Berita Bisnis

Indika Genjot Segmen Non-Batubara

Kamis, 05 Agustus 2021 | 06:10 WIB
Indika Genjot Segmen Non-Batubara

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk semakin agresif memacu bisnis di luar komoditas batubara, terutama pertambangan emas. Emiten berkode saham INDY di Bursa Efek Indonesia ini berencana memperbesar porsi kepemilikan saham hingga 100% di Nusantara Resources Limited (NUS) maupun anak usahanya, PT Masmindo Dwi Area (Masmindo).

Direktur PT Indika Energy Tbk, Purbaja Pantja mengemukakan, mereka sebelumnya telah melakukan penandatanganan scheme implementation deed (SID) untuk rencana pengambilalihan saham itu pada Juni 2021. "Kalau SID berjalan lancar yang diharapkan pada Oktober, maka kami secara efektif akan mempunyai saham di Nusantara 100% dan 100% di Masmindo secara langsung dan tidak langsung," kata Purbaja dalam acara media gathering Indika Energy yang digelar virtual, Rabu (4/8).
 
Purbaja menuturkan, Indika Energy sebelumnya telah melakukan investasi awal di NUS pada akhir tahun 2018 lalu. Setelah itu, kegiatan investasi tersebut INDY terus berlanjut baik di NUS maupun di anak usaha NUS. NUS merupakan perusahaan pertambangan emas yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan Proyek Awak Mas sebagai portofolio bisnis utamanya. 
 
Pada proyek tambang emas yang berlokasi di Luwu, Sulawesi Selatan itu, anak perusahaan NUS, Masmindo, memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi Proyek Awak Mas hingga tahun 2050 nanti. Berdasarkan catatan Purbaja, sampai saat ini, INDY telah memiliki total kepemilikan saham sebanyak 45,8% di Masmindo. Sebanyak 27,8% merupakan kepemilikan tidak langsung melalui NUS.
 
Direktur PT Indika Energy Tbk, Retina Rosabai bilang, penambahan kepemilikan saham di NUS bakal memanfaatkan kas internal perusahaan maupun pinjaman perbankan. "Jadi kombinasi antara kas kami dan financing dari bank," tutur dia.
 
Proyeksi kontribusi
Rencana memperbesar porsi kepemilikan saham di NUS merupakan bagian dari upaya INDY untuk memacu porsi kontribusi sektor non-batubara dalam pendapatan. 
Manajemen Indika Energy menargetkan pendapatan dari bisnis non-batubara bisa mencapai 50% dalam total pendapatan perusahaan pada tahun 2025 nanti.
Sebagai pembanding, menurut data perusahaan, porsi kontribusi sektor non-batubara baru mencapai 13,7% terhadap total pendapatan INDY di sepanjang semester pertama tahun ini. Sekitar 86,3% pendapatan INDY pada periode ini masih berasal dari sektor batubara.
 
Di semester pertama tahun ini, Indika Energy membukukan pendapatan senilai US$ 1,28 miliar, naik 14,07% dibanding realisasi pendapatan semester pertama tahun lalu sebesar US$ 1,12 miliar. Dari pendapatan tersebut, INDY mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 12 juta di semester I 2021. Angka itu jauh lebih baik dari posisi bottom line INDY di semester I 2020 yang rugi bersih US$ 21,91 juta.
 
Purbaja tidak memerinci proyeksi kontribusi bisnis emas secara khusus dalam target porsi 50% sektor non batubara yang dicanangkan dalam beberapa tahun ke depan. Namun dia mencatat potensi reserves atawa cadangan emas dari tambang Masmindo mencapai sekitar 1,5 juta ons. Menurut dia, potensi cadangan sebesar 1,5 juta ons tersebut bakal digarap dalam kurun waktu 10 sampai 11 tahun.
 
"Jadi kalau cerita life of mine atau umur tambang, sekitar sepuluh sampai sebelas tahun," ujar Purbaja. Seperti diketahui, PT Masmindo Dwi Area sudah puluhan tahun beroperasi di wilayah Luwu. Dalam kontrak karya yang sudah diamandemen pada tahun 2018 lalu, pemerintah memutuskan perusahaan tersebut berhak atas konsesi lahan seluas 14.000 hektare (ha).   

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru