KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek penggabungan bisnis (merger) PT Indosat Tbk (ISAT) dengan Hutchison 3 Indonesia (H3I) sudah mulai terasa pada kuartal I-2022. Kontribusi terutama terasa pada segi operasi ISAT.
Jumlah pelanggan seluler ISAT kini mencapai 94,6 juta, atau meningkat 50,4% secara kuartalan, berkat penggabungan dengan jumlah pelanggan H3I. Sementara dari kinerja keuangan, sepanjang Januari-Maret 2022, ISAT membukukan laba bersih sebesar Rp 128,75 miliar.
Angka ini menurun 25,2% secara tahunan. Namun, pendapatan ISAT masih naik 48% secara tahunan menjadi sebesar Rp 10,87 triliun.
Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison Dukung Transformasi Digital Indonesia di Pertambangan
Meski laba bersih ISAT menurun, Gani, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, berpendapat, realisasi bottom line ISAT berada di atas ekspektasi. Semula ia memprediksi ISAT masih akan membukukan rugi bersih di tahun ini.
Menurut Gani, penyebabnya adalah beban penyusutan dan amortisasi lebih rendah dari perkiraan, karena ISAT mengonsolidasikan aset tetap H3I dengan nilai tercatat lebih rendah daripada nilai buku. Tak hanya itu, perkembangan integrasi tergolong baik, dengan biaya minimal.
Ke depan, ISAT akan mempertahankan merek Tri di pasar. Alasannya, merek ini memiliki pangsa pasar yang kuat di populasi muda dan segmen pengguna game.
Proses integrasi dengan H3I juga berjalan lebih cepat dari jadwal. Sekitar 20% dari proses rencana integrasi sudah selesai pada kuartal I-2022. Saat ini, ISAT masih melakukan negosiasi dengan mitra, khususnya penyedia peralatan dan menara telekomunikasi, untuk integrasi berikutnya.
"Ini sangat penting karena ISAT bisa lebih hemat dengan menonaktifkan situs duplikat dan melakukan integrasi jaringan," tulis Gani dalam risetnya. Hitungan dia, ISAT membuka nilai sinergi sebesar US$ 300-US$ 400 juta selama 3-4 tahun ke depan. Porsi terbesar akan didapat dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Pangsa pasar besar
Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison Pamerkan Teknologi 5G di Formula E & Luncurkan Kartu Turis
Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo berpendapat, merger antara kedua perusahaan ini dapat memperluas jangkauan jaringan 4G ISAT di Indonesia. Sehingga ke depan akan menguntungkan pelanggan.
Setelah merger, jumlah base transceiver station (BTS) yang dimiliki kedua perusahaan ini berjumlah 159.918 unit, setara 27,83% dari total keseluruhan BTS perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
ISAT-H3I juga berpotensi memegang pangsa pasar kedua terbesar di antara operator telekomunikasi. Gabungan keduanya berpeluang memiliki pangsa pasar 31,6%. Sebelumnya pangsa pasar ISAT sebesar 16,3% dan H3I 15,3%.
Akan tetapi, menurut Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya, potensi pertumbuhan hasil merger masih perlu dilihat ke depan. "Efek yang lebih nyata dari merger ini baru akan terasa dalam jangka menengah," pendapat dia.
Baca Juga: Indosat (ISAT) Gandeng Tiga Perusahaan Garap Bisnis Data Center
Sejalan dengan sinergi bisnis tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison diprediksi akan mencatatkan performa keuangan yang lebih baik. Menurut Andrew, berdasarkan konsensus, pendapatan ISAT tahun ini mencapai Rp 37,6 trilliun, atau meningkat 23,21% secara tahunan. Laba bersih diprediksi naik 2,76% secara tahunan jadi Rp 1,03 triliun.
Menurut Andrew, kinerja tersebut dapat diraih karena struktur biaya kedua perusahaan sudah terjaga, sehingga berada di operating leverage yang baik. "Artinya, tingkat pendapatan dari data sudah mampu menopang dengan baik volatilitas di biaya operasional yang ada," kata dia.
Gani merekomendasikan buy saham ISAT dengan target harga Rp 7.500. Ia memprediksi, pendapatan ISAT bisa mencapai Rp 46,25 triliun, dengan laba bersih Rp 556 miliar pada tahun 2022.
Cheryl menambahkan, secara valuasi, PER ISAT juga lebih murah dibandingkan peers. "PER ISAT saat ini di bawah rerata deviasi," kata dia. PER ISAT berada di 5,24 kali, sedangkan EXCL 25,07 kali dan TLKM 16,14 kali.
Cheryl merekomendasikan buy ISAT dengan target harga Rp 6.700. Kalau Robertus Yanuar Hardy, analis Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli dengan target
Rp 7.000 per saham.
Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison Optimistis Kinerja 2022 Tumbuh di Atas Industri