KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pamor non fungible token (NFT) kian memudar terimbas fenomena crypto winter. Namun, pelaku NFT menilai nasib aset digital masih akan tetap hidup.
Co-founder CryptoWatch Christopher Tahir menjelaskan, tren menurunnya minat terhadap NFT hanya bersifat sementara. Sebab, NFT yang dibalut aset seni saat ini masih belum sepenuhnya tereksplorasi. "Tentunya, harapan ke depannya investor juga menjadi lebih bijak dalam membeli NFT," kata dia, Kamis (27/10).
Direktur Art Moments Jakarta Sendy Widjaja bilang, industri NFT tidak akan lenyap seperti hal yang sering ngetren lalu mati ditinggalkan. Dia yakin NFT dapat menjadi salah satu aset investasi jangka panjang. "Investasi sifatnya long-term jadi jangan berpikir seperti dagang," ungkap dia.
Baca Juga: Fenomena Crypto Winter Menyurutkan Minat Berburu NFT
Sendy menilai, investasi NFT baru bisa menghasilkan dalam 15-20 tahun ke depan. Dengan demikian, dia konsisten mendukung pegiat seni agar industri dapat bertahan, dengan cara mengkoleksi hasil karya pemenang kompetisi.
Guna mencari potensi pencipta NFT, Sendy bersama tim menggelar perlombaan karya seni digital Art Moments Jakarta dan memberikan penghargaan pada seniman dan creator digital. Acara tersebut diikuti 183 karya seni, yang kemudian dikurasi.
Head of TokoMall Lee Anderson berpendapat, ke depan NFT tidak hanya menjadi aset digital dari gambar mahal, tapi juga menerapkan konsep digital meets reality dan nilai tambah bagi produk di dunia nyata. Jadi, pembeli NFT tidak hanya bisa mengoleksi karya seni digital, tapi juga mendapatkan pengalaman nyata di dalamnya. Riset TokoMall mencatat, total visit dari Indonesia ke berbagai marketplace NFT dunia mencapai 1 juta pengunjung per bulan di 2021.
Baca Juga: Minim Apresiasi, Pamor NFT Memudar