Indonesia Gelap?

Rabu, 19 Februari 2025 | 06:17 WIB
Indonesia Gelap?
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tagar #IndonesiaGelap menggema di media sosial X dan memuncaki trending topics. Hingga tajuk ini ditulis, tagar ini sudah mencapai 16 juta cuitan dalam tempo 23 jam. 

Tagar ini muncul sebagai bentuk kekhawatiran publik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang mereka anggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat dan dikhawatiran membuat prospek Indonesia menjadi "gelap".

Sebelumnya, juga sempat viral tagar #KaburAjaDulu yang mengajak warganet meninggalkan Indonesia dan pindah ke luar negeri. Tagar ini juga cermin kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

Lepas dari motif munculnya tagar viral di media sosial tersebut, kekhawatiran warganet yang tercermin di tagar itu rasanya beralasan. 

Dari sisi ekonomi misalnya, kebijakan pemangkasan anggaran besar-besaran hingga Rp 306,6 triliun membuat kita bertanya-tanya, ada apa dengan anggaran pemerintah?

Apakah pemerintah tidak cukup punya uang sehingga anggaran kementerian/lembaga dan dana transfer ke daerah harus dibabat sedemikian besar? Apakah penerimaan negara diperkirakan akan jauh dari mencukupi untuk membiayai anggaran sampai-sampai anggaran mesti dicukur habis-habisan?

Benarkah pemangkasan anggaran ini untuk efisiensi atau cuma memindahkan anggaran agar program populis pemerintah seperti makan bergizi gratis bisa berjalan?

Pertanyaan mengenai kredibilitas dan keberlanjutan anggaran pemerintah ini yang membuat kita khawatir karena menyangkut prospek ekonomi Indonesia ke depan. 

Sebab, bagaimanapun APBN adalah jangkar ekonomi suatu negara. Bahkan, belanja pemerintah adalah stimulus penting ekonomi. Jika jangkarnya saja sudah meragukan, bagaimana dengan nasib ekonomi kita ke depan?

Itu baru satu hal. Masih ada banyak hal yang membuat jengah. Belum lama ini, misalnya, pebisnis kawasan industri mengeluhkan ratusan triliun investasi menguap gara-gara ulah premanisme ormas yang melakukan pemalakan dan pungutan liar. Padahal investasi adalah amunisi penting untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Belum persoalan sempitnya kesempatan kerja, melemahnya daya beli, ketimpangan ekonomi yang makin melebar, berkurangnya rasa aman masyarakat, hingga biaya pendidikan dan kesehatan yang makin mahal yang membayangi negeri kita. Semoga itu semua tak membuat Indonesia menjadi gelap.

Bagikan

Berita Terbaru

Cuan Mekar Berbisnis Atap Berbahan Limbah Plastik
| Minggu, 09 November 2025 | 05:35 WIB

Cuan Mekar Berbisnis Atap Berbahan Limbah Plastik

Di tengah krisis sampah plastik yang mencemari, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) berinisiatif mengolah limbah jadi bahan baku.

 
Tumbuh Jangan Timpang
| Minggu, 09 November 2025 | 05:10 WIB

Tumbuh Jangan Timpang

​Konsumsi rumah tangga, yang selama ini berkontribusi paling dominan terhadap perekonomian nasional, hanya tumbuh 4,89% (yoy).

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

INDEKS BERITA