Inilah Vaksin Covid-19 yang Telah Mengantongi Persetujuan Darurat dari WHO

Jumat, 21 Mei 2021 | 21:34 WIB
Inilah Vaksin Covid-19 yang Telah Mengantongi Persetujuan Darurat dari WHO
[ILUSTRASI. Infografik: Vaksin yang telah mendapat persetujuan darurat dari WHO per pekan kedua Mei 2021.]
Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 7 Mei lalu menerbitkan emergency use listing (EUL) untuk vaksin Covid-19 hasil kerjasama Sinopharm dan Beijing Institute of Biological Product Co Ltd (BIBP). Sebelum Sinopharm, sudah ada enam produsen vaksin Covid-19 yang mengantongi persetujuan darurat dari WHO (lihat infografik).

Vaksin Sinopharm merupakan vaksin Covid-19 buatan negara Asia pertama yang mendapat persetujuan darurat dari WHO. Sebelum ini, vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh SK Biosciences asal Korea Selatan juga telah mendapat persetujuan. Namun, vaksin yang dibuat SK sejatinya merupakan vaksin yang dikembangkan AstraZeneca.  

Sedangkan Sinopharm dan BIBP tak cuma sekadar menjadi pabrikan, tetapi juga mengembangkan vaksin dari virus inaktif tersebut. Dalam catatan Reuters, vaksin Covid-19 Sinopharm sekaligus menjadi vaksin pertama buatan China yang mendapat persetujuan darurat dari WHO.

Baca Juga: Jepang setujui lebih banyak vaksin Covid-19, perluas keadaan darurat

Patut dicatat, sebuah vaksin baru bisa diedarkan dan digunakan di sebuah negara, jika vaksin tersebut telah mendapatkan persetujuan dari regulator di negara yang bersangkutan. Ambil contoh di Indonesia. Vaksin baru bisa digunakan, apabila mendapatkan persetujuan dari regulator di sini, yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Namun mendapatkan EUL dari WHO tetap penting bagi pembuat vaksin. Mendapatkan Daftar Penggunaan Darurat merupakan syarat yang harus dipenuhi vaksin yang ingin diedarkan melalui Covax facility. Istilah terakhir ini merujuk ke insiatif global yang bertujuan untuk menyediakan akses yang setara bagi tiap negara di dunia terhadap vaksin Covid-19.

EUL, menurut WHO, juga bisa menjadi rujukan regulator di masing-masing negara dalam memproses persetujuan darurat bagi vaksin Covid-19. WHO berharap pemberian EUL atas vaksin Covid-19 Sinopharm bakal mempercepat pelaksanaan vaksinasi di dunia.

Baca Juga: Satgas Covid-19 sebut pemberian vaksin AstraZeneca selain Batch CTMAV547 dilanjutkan

“Penambahan vaksin ini berpotensi mempercepat akses vaksin COVID-19 dengan cepat bagi negara-negara yang ingin melindungi petugas kesehatan dan populasi yang berisiko,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal Akses Produk Kesehatan WHO, seperti dikutip BBC.

Mengutip keterangan di situs resminya, sebelum menerbitkan EUL untuk vaksin Covid-19 Sinopharm WHO melakukan evaluasi atas manajemen risiko dan kesesuaian program. Tim penilai WHO yang beranggotakan ahli regulasi dari berbagai dunia dan technical advisory group, bertugas melakukan penilaian risiko-manfaat untuk rekomendasi independen.

Dalam penilaian vaksin Sinopharm, WHO juga menggelar di tempat fasilitas produksi.

Vaksin Covid-19 Sinopharm itu disebut memiliki tingkat efikasi sebesar 79%. Mengutip BBC, sebanyak 65 juta dosis vaksin tersebut telah dipergunakan di China dan berbagai negara lainnya, seperti Hungaria dan Uni Emirat Arab, sebelum vaksin tersebut mendapatkan persetujuan darurat dari WHO.

Indonesia akan menggunakan vaksin Covid-19 Sinopharm dalam vaksinasi skema gotong royong. Mengutip kontan.co.id, kedatangan pertama vaksin Covid-19 Sinopharm di Jakarta berlangsung pada 1 Mei lalu, dengan jumlah 500.000 dosis.

Selanjutnya: IMF: Butuh biaya US$ 50 miliar untuk mengakhiri pandemi Covid-19

 

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler