Indonesia Menang

Jumat, 25 Juli 2025 | 06:12 WIB
Indonesia Menang
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Wahyu Tri Rahmawati. (Ilustrasi KONTAN/Steve GA)]
Wahyu Tri Rahmawati | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mencapai kesepakatan dagang. Dalam kesepakatan, Indonesia kena tarif impor sebesar 19% di AS. Sementara AS tidak kena tarif impor sama sekali untuk masuk ke Indonesia. 

Pekan ini, AS  merilis pernyataan yang mengungkapkan kemenangan atas kesepakatan dagang. Gedung Putih menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah mewujudkan kesepakatan dagang yang akan menguntungkan pekerja AS, eksportir, petani, dan inovator digital. 

"Kesepakatan ini adalah wujud nyata dari kemenangan bagi rakyat Amerika," ungkap Gedung Putih dalam pernyataan 22 Juli 2025 lalu. 

Pernyataan Gedung Putih pun menyebutkan berbagai langkah yang harus ditempuh Indonesia dalam kesepakatan dagang dengan AS, termasuk menghapus hambatan non-tarif seperti tingkat kandungan dalam negeri dan penyederhanaan lisensi produk pertanian.

AS mencatat defisit perdagangan dengan Indonesia. Defisit perdagangan barang AS ke Indonesia mencapai US$ 17,9 miliar pada 2024. Sepanjang 2024, angka impor nonmigas Indonesia dari AS merupakan terbesar keenam setelah China, Jepang, Singapura, Australia, dan Thailand. Tetapi dari sisi ekspor nonmigas, AS merupakan tujuan ekspor terbesar kedua Indonesia setelah China.

Apakah benar rakyat AS menang dalam kesepakatan dagang ini? Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia setelah India, China, dan AS. Artinya ada pasar baru bagi produk-produk Amerika.

Dengan tarif masuk 0% ke Indonesia, harga barang AS akan menjadi lebih murah, termasuk impor energi. Artinya jika kita belanja barang modal untuk manufaktur, maka biaya pokok akan ikut turun.

Untuk barang konsumsi, belum tentu barang kiriman AS ke Indonesia akan mendapat tempat bagi warga +62. Ini terutama dari sisi harga yang kurang bersaing karena biaya produksi yang tinggi dan nilai tukar yang mahal.

Permintaan penyederhanaan lisensi di Indonesia memang seolah-olah jadi pembuka pasar yang luas. Tapi kita perlu akui bahwa birokrasi usaha di Indonesia masih sangat berbelit. Jadi ini bukan hal sepenuhnya negatif. 

Dari sisi AS, Trump tengah terjepit karena sepinya kesepakatan dagang menjelang tenggat waktu. Trump juga tengah menghadapi badai politik di dalam negeri sehingga pernyataan kemenangan diperlukan untuk mengangkat image-nya.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

INDEKS BERITA

Terpopuler