Impor Batubara China di Maret Mulai Rebound, Kenaikan Dibatasi Harga yang Tinggi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Impor batubara China untuk bulan Maret bangkit dari level terendahnya selama dua tahun terakhir yang terjadi pada Februari. Namun, volume selama Maret masih lebih rendah 40% dibandingkan realisasi di periode sama tahun sebelumnya. Pembeli batubara menghindari impor yang mahal dan beralih ke pasar domestik yang memiliki pembatasan harga.
Sebagai konsumen batubara terbesar di dunia, China mengimpor 16,42 juta ton batubara sepanjang Maret, demikian ditunjukan data Administrasi Umum Bea Cukai pada Rabu.
Sebagai pembanding, volume impor selama Februari sebesar 11,23 juta ton, yang merupakan level terendah sejak Desember 2019. Sedangkan volume impor pada Maret 2021 sebesar 27,33 juta ton.
Baca Juga: Meski Muncul Varian Baru, Kasus Covid-19 Global Terus Melanjutkan Tren Penurunan
Selama kuartal pertama 2022, China mengimpor 51,81 juta ton batu bara, turun 24,2% pada tahun itu. Indonesia yang merupakan pemasok batu bara utama ke China, secara mengejutkan melarang ekspor batu bara selama sebulan di Januari.
Sumber-sumber industri memperkirakan impor batubara China bisa turun hingga 30% tahun ini sejalan dengan kenaikan produksi domestik hingga mencapai rekor baru. Impor juga menurun karena kenaikan harga di pasar global seiring dengan penjatuhan sanksi negara-negara Barat terhadap pasokan batubara dari Rusia.
Dengan pembatasan impor di Australia dan kekhawatiran atas sanksi sekunder atas pembelian dari Rusia, pedagang China memiliki sedikit pilihan di pasar untuk batubara seaborne. Terutama karena harga acuan batubara global hampir dua kali lipat dibandingkan harga domestik.
Baca Juga: Pesanan Mesin Turun Tajam di Februari, Prospek Pemulihan Jepang Semakin Meragukan
Beijing bertujuan untuk menjaga produksi batubara domestik pada 12,6 juta ton per hari pada tahun 2022, membatasi harga untuk batubara termal dan telah mendesak utilitas untuk menandatangani kontrak jangka panjang dengan penambang untuk memastikan pasokan yang stabil.
Utilitas Cina biasanya mulai mengisi kembali persediaan pada akhir April atau Mei sebagai persiapan untuk permintaan listrik puncak di musim panas. Tetapi kebangkitan COVID-19 di seluruh China yang membatasi mobilitas dan menghentikan operasi pabrik dapat mengurangi permintaan batu bara.
Konsumsi batubara harian utilitas di delapan provinsi pesisir China mencapai 1,62 juta ton pada minggu lalu, turun 9,6% dari minggu sebelumnya dan 12% lebih rendah dari tahun lalu, menurut data yang dilacak oleh China Coal Transportation and Distribution.