Industri Pembiayaan Gencar Garap Pasar Jawa

Selasa, 05 Maret 2019 | 09:36 WIB
Industri Pembiayaan Gencar Garap Pasar Jawa
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance masih mengandalkan penyaluran kredit di pulau Jawa. Hal ini dipengaruhi oleh kegiatan perekonomian yang masih masih terpusat di Jawa. Salah satunya kebutuhan akan kendaraan bermotor sebagai moda transportasi darat.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, per Januari 2019, penyaluran kredit masih didominasi wilayah di Jawa, yaitu Jawa Barat Rp 78,9 triliun, DKI Jakarta Rp 95,62 triliun, Jawa Tengah Rp 46,85 triliun dan Jawa Timur Rp 41,09 triliun.

Sementara itu, total penyaluran kredit dari 34 daerah hingga keluar Indonesia mencapai Rp 455,36 triliun. Jumlah tersebut meningkat 5,55% dibandingkan penyaluran tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 431,39 triliun.

Salah satu pemain yang cukup gencar di Pulau Jawa adalah BCA Finance. Penyaluran kredit perusahaan ini terbesar masih di wilayah Jabodetabek, yang mencapai 40% dari total kredit.

Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim mengatakan, peminat kredit mobil baru masih didominasi wilayah Jabotabek yang membutuhkan kendaraan pribadi untuk mengakses lokasi-lokasi tertentu di perkotaan. "Saya kira ini sejalan dengan penjualan mobil baru di Jawa," kata Roni kepada KONTAN, Senin (4/3).

Meski masih banyak tersebar di Jawa, pihaknya tetap fokus memperluas pemasaran produk hingga ke wilayah lain. Perusahaan ini berencana membuka kantor cabang baru di beberapa kota sepanjang 2019.

Di sisi lain, realisasi penyaluran kredit BCA Finance sampai Januari 2019 mencapai Rp 2,7 triliun. Peluang mencari pembiayaan di luar pulau Jawa juga masih terbuka lebar. Salah satu faktor yang bisa meningkatkan pembiayaan di luar Jawa adalah kenaikan harga komoditas. Terutama di daerah-daerah yang mengandalkan sektor perkebunan sebagai penghasilan utama.

Pemain lain, Indosurya Inti Finance juga sama, mengandalkan penyaluran kredit di Jawa. Managing Director Indosurya Finance Mulyadi Tjung mengatakan, debitur dari Pulau Jawa membutuhkan kredit untuk pembiayaan modal kerja. Sebagian besar masih di Jawa, tapi sebagian lagi masih ada di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan juga Bali, ungkapnya.

Sementara Astra Credit Companies (ACC) sekitar 65% hingga 70% penyaluran kredit perusahaan masih di wilayah Jawa. Sedangkan sisa disalurkan ke wilayah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Corporate Strategy & Communication Division Arifianto Soendoro menyebutkan, sampai Januari 2019, perseroan ini mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 2,8 triliun. Jumlah tersebut meningkat 7% secara year on year (yoy).

Perusahaan pembiayaan ini menargetkan pembiayaan sebesar Rp 27 triliun tahun ini. Dalam hal ini, ACC telah menyiapkan sumber pendanaan baru, di antaranya berasal dari angsuran debitur sebesar 25%, dan sisanya dari pembiayaan bersama dengan bank serta penerbitan obligasi.

Bagikan

Berita Terbaru

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce
| Minggu, 29 Juni 2025 | 11:00 WIB

Semakin Besar Berkat Perkembangan E-Commerce

Tren grocery delivery meningkatkan kebutuhan cold chain logistics. Lalu, seperti apa potensi pasar industri ini?   

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:17 WIB

Profit 26,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Bergerak (29 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (29 Juni 2025) Rp 1.907.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 29,70% jika menjual hari ini.

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain
| Minggu, 29 Juni 2025 | 10:00 WIB

Penjualan Lewat Agen Mulai Redup, Asuransi Cari Celah Lain

Pendapatan premi dari tangan-tangan agen asuransi terus susut seiring dengan perkembangan teknologi digital.        

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas
| Minggu, 29 Juni 2025 | 09:00 WIB

Bukan Penghasilan Besar, tapi Pengeluaran Cerdas

Membedakan kelas miskin, menengah dan kaya, bukan dari penghasilannya saja, tapi juga dari pengeluarannya.

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak
| Minggu, 29 Juni 2025 | 08:05 WIB

Pinjam Modal dari Sekuritas, Alternatif bagi Investor Bermodal Cekak

Agar cuan, alih-alih boncos. Cermati syarat serta ketentuan fee, sebelum menggunakan "pinjaman modal" dari sekuritas.

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum
| Minggu, 29 Juni 2025 | 07:10 WIB

Atasi Darurat Sampah dengan Penghasil Setrum

Pemerintah kembali mengupayakan percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa yang sempat mandek. 

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:15 WIB

Transformasi Bisnis Kopi, Bukan Sekadar Teman Begadang

Kedai kopi kini bukan sekadar tempat minum. Ia menjelma jadi ruang sosial, kantor sementara, tempat pelarian, hingga lad

 
Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis
| Minggu, 29 Juni 2025 | 05:10 WIB

Meracik Bisnis Minuman biar Tetap Manis

Minuman boba dan es teh masih jadi favorit konsumen di Indonesia. Munculnya pemain baru di sektor ini mendorong pelaku u

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 16:30 WIB

Surono Subekti Masuk Daftar Pemegang Saham Brigit Biofarmaka di Tengah Koreksi Harga

Surono menjadi satu-satunya pemegang saham individu di luar afiliasi dan manajemen yang punya saham OBAT lebih dari 5%.

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)
| Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:00 WIB

Menengok Portofolio Grup Djarum yang Baru Masuk ke Saham RS Hermina (HEAL)

Grup Djarum pada 25 Juni 2025 mencaplok 3,63% PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), emiten yang mengelola jaringan Rumah Sakit Hermina.

INDEKS BERITA

Terpopuler