Ini Penyebab Hyundai Masih Harus Mengalokasikan Provisi Bernilai Miliaran Dollar

Selasa, 20 Oktober 2020 | 10:34 WIB
Ini Penyebab Hyundai Masih Harus Mengalokasikan Provisi Bernilai Miliaran Dollar
[ILUSTRASI. Logo Hyundai Motors di sebuah sedan mereka di Seoul, Korea Selatan, 22 Maret 2019. REUTERS/Kim Hong-Ji]
Reporter: Nathasya Elvira | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SEOUL (Reuters). Hyundai Motor dan afiliasinya, Kia Motors, mengalokasikan provisi senilai US$ 2,9 miliar, sehubungan dengan mesin yang bermasalah. Permasalahan mesin mobil yang menghantui produsen otomotif Korea Selatan itu selama bertahun-tahun tidak cuma menodai kredibilitas mereka, tetapi juga mengakibatkan pengeluaran hingga hampir US$ 5 miliar.

Hyundai Motor Group, Senin (19/10), mengatakan, pendapatan kuartal ketiga mereka mencakup biaya terkait kualitas sebesar 3,36 triliun won, atau setara US$ 2,94 miliar. Hyundai menyumbang 2,1 triliun dan Kia sebesar 1,26 triliun terhadap biaya tersebut.

Baca Juga: Investor institusi bakal profit taking, saham agensi BTS diprediksi bergerak volatil

Hyundai dan Kia, yang merupakan produsen mobil nomor lima dunia, menarik hampir 1,7 juta unit kendaraan pada 2015 dan 2017. Penyebab salah satu recall terbesar mereka di Amerika Serikat itu adalah kegagalan mesin yang bisa meningkatkan risiko tabrakan.

Pada 2017, regulator keamanan AS mulai menyelidiki apakah penarikan telah mencakup cukup banyak kendaraan dan berlangsung tepat waktu. Penyidikan itu dipicu oleh laporan yang diungkap seorang warga Korea Selatan, mantan pejabat kualitas di Hyundai ke Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA).

Pada 2018, Reuters melaporkan kejaksaan AS menyelidiki apakah Hyundai telah melakukan penarikan kendaraan secara benar.

Menurut perhitungan Reuters, sejak 2017 hingga 2019, kedua perusahaan telah mengalokasikan provisi hingga 2,04 triliun won. Sebagian besar provisi itu berhubungan dengan masalah mesin.

Hyundai menyatakan, nilai provisi terakhir yang dialokasikannya lebih tinggi daripada perkiraan. Provisi itu untuk mobil-mobil lama mereka yang menggunakan mesin GDI Theta II Hyundai terbaru, serta untuk memenuhi keluhan konsumen atas mesin yang sama dan jenis mobil lain yang tidak masuk dalam daftar recall.

Baca Juga: Samsung di puncak tertinggi dalam daftar perusahaan terbaik dunia versi Forbes

“Hyundai berulang kali bahwa tidak ada biaya provisi lagi untuk masalah mesin Theta II. Penarikan terbaru akan memberikan pukulan fatal bagi kredibilitas Hyundai,” kata Sean Kim, analis di Dongbu Securities.

Dia memperkirakan Hyundai dan Kia akan mengalami kerugian untuk kuartal dari Juli hingga September.

Selanjutnya: 10 Mobil terlaris September 2020, posisi Avanza terdepak dari takhta

 

Bagikan

Berita Terbaru

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 15:53 WIB

Serap 48% Capex, Hasnur Internasional (HAIS) Bakal Kerek Kapasitas Angkut Hingga 15%

Alokasi dana tersebut digunakan untuk menambah armada baru guna memperkuat operasional, salah satunya dengan membeli kapal tunda dan tongkang.

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 14:00 WIB

Langkah Pincang Sepatu Lokal Menghadapi Selundupan

Di tengah maraknya sepatu selundupan, produsen sepatu lokal menolak menyerah. Pabrikan sepatu di Tangerang sampai Jawa Timur mulai ekspansif.

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Ini Cara BATA Mengencangkan Tali Sepatu Pasca Tutup Produksi

Cara bata mengencangkan tali sepatu dengan mengambil produksi sepatu dari pihak ketiga.                      

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 11:32 WIB

IHSG Anjlok Sepekan, Ini Biang Kerok dan Prediksi Pekan Depan

Dari lima hari perdagangan sepekan periode 13-17 Oktober 2025, IHSG turun dalam empat hari perdagangan dan hanya naik sehari pada Kamis (16/10).

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Dirut Indokripto Koin Semesta Menyukai Saham Sebagai Investasi

Ade Wahyu, Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) berinvestasi sebagai proses pendewasaan diri dalam mengelola risiko.

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 08:00 WIB

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) Tambah Kegiatan Usaha Konstruksi

Mengupas profil PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang tengah gencar menambah 10 kegiatan usaha di bidang konstruksi

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek  US$ 26,93 juta
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:35 WIB

Beli Kapal Tanker, Emiten Tommy Soeharto Ini Merogoh Kocek US$ 26,93 juta

Pembelian kapal tersebut sejalan dengan strategi pertumbuhan dan pengembangan usaha GTSI sebagai perusahaan di bidang usaha pelayaran.

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Quick Commerce Terdorong Gaya Hidup Serba Cepat

Industri quick commerce yang melayani belanja kebutuhan sehari-hari, saat ini mendapat banyak permintaan dari masyarakat urban.

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Pinjaman Daring hingga Layanan Gadai, Jadi Pilihan Lintas Generasi

Masyarakat mencari sumber dana cepat dan fleksibel. Pinjaman daring, paylater, hingga layanan gadai, jadi pilihan lintas generasi.

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih
| Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:15 WIB

Saat Tetes Tebu Menjelma Jadi Angsa Putih

Pemerintah berencana menerapkan program mandatori pencampuran etanol 10% dalam bensin. Dan, telah membuat peta jalan bioetanol dari tetes tebu

INDEKS BERITA

Terpopuler