Ini Dua Alasan OPEC+ Mempertahankan Kebijakan Pasokan Minyak

Kamis, 07 Oktober 2021 | 13:20 WIB
Ini Dua Alasan OPEC+ Mempertahankan Kebijakan Pasokan Minyak
[ILUSTRASI. Ilustrasi logo OPEC dan pompa minyak, 14 April 2020. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - LONDON/MOSCOW. Kecemasan tentang pelemahan permintaan merupakan alasan OPEC+  mempertahankan kebijakan pasokannya pada pertemuan Senin (4/10) kemarin, demikian penuturan sekelompok narasumber ke Reuters. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para afiliasinya, seperti Rusia, tetap menaikkan produksi minyak secara moderat dan bertahap, kendati harga telah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. 

Alasan lain keputusan itu adalah uang. OPEC+ menikmati pendapatan yang meningkat  belakangan ini, setelah mengalami penurunan cuan sepanjang masa pandemi, akibat rontoknya permintaan. 

OPEC+ menetapkan pengurangan produksi hingga 10 juta barel per hari (bph), yang menjadi rekor pengurangan terbesar, pada April 2020. Pengurangan sekitar 10% dari total produksi global itu diambil setelah berbagai negara di dunia melakukan kebijakan pembatasan untuk mengekang penyebaran virus corona, yang berdampak ke anjloknya permintaan dan turunnya harga.

Baca Juga: Harga minyak turun untuk sesi kedua, kenaikan stok minyak AS masih membebani

“Semua orang senang," kata seorang delegasi OPEC+ yang menolak untuk dikutip, tentang tingkat harga minyak saat ini.

Negara konsumen, seperti Amerika Serikat (AS) dan India, mendesak OPEC+ untuk meningkatkan pasokan minyak. Dan menjelang pertemuan Senin kemarin, aliansi OPEC dan sekutunya mempempertimbangkan peningkatan lebih besar dari 800.000 barel per hari, atau hampir 1% dari produksi dunia.

Tetapi pada Senin pagi, sinyal dari sumber OPEC+ menjelang pertemuan virtual mereka hari itu telah berubah. Hasil yang paling mungkin adalah OPEC+ akan tetap pada rencana yang ada untuk menaikkan produksi sebesar 400.000 barel per hari.

“Berdasarkan pelajaran sebelumnya, OPEC lebih berhati-hati karena setiap keputusan tergesa-gesa dapat menyebabkan penurunan tajam harga minyak,” kata sumber OPEC+, menjelaskan alasan untuk tidak meningkatkan produksi lebih lanjut.

“Jadi tekanan politik AS dan negara lain belum efektif mengubah strategi ini.”

OPEC+ memperhatikan, kata sumber, tentang prospek bahwa harga dapat membalikkan kenaikan dengan cepat. Ini terjadi pada 2018 ketika minyak mentah Brent turun dari di atas US$ 85 pada Oktober menjadi di bawah US$ 50 pada akhir tahun.

“Pasar minyak masih rapuh dan tidak ada jaminan harga stabil,” kata sumber OPEC+.

Sumber OPEC+ lain mengatakan, sebelum pertemuan Senin kelompok itu menghadapi tekanan untuk meningkatkan produksi lebih cepat. Namun, “Kami mencemaskan gelombang keempat korona, tidak ada yang ingin membuat langkah besar,” ujar dia.

Baca Juga: Era Baru Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan, Pertamina Siap Produksi Bioavtur

Kekhawatiran juga diungkapkan oleh beberapa anggota kelompok bahwa dorongan lebih lanjut dalam produksi dapat mengganggu keseimbangan pasar di tahun depan, yang telah dilihat OPEC+ sebagai surplus. Penambahan produksi juga berisiko meningkatkan persediaan di paruh kedua hingga melampuai kisaran rata-rata dalam lima tahun terakhir.

Minyak naik di atas US$ 81 pada hari Senin setelah OPEC+ mempertahankan rencananya, dan melonjak lebih tinggi lagi setelah keputusan tersebut, mencapai hampir US$ 84 pada hari Rabu.

Penghasilan tambahan untuk anggota OPEC akan membantu mereka meringankan rasa sakit dari penurunan harga tahun lalu. OPEC memperoleh US$ 321 miliar pada tahun 2020 dari ekspor minyak bumi, turun 43% dari 2019, berdasarkan Buletin Statistik Tahunan OPEC.

“Bagi kami orang Irak, dengan memiliki 40 juta penduduk dan 85% pendapatan dari minyak, kami berharap harga minyak mencapai $ 120 per barel,” tutur Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul Jabbar dengan nada bercanda di Forum Intelijen Energi pada Rabu. Ihsan belakangan menyebut US$ 75 hingga US$ 80 adalah kisaran harga minyak yang wajar bagi konsumen maupun produsen.

Selanjutnya: Teken Kesepakatan dengan Merck, Singapura Mengamankan Pasokan Obat Oral untuk Covid

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)
| Senin, 12 Mei 2025 | 08:42 WIB

Profit 31,58% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Merosot (12 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (12 Mei 2025) 1 gram Rp 1.905.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,58% jika menjual hari ini.

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Oversubscribe Ratusan Kali Tidak Jadi Jaminan Saham IPO Bertahan Lama di Zona Hijau

Pada hari perdagangan perdananya, DKHH menyentuh auto reject atas (ARA) usai melesat 34,85% ke level Rp 178, dari harga IPO di Rp 132 per saham.

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh
| Minggu, 11 Mei 2025 | 14:00 WIB

Ini Dia Teknologi Pindai Iris Mata yang Bikin Heboh

Heboh daftar iris bisa mendapatkang uang, ini sebenarnya tujuan kehadiran teknologi proof of human. Yuk simak

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi
| Minggu, 11 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kredit Korporasi Unjuk Gigi, Meski Ekonomi Letoi

Sektor manufaktur dan energi menjadi roda penggerak bagi pertumbuhan kredit perbankan di kuartal pertama ini. 

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT
| Minggu, 11 Mei 2025 | 10:00 WIB

Selamatkan Kekayaan, Orang Super Kaya di Indonesia Sebar Portofolio ke USDT

Per Maret 2025 jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 13,71 juta, bertambah dibandingkan dengan Februari sebanyak 13,31 juta.

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 09:12 WIB

Realisasi Jumlah IPO Lebih Rendah, Tantangan Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian

Besaran dana IPO yang berhasil dihimpun sejak awal tahun sampai dengan 8 Mei 2025 sudah mencapai Rp 7 triliun.

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:53 WIB

Profit 33,31% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tak Berubah (11 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (11 Mei 2025) 1 gram Rp 1.928.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,31% jika menjual hari ini.

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya
| Minggu, 11 Mei 2025 | 08:20 WIB

PTPP Bakal Mendivestasi Dua Anak Usaha Bernilai Aset Rp 4 Triliun, Simak Profilnya

PTPP tidak dalam kondisi likuiditas yang seret. Aset lancarnya masih mencukupi untuk digunakan memenuhi semua liabilitas jangka pendeknya.

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian
| Minggu, 11 Mei 2025 | 06:00 WIB

Berkomunitas Dulu Jadi Sineas Kemudian

Membuka relasi menjadi salah satu kunci sukses sebagai seorang sineas. Agar relasi terjalin, bergabung di komunitas adal

 
Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara
| Minggu, 11 Mei 2025 | 05:10 WIB

Mengejar Ambisi Biar Bisa Berpaling dari Batubara

Kondang sebagai penambang batubara tak menyurutkan semangat PT Indika Energy Tbk (INDY) transisi ke bisnis yang rendah karbon. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler