Industri Otomotif China Kontraksi Akibat Perlambatan Ekonomi

Senin, 14 Januari 2019 | 15:33 WIB
Industri Otomotif China Kontraksi Akibat Perlambatan Ekonomi
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perlambatan ekonomi China menjalar ke mana-mana, termasuk industri otomotifnya. Setelah mengalami tahun 2018 yang penuh kontraksi, pasar mobil China melemah selama enam bulan berturut-turut hingga Desember.

Berdasarkan data China Association of Automobile Manufacturers (CAAM) pada Desember, penjualan mobil China turun 13% dan hanya membukukan penjualan 28,1 juta sepanjang tahun 2018.

Sebagai pasar terbesar, TIongkok merupakan tujuan penjualan produk otomotif. Perusahaan seperti Geely, Jaguar Land Rover beberapa hari terakhir mulai berhati-hati terkait prospek penjualan produk otomotif di tahun 2019. Terlebih, Negeri Tembok Raksasa kini dilanda perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

“Pasar mobil China masih menghadapi tekanan yang relatif besar dalam jangka pendek,” kata Shi Jianhua, pejabat senior CAAM seperti dikutip Reuters, Senin (14/1).

Pemerintah dan pelaku industri otomotif China memproyeksikan pertumbuhan penjualan di kisaran 0% hingga 2% saja.

Di antara pembuat mobil di Tiongkok, kinerja Ford yang paling melorot. Penjualan Ford menyusut 37%. Sedangkan Geely, produsen lokal memperkirakan penjualannya bakal flat tahun ini. Meski penjualan Geely tumbuh 20% dari tahun 2018, namun lebih rendah dari angka 2017 yang tumbuh sebesar 63%.

Perlambatan ini tak berlaku bagi produsen asal Jepang, Toyota. Di pasar China, penjualan Toyota justru naik 14,3% tahun 2018. Kinerja ini ditopang oleh permintaan produk mewah Lexus dan strategi pemasaran yang cemerlang.

Perlambatan di sektor otomotif ini semakin menambah kekhawatiran investor. Terlebih, beberapa waktu lalu pendapatan produsen telepon selular kenamaan, Apple juga mengalami penurunan penjualan di China.

Analis mengandalkan strategi dan upaya pemerintah China yang berjanji akan mendukung peluncuran dan meningkatkan permintaan untuk kendaraan new energy vehicle (NEV) atau kendaraan berbasis energi baru, selain minyak.

CAAM mencatat, penjualan NEV melonjak 61,7% pada 2018 menjadi 1,3 juta unit. Tahun ini, CAAM memprediksi penjualan NEV bisa mencapai 1,6 juta.

Untuk menopang laju industri otomotif, pemerintah China berencana mengeluarkan kebijakan yang dapat mengangkat konsumsi untuk barang-barang seperti kendaraan. Pemerintah juga telah mengubah ambang pajak penghasilan untuk menaikkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

“Dengan begitu, pertumbuhan penjualan mobil bisa pulih hingga 7% tahun ini,” kata Patrick Yuan, analis Jefferies yang berbasis di Hong Kong kepada Reuters, Senin (14/1).

Masyarakat China sebenarnya menanti kebijakan insentif berupa pemotongan pajak pembelian mobil kecil. Saat ini, mereka tengah menahan keputusan pembelian sampai kebijakan itu jadi diterapkan atau tidak sama sekali.

Analis memprediksi ekonomi China akan melanjutkan perlambatan di tahun ini. Ekonomi Cina hanya tumbuh 6,6% pada 2018. Ini merupakan pencapaian terburuk sejak tahun 1990. Tahun ini, pemerintah Beijing memasang target pertumbuhan di level 6% hingga 6,5%.

“Kami harus memperhatikan ketidakpastian besar di antara ekonomi makro dan ketegangan perdagangan yang menghantam pasar mobil China tahun lalu, dan mungkin terjadi lagi tahun ini,” kata Yale Zhang, kepala konsultan AutoForesight.

Bagikan

Berita Terbaru

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna
| Senin, 04 November 2024 | 11:20 WIB

Sagu Sampai Silika Digadang Masuk RPJMN, Sudah Digarap CUAN, Sinarmas, dan Sampoerna

Para taipan besar lewat sejumlah emiten yang dimilikinya sudah lebih dulu masuk ke komoditas yang diusulkan masuk RPJMN 2025-2029.

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas
| Senin, 04 November 2024 | 10:32 WIB

Melancong Backpacker Melalui Jalur Komunitas

Liburan mandiri alias backpacker masih ramai peminat. Mereka berkumpul lewat komunitas sambil berbagi informasi dan trip saat berlibur.

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang
| Senin, 04 November 2024 | 10:27 WIB

Tetap Dulang Laba saat Kondisi Ekonomi Menantang

Pendapatan bunga masih menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan laba bank. Untuk itu, pendapatan bunga berpengaruh besar terhadap laba.

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus
| Senin, 04 November 2024 | 10:22 WIB

Daya Beli Turun, Wisata Jalan Terus

Di tengah penurunan daya beli, masyarakat masih riuh berburu promosi produk wisata. OTA berusaha menangkap peluang jelang akhir tahun ini.

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo
| Senin, 04 November 2024 | 09:25 WIB

Menanti Penerbitan Obligasi Daerah di Era Pemerintahan Prabowo

Obligasi daerah sebagai instrumen baru diyakini memiliki nilai yang sangat strategis. Selayaknya pemerintah pusat proaktif.

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI
| Senin, 04 November 2024 | 08:45 WIB

Diborong Deutsche Bank hingga Goldman Sachs, Analis Kompak Rekomendasi Buy Saham BMRI

Tak lama setelah laporan keuangan BMRI per kuartal III-2024 dirilis, para analis kompak memberikan rekomendasi beli BMRI.

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup
| Senin, 04 November 2024 | 07:50 WIB

Banyak Pabrik Tutup, Utilisasi Industri Tekstil Makin Redup

Tingkat utilisasi industri hulu TPT tinggal 40% akibat maraknya gempuran produk impor dan pelemahan daya beli.

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG
| Senin, 04 November 2024 | 07:45 WIB

Akuisisi Aset Migas Topang Kinerja ENRG

Peningkatan produksi minyak dan rata-rata harga jual migas yang lebih baik menopang kinerja selama sembilan bulan pertama tahun ini.

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun
| Senin, 04 November 2024 | 07:35 WIB

APLN Memacu Kinerja Hingga Akhir Tahun

Dari lini bisnis properti, APLN membukukan perolehan marketing sales sebesar Rp 1,37 triliun per September 2024.

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST
| Senin, 04 November 2024 | 07:34 WIB

Masih Ada Risiko, BPK Minta BI Evaluasi dan Sempurnakan BI-FAST

Transaksi menggunakan BI-FAST tumbuh pesat, pada kuartal III-2024 mencapai 924,89 juta transaksi, naik 61,10%.

INDEKS BERITA

Terpopuler