Impor Komponen Sulit, Stok Alat Berat Tersendat

Senin, 02 September 2024 | 06:35 WIB
Impor Komponen Sulit, Stok Alat Berat Tersendat
[ILUSTRASI. Alat berat Komatsu yang dipasarkan anak usaha Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR).]
Reporter: Diki Mardiansyah, Dimas Andi | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kebijakan relaksasi impor melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 8/2024 telah berlaku, kelangkaan pasokan alat berat masih terjadi di dalam negeri, khususnya di sektor pertambangan.

Ketua II Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) David Christian mengatakan, para pelaku usaha alat berat masih kesulitan mengimpor komponen dan suku cadang akibat berlakunya kebijakan neraca komoditas (NK) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Produsen Tepung Roti BRRC Gelar IPO, Bidik Dana Segar Rp 61,21 Miliar
| Rabu, 18 Desember 2024 | 13:55 WIB

Produsen Tepung Roti BRRC Gelar IPO, Bidik Dana Segar Rp 61,21 Miliar

PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BBRC) menyodorkan harga penawaran awal atau bookbuilding antara Rp 200 hingga Rp 210 per saham.

HGBT Bak Pisau Bermata Dua, Gerus Keuntungan PGAS tapi Laba Industri Hilir Kian Tebal
| Rabu, 18 Desember 2024 | 09:02 WIB

HGBT Bak Pisau Bermata Dua, Gerus Keuntungan PGAS tapi Laba Industri Hilir Kian Tebal

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terus mengalami penurunan margin keuntungan selama melaksanakan mandat penyaluran HGBT sejak April 2020.

Bisakah Para Investor Saham Menanti January Effect?
| Rabu, 18 Desember 2024 | 08:52 WIB

Bisakah Para Investor Saham Menanti January Effect?

Ternyata January Effect tidak selalu terjadi pada bursa saham Indonesia. Berdasarkan data, dari 20 kali, senyak 9 mencatat return negatif. 

Bank Dunia Ramal Tax Ratio Indonesia Sulit Tembus 11%
| Rabu, 18 Desember 2024 | 08:04 WIB

Bank Dunia Ramal Tax Ratio Indonesia Sulit Tembus 11%

Rasio pajak alias Tax ratio Indonesia diperkirakan masih akan berada di kisaran angka 10% hingga tahun 2027 mendatang

Bank Sentral Masih Punya Ruang Memangkas Bunga Acuan
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:56 WIB

Bank Sentral Masih Punya Ruang Memangkas Bunga Acuan

Sebagian ekonom memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuannya (BI-Rate) pada bulan ini

Pemerintah Memperluas Target Pajak Pebisnis UMKM
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:38 WIB

Pemerintah Memperluas Target Pajak Pebisnis UMKM

Pemerintah akan menurunkan ambang batas (threshold) pengusaha kena pajak (PKP) usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

Arkora Hydro (ARKO) Membidik Potensi dari Swasembada Energi
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:17 WIB

Arkora Hydro (ARKO) Membidik Potensi dari Swasembada Energi

ARKO menyiapkan langkah ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis tenaga air (PLTA) alias hydro power. 

Setoran PNBP KKP Sudah Tembus Rp 1,97 Triliun
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:15 WIB

Setoran PNBP KKP Sudah Tembus Rp 1,97 Triliun

Setoran PNBP dari Kementerian Perikanan dan Kelautan tersebut diklaim yang terbesar sepanjang sejarah.

Pemerintah Merancang Holding UMKM
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:10 WIB

Pemerintah Merancang Holding UMKM

Kementerian UMKM menargetkan pembentukan holding UMKM sudah bisa terealisasi pertengahan tahun depan.

Petrosea (PTRO) Stock Split Saham Dengan Rasio 1:10
| Rabu, 18 Desember 2024 | 07:09 WIB

Petrosea (PTRO) Stock Split Saham Dengan Rasio 1:10

Dengan stock split ini, maka nilai nominal saham PT Petrosea Tbk (PTRO), menjadi Rp 5 per saham dari semula Rp 50 per saham.​

INDEKS BERITA

Terpopuler