Ini Strategi MNC Vision (IPTV) Usai IPO

Selasa, 09 Juli 2019 | 07:22 WIB
Ini Strategi MNC Vision (IPTV) Usai IPO
[]
Reporter: Benedicta Prima, Irene Sugiharti | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) akan mengembangkan bisnis broadband alias IPTV usai penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Emiten milik Hary Tanoesoedibjo ini akan mengembangkan platform OTT, termasuk produksi konten original dan modal kerja.

Dari hajatan IPO, IPTV memperoleh dana segar Rp 844,8 miliar. Dana tersebut dari hasil penerbitan 3,52 miliar saham baru, setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Saat ini kontribusi bisnis MNC Vision berasal dari empat anak usaha. Di antaranya, usaha TV berbayar, fixed broadband/IPTV, dan layanan konten digital, melalui anak usahanya yaitu PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY). Selain itu, MNC Vision juga memiliki PT MNC Kabel Mediakom (MNC Play), PT MNC OTT Network (MNC Now), dan PT Nusantara Vision (NV).

Untuk meningkatkan pertumbuhan, IPTV memiliki strategi lain. Seperti, menempuh jalur hukum bagi pihak pembajak yang menggunakan channel dan konten milik MNC Vision dan MNC grup tanpa izin, memperluas pasar segmen menengah ke bawah dengan akuisisi, meluncurkan layanan terintegrasi melalui Set-Top-Box (STB) Android, serta mempercepat pertumbuhan pelanggan MNC Play dengan fokus pada layanan IPTV dan high speed internet. Selain itu, IPTV juga akan meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan untuk menonton di mana saja dan kapan saja.

Strategi tersebut diharapkan mengerek kinerja IPTV usai IPO. Pasalnya, sepanjang 2018, perusahaan ini mencatat kerugian Rp 46,98 miliar. Kerugian tersebut disebabkan beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp 1,01 triliun.

Menurut Direktur Utama IPTV Ade Tjandra, kenaikan beban penyusutan terjadi karena penambahan modal anak usaha yaitu MNC Play. Selain itu, beban program IPTV juga meningkat 7,26% menjadi Rp 707,7 miliar. Ini akibat dari pembelian hak siar siaran Piala Dunia 2018 oleh MSKY.

Padahal, pendapatan IPTV tahun lalu hanya naik 2,8% menjadi Rp 3,23 triliun. Ade menyebut, kenaikan tersebut dari pendapatan jasa broadband anak usaha.

Bagikan

Berita Terbaru

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia
| Jumat, 18 April 2025 | 10:00 WIB

Dimotori BYD dan Wuling, Pabrikan China Kian Unjuk Gigi di Pasar Mobil Indonesia

Pabrikan China berhasil mendongkak penjualan di tengah menurunnya penjualan mobil di Indonesia pada kuartal I 2025.

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)
| Jumat, 18 April 2025 | 09:32 WIB

Profit 35,88% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (18 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,88% jika menjual hari ini.

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone
| Jumat, 18 April 2025 | 09:00 WIB

Erajaya (ERAA) Tengah Mempersiapkan Jalan Masuk Bagi Investor Baru di Erafone

PT Erafone Artha Retailindo dan PT Teletama Artha Mandiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 April 2025.

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit
| Jumat, 18 April 2025 | 08:00 WIB

Prospek Kinerja Masih Terjaga, MDKA Akan Perpanjang Umur Tambang Emas Tujuh Bukit

Tahun ini PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membidik target produksi emas sebanyak 100.000 ons hingga 110.000 ons.

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus
| Jumat, 18 April 2025 | 07:38 WIB

Sariguna Primartirta (CLEO) Akan Membagikan Saham Bonus

Pembagian saham bonus baru kepada para pemegang saham perusahaan yang berasal dari tambahan modal disetor atau agio saham diusulkan Rp 240 miliar.

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun
| Jumat, 18 April 2025 | 07:26 WIB

Telkom (TLKM) Buyback Saham Senilai Rp 3 Triliun

PT  Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan melakukan buyback saham maksimal 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh sesuai ketentuan.

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio
| Jumat, 18 April 2025 | 07:17 WIB

Meski Pasar Saham Masih Lesu, Emiten Investasi Siap Menggenjot Portofolio

Sejumlah emiten investasi berencana menggenjot portofolio mereka pada 2025. Alokasi belanja modal (capex) jumbo telah disiapkan emiten.

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger
| Jumat, 18 April 2025 | 07:11 WIB

Mengusung Nama Baru, EXCL dan Smartfren Resmi Merger

Status Smartfren Telecom dan Smart Telecom berakhir. EXCL jadi entitas bertahan dengan nama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. ​

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik
| Jumat, 18 April 2025 | 07:03 WIB

Tarif Royalti Naik, Emiten Minerba Tercekik

Kenaikan tarif royalti mineral dan batubara diproyeksi akan membebani kinerja keuangan emiten di sepanjang tahun 2025.  

Korporasi Inggris Caplok Dua Perusahaan Kelapa Sawit di Kaltim Senilai US$ 34,2 Juta
| Jumat, 18 April 2025 | 07:00 WIB

Korporasi Inggris Caplok Dua Perusahaan Kelapa Sawit di Kaltim Senilai US$ 34,2 Juta

M. P. Evans Group Plc mengakuisisi dua perusahaan perkebunan sawit dari Golden Land Berhad, entitas yang terdaftar di bursa saham Malaysia.

INDEKS BERITA

Terpopuler