Ini Nama Pengembang Vaksin Virus Corona yang Sudah Mengantongi Izin Edar Terbatas

Minggu, 22 November 2020 | 17:22 WIB
Ini Nama Pengembang Vaksin Virus Corona yang Sudah Mengantongi Izin Edar Terbatas
[ILUSTRASI. Infografik: Vaksin virus corona yang sudah mendapat izin peredaran secara terbatas per awal November.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - Upaya pengembangan vaksin untuk mencegah Covid-19, memasuki tahap-tahap akhir. Dua kelompok pengembang yang berbasis di Amerika Serikat (AS), pekan lalu, mengumumkan hasil uji klinis yang menggembirakan.

Pada 9 November lalu, raksasa farmasi asal AS, Pfizer, dan mitranya, Biopharmaceutical New Technologies SE, atau biasa disebut BioNTech, merilis hasil awal uji klinis tahap ketiga. Menurut hasil pengujian interim, vaksin yang dikembangkan Pfizer dan perusahaan bioteknologi asal Eropa itu memiliki tingkat efektivitas hingga 94% dalam mencegah infeksi yang disebabkan virus corona.

Baca Juga: Moderna patok harga vaksin Covid-19 di kisaran US$ 25 hingga US$ 37 per dosis

Tingkat efektivitas vaksin yang diumumkan Pfizer, pada Rabu (18/11), dalam hasil akhir uji klinis tahap ketiga tak berbeda jauh, tetap di kisaran 90%. Dengan hasil pengujian klinis semacam itu, Pfizer, Jumat kemarin, mengajukan permohonan izin peredaran darurat atas vaksin tersebut ke lembaga pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, Food and Drugs Administration (FDA).

Tak lama berselang dengan penerbitan hasil interim Pfizer, muncul pengumuman serupa dari Moderna Therapeutics yang bekerjasama dengan lembaga kesehatan milik Pemerintah AS, National Health Institute (NHI). Merujuk ke hasil interim uji klinis tahap ketiganya, Moderna menyatakan vaksin yang dikembangkannya memiliki tingkat efektivitas dalam mencegah Covid-19 hingga kisaran 95%. Seperti halnya Pfizer, Moderna pun bermaksud mengajukan permohonan izin edar darurat atas vaksin buatannya di AS.

Baca Juga: Waspada! Virus corona paling menular dalam 5 hari pertama gejala muncul

Jika Pfizer dan Moderna masih dalam tahap memperoleh izin peredaran darurat, maka enam pengembang vaksin dari China dan Rusia sudah lebih dahulu mendapatkan izin peredaran yang terbatas dari pemerintah di sejumlah negara dan kota, serta lembaga militer. Dalam catatan NY Times, vaksin yang paling awal mendapatkan izin peredaran terbatas adalah vaksin yang dikembangkan CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology. 

Vaksin yang dikembangkan perusahaan bioteknologi asal China dan lembaga riset di Beijing itu mengantongi izin untuk digunakan secara terbatas bagi anggota militer di Negeri Tembok Raksasa. Vaksin itu mendapat izin peredaran darurat dari Tentara Rakyat China, saat masih menjalani uji klinis tahap kedua.

Seakan tak mau kalah dengan militer China, Pemerintah Rusia bergerak cepat dalam menerbitkan izin peredaran yang terbatas untuk vaksin virus corona. Sputnik V, virus yang dikembangkan Gamaleya Research Institute, lembaga penelitian di Rusia, mendapatkan izin peredaran darurat dari Pemerintah Rusia pada Agustus silam. Dan tak berbeda dengan vaksin buatan CanSino, Sputnik V mengantongi izin di saat uji klinis masih berlangsung. 

Empat virus lain yang sudah mengantongi izin peredaran terbatas saat ini, juga berasal dari China dan Rusia. Tepatnya, tiga vaksin merupakan hasil pengembangan perusahaan dan lembaga di China, dan satu vaksin lagi dikembangkan oleh lembaga Rusia. Selain CoronaVac, yang dikembangkan Sinovac Biotechnology, tiga vaksin lain yang berasal dari China tidak ketahuan namanya. (Lihat infografik).

Baca Juga: Uji klinis vaksin Covid-19 tahap akhir tengah berlangsung dan siap dipasarkan

Catatan saja, jalan yang ditempuh keenam vaksin itu berbeda dengan mekanisme pemberian izin edar darurat, atau populer disingkat emergency use authorization (EUA). Mekanisme penerbitan EUA yang sudah menjadi acuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan regulator obat di banyak negara itu mensyaratkan vaksin sudah menjalani uji klinis hingga tahap ketiga. Pengembang juga harus menyusun laporan interim yang merujuk ke hasil uji klinis tahap ketiga dan monitoring atas kondisi relawan ujicoba selama minimal dua bulan. 

Mengutip kontan.co.id, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Penny Lukito, menyebut izin penggunaan vaksin yang diterbitkan oleh Uni Emirat Arab dan China merujuk ke mekanisme compassionate use. Dalam mekanisme ini, izin bisa terbit jika vaksin sudah menyelesaikan uji klinis tahap pertama dan kedua.

Selanjutnya: Biofarma ungkap progres uji klinis vaksin sinovac

 

 

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)
| Minggu, 08 Juni 2025 | 09:23 WIB

Profit 31,63%% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (8 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (8 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,63% jika menjual hari ini.

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

INDEKS BERITA

Terpopuler