Ini Jurus Taksi Express (TAXI) Lolos dari Belitan Masalah Keuangan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) masih bergelut dengan upaya restrukturisasi utang. Namun di tengah tuntutan merampungkan kewajiban perusahaan tersebut, mereka mulai mencari peluang baru.
Express Transindo berencana menjalin kerjasama dengan perusahaan teknologi asal Jepang. Proses penjajakan sedang berlangsung. "Sistem kerjasamanya nanti yaitu mereka berinvestasi di unit, sedangkan kami yang mengelola," ujar Megawati Affan, Direktur PT Express Transindo Utama Tbk, ditemui usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Senin (8/7).
Hanya saja, detil rencana tersebut belum terang benderang Manajemen Express Transindo berjanji akan menyampaikan informasi detil pasca kedua perusahaan menemukan kesepakatan.
Yang pasti, Express Transindo memiliki harapan besar. Perusahaan tersebut ingin kongsi dengan calon mitra dari Jepang bisa turut mendukung agenda penurunan kerugian.
Seperti diketahui, kinerja keuangan Express Transindo sempoyongan pasca kehadiran penyedia jasa taksi daring. Laporan keuangan mereka kemudian secara konsisten turun sejak tahun 2016. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih pun menjadi catatan rutin dalam tiga tahun terakhir.
Tatkala utilitas armada taksi menyusut, beban keuangan Express Transindo membengkak. Pasalnya, mereka tetap harus membayar beban bunga atas Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 senilai Rp 1 triliun yang sudah diterbitkan. Mereka menunggak pembayaran kupon bunga obligasi ke-16 dan 17.
Hingga pada Desember 2018, Wali Amanat menyelenggarakan rapat umum pemegang obligasi (RUPO). Rapat menghasilkan sejumlah kesepakatan. Dua di antaranya yakni mengubah Rp 400 miliar dari pokok obligasi menjadi saham (Konversi I).
Kesepakatan lain yakni mengubah Rp 600 miliar dari pokok obligasi menjadi Obligasi Konversi tanpa bunga dengan jatuh tempo 31 Desember 2020 (Konversi II). Pokok obligasi konversi diamortisasi atau dibayarkan setiap tiga bulan sesuai jumlah penjualan jaminan.
Saham terdilusi
Pada RUPLB Mei 2019 lalu, para pemegang saham merestui rencana Express Transindo melakukan penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement 10 miliar saham baru senilai Rp 100 per lembar. Sebanyak 4 miliar saham nanti diubah menjadi saham Express Transindo dalam Konversi I. Sementara 6 miliar saham selebihnya menjadi Obligasi Konversi atau masuk dalam Konversi II.
Pelaksanaan Konversi I bakal mendilusi kepemilikan dari pemegang saham existing sebesar 65,09%. Sementara total dilusi pasca pelaksanaan Konversi I dan Konversi II nanti maksimal 82,33%.
Dalam kerangka Obligasi Konversi tersebut, Express Transindo bakal menjual seluruh aset yang menjadi jaminan obligasi. Aset tersebut berupa kendaraan dan tanah. Hasil penjualannya mereka distribusikan kepada para pemegang Obligasi Konversi.
Express Transindo mengakui, realisasi penjualan tidak bisa tercapai dalam waktu yang cepat karena berkaitan dengan ribuan armada. "Sembari mencoba menjual, ada yang dioperasikan juga," kata Megawati.
RUPS Express Transindo kemarin merupakan penyelenggaraan ketiga kalinya pada tahun 2019. Dua RUPS sebelumnya tidak kuorum saat membahas pembayaran utang obligasi dan persetujuan pemegang saham.