahwa krisis menciptakan kejutan yang merugikan terhadap inflasi dan kegiatan ekonomi pada saat tekanan harga sudah tinggi.

IMF memperkirakan guncangan harga akan terasa di seluruh dunia. Karena itu, IMF menyarankan pihak berwenang harus memberikan dukungan fiskal untuk rumah tangga miskin yang sebagian besar penghasilannya tersedot hanya untuk belanja makanan dan bahan bakar. IMF menambahkan bahwa kerusakan ekonomi akan meningkat jika perang semakin memanas.

Sanksi menyapu yang dikenakan pada Rusia oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan lainnya juga akan memiliki "dampak substansial terhadap ekonomi global dan pasar keuangan, dengan limpahan yang signifikan ke negara lain."

Selain korban jiwa, Ukraina mengalami kerusakan ekonomi yang substansial, dengan pelabuhan laut dan bandara ditutup dan rusak, dan banyak jalan dan jembatan rusak atau hancur.

 Baca Juga: Kurangi Ketergantungan pada Rusia, Jerman Gulirkan Pembangunan Terminal LNG Impor

"Meskipun sangat sulit untuk menilai kebutuhan pembiayaan secara tepat pada tahap ini, sudah jelas bahwa Ukraina akan menghadapi biaya pemulihan dan rekonstruksi yang signifikan," katanya.

Dewan diharapkan untuk mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk pembiayaan darurat senilai US$1,4 miliar, awal minggu depan. Ukraina juga memiliki fasilitas stand-by arrangement senilai US$ 2,2 miliar yang tersedia hingga Juni, kata IMF pekan lalu.

Moldova dan negara-negara lain yang memiliki hubungan ekonomi dekat dengan Ukraina dan Rusia menghadapi "risiko khusus" berupa kelangkaan dan gangguan pasokan, kata IMF.

Dikatakan staf IMF secara aktif mendiskusikan opsi pendanaan dengan Moldova, yang telah meminta penambahan dan pengulangan program pinjaman IMF US$ 558 juta yang ada untuk membantu memenuhi biaya krisis saat ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 13:31 WIB

Meski BI Rate Dipangkas 150 Basis Poin, Bunga Kredit Baru Turun 15 Basis Poin

BI rate turun agresif, tapi bunga kredit masih tinggi. Transmisi kebijakan moneter ke perbankan berjalan lambat pada tahun ini.

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 09:21 WIB

Fase Konsolidasi & Efek Profit Taking, Inflow ETF Bitcoin dan Ethereum Terus Menurun

Penurunan dana ETF kripto belakangan ini juga lebih mencerminkan sikap hati-hati investor menjelang akhir tahun.

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:55 WIB

Bisnis Pengelolaan Dana Nasabah Tajir di Bank Semakin Bersinar

Bisnis wealth management atau pengelolaan dana nasabah tajir perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif.​

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Permintaan Masih Lemah, Kredit Korporasi Goyah

​Permintaan kredit perbankan di segmen debitur korporasi masih lemah karena pelaku usaha korporasi masih wait and see

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Prospeknya Seksi, Setelah TOBA & MHKI, SPMA juga Bakal Masuk Bisnis Pengolahan Limbah

Untuk memuluskan agenda ekspansi, SPMA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Oktober 2025. ​

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:20 WIB

Timah (TINS) Cari Mitra Penambangan di Laut

Inisiatif tersebut diharapkan dapat mendorong partisipasi pelaku usaha sekaligus memastikan pengelolaan SDA dilakukan secara bertanggung jawab.

Produsen Optimistis Bisa Capai Target
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:16 WIB

Produsen Optimistis Bisa Capai Target

Asus Indonesia sangat optimistis dapat menuntaskan target penjualan 1 juta unit laptop hingga akhir 2025,

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:14 WIB

Tren Gerai Restoran Siap Saji Mulai Bergeser

Perubahan strategi gerai cepat saji yang kini lebih banyak bermigrasi ke lokasi suburban dan food court

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:11 WIB

Ekosistem Industri Udang Indonesia Terguncang

Industri udang nasional terdampak tarif tinggi Trump dan isu pencemaran radioaktif sehingga mengguncang ekosistem udang dari hulu hingga hilir

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar
| Jumat, 24 Oktober 2025 | 08:07 WIB

Penambang Nikel Ingin Aturan DHE Diperlonggar

Bagi perusahaan yang mengekspor produk olahan seperti ferronickel dan stainless steel, aturan sekarang cukup memberatkan.

INDEKS BERITA

Terpopuler