Ingin Perangi Perubahan Iklim, Jepang Investasikan Cadangan Devisa di Obligasi Hijau

Jumat, 08 Oktober 2021 | 13:09 WIB
Ingin Perangi Perubahan Iklim, Jepang Investasikan Cadangan Devisa di Obligasi Hijau
[ILUSTRASI. Seremoni pelantikan Perdana Menteri Fumio Kishida oleh Kaisar Naruhito di Istana Kekaisaran di Tokyo, 4 Oktober 2021. ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang bergabung dengan kelompok investor global yang berupaya memerangi perubahan iklim. Tidak tanggung-tanggung, Jepang berambisi menjadi negara maju pertama yang menempatkan cadangan devisanya dalam obligasi yang memenuhi kriteria lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG). 

“Merevitalisasi investasi ESG baru akan membantu mencapai masyarakat yang lebih hijau dan netralitas karbon pada tahun 2050,” kata Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, Jumat (8/10). “Seiring pertumbuhan pasar obligasi ESG, saya yakin investasi pada obligasi ESG akan meningkat mulai sekarang,” imbuh dia.

Menteri Suzuki mengharapkan Jepang menjadi negara pertama di antara anggota kelompok tujuh negara maju, yang populer disingkat G7, yang menggunakan cadangan devisanya untuk investasi ESG. Dia berharap negara anggota G7 yang lain akan mengikuti jejak Jepang.

Baca Juga: Bursa Asia melonjak seiring laju Wall Street pagi ini, Pasar China kembali buka

Bank sentral Jepang (BOJ) pada bulan Juli mengatakan akan mulai membeli obligasi hijau, menyusul langkah sejumlah bank sentral di negeri besar lainnya, yang telah menggunakan amunisinya yang besar untuk membantu mengatasi masalah pemanasan global.

Dengan nilai US$ 1,4 triliun, cadangan devisa yang dimiliki Jepang berada di urutan kedua terbesar, setelah China. Rekening khusus kementerian keuangan Jepang yang mengelola cadangan devisa cenderung menghasilkan keuntungan, yang sering digunakan untuk mendanai anggaran tambahan.

Jepang akan menyampaikan rencananya berinvestasi di instrumen bertema ESG kepada anggota lain dari kelompok 20 ekonomi utama dunia (G20), dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung di Washington, minggu depan, tambahnya.

Selanjutnya: Harga Komoditas Naik Langsung Dongkrak Pendapatan Negara

 

Bagikan

Berita Terbaru

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emien TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:15 WIB

Tingginya Minat Kendaraan Bekas, Saham Emien TP Rachmat (ASLC) Bersiap Tancap Gas

ASLC diperkirakan akan menikmati performa penjualan mobil bekas Caroline dengan proyeksi CAGR pendapatan 2024–2027 sebesar 18,2%.

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Intiland Development (DILD) Fokus Jual Produk Properti Siap Huni

Di tengah lesunya sektor properti, DILD bakal fokus melanjutkan sejumlah program promosi yang sudah berjalan pada paruh kedua tahun ini

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:48 WIB

Sektor Konsumer Dihimpit Daya Beli, Sahamnya Cocok Buat Investor Menengah-Panjang

Ada peluang perbaikan kinerja sektor konsumer di kuartal IV-2025 seiring momen musiman Natal dan Tahun Baru.

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Ini Aset Kripto yang Paling Cepat Rebound Usai Sempat Crash Gara-Gara Ulah Trump

WLFI, Aster, dan Sonic Labs mendapatkan perhatian karena tindakan konkret mereka dalam menstabilkan pasar lewat buyback.

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:45 WIB

P2P Lending Dana Syariah Indonesia Urung Buka Kembali Kantornya, Investor Gigit Jari

Aktivitas karyawan dan layanan operasional Danasyariah saat ini masih dilakukan secara daring hingga waktu yang akan diinformasikan lebih lanjut.

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Trump dan AS Jadi Pusat Ketidakpastian, Harga Emas Dunia Berpotensi Cetak Rekor Baru

Dalam skenario optimis. harga emas bahkan bisa mencapai US$ 5.000 jika faktor pendorong seperti permintaan bank sentral terus menguat. 

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:59 WIB

Rumor Masuknya Happy Hapsoro Menyulut Saham GZCO, Fundamental dan Prospek Memang Oke

Dalam jangka pendek saham GZCO berpotensi menguji area psikologis 300 namun investor disarankan tetap waspada.

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:45 WIB

Pelemahan Rupiah Tertahan Data Ekonomi Tiongkok

Rupiah melemah tipis terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off oleh kekhawatiran eskalasi perang dagang.

Menyeimbangkan Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tinggi di Kuartal IV
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Menyeimbangkan Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tinggi di Kuartal IV

Pada akhir kuartal  tahun ini, pelaku pasar kembali dihadapkan pada volatilitas tinggi akibat dinamika global dan arah kebijakan moneter.

Waspadai Efek Negatif Penyerapan Pesat Dana SAL dalam Waktu Singkat
| Selasa, 14 Oktober 2025 | 06:20 WIB

Waspadai Efek Negatif Penyerapan Pesat Dana SAL dalam Waktu Singkat

Realisasi penyerapan dana SAL  dalam kredit sudah signifikan menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler