Investor China dan Jepang Bangun Pabrik Baterai Litium di Morowali

Senin, 14 Januari 2019 | 08:05 WIB
Investor China dan Jepang Bangun Pabrik Baterai Litium di Morowali
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Sinar Putri S.Utami | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemerintah memancing investasi asing langsung membuahkan hasil. Terbaru, investor China dan Jepang berkolaborasi mendirikan pabrik baterai litium pertama di Indonesia. Selain bisa menyerap tenaga kerja, investasi ini bisa mengurangi impor baterai yang terus naik.

Perusahaan yang membangun pabrik itu adalah PT QMB New Energy Materials. Perusahaan ini hasil kerjasama investor China, Indonesia, dan Jepang. Pembangunan pabrik di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ada tiga investor terlibat: GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa.

Mereka membangun pabrik di atas lahan 120 hektare. Nilai investasi US$ 700 juta dan produksi yang dihasilkan bisa mencapai US$ 800 juta per tahun. Peletakan batu pertama pembangunan pabrik berlangsung, Jumat (11/1) dan dihadiri, antara lain oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Chairman GEM Co Ltd Prof. Xu Kaihua menuturkan, fasilitas itu akan memanfaatkan nikel laterit. "Jadi, akan memberikan contoh bagi dunia industri yang mengubah nikel laterit menjadi suatu energi yang baru,” terangnya dalam keterangan pers, Jumat (11/1).

PT QMB New Energy Materials memiliki kapasitas konstruksi nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4000 ton. Mereka akan memproduksi 50.000 ton produk intermediate nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.

Luhut menyebut, pengembangan pabrik tersebut merupakan lompatan besar yang besar dalam pengembangan industri baterai litium di Indonesia. Selain menjadi pabrik yang pertama, pengembangan ini juga menjadi penting dalam hilirisasi bahan tambang di wilayah itu. "Berpuluh tahun Indonesia hanya mengekspor bahan mentah. Dulu kita ekspor nikel mentah nilainya US$ 200 juta-US$ 240 juta sekarang turunan pertamanya akan dihasilkan di dalam negeri. Perubahan ini luar biasa, kami masih menghitung berapa nilainya jika sampai turunan ke empat," terang Luhut.

Selain itu, adanya pabrik ini akan mengurangi Indonesia terhadap baterai impor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor baterai litium sepanjang Januari-November 2018 mencapai US$ 7,65 juta, meningkat 7,57% dibandingkan dengan periode sama tahun 2017. Selain baterai litium, Indonesia juga mengimpor jenis baterai lain.
Realisasi investasi ini juga akan mendukung percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik untuk transportasi. Pemerintah menargetkan, tahun 2025 ada 2.200 mobil listrik, 711.000 mobil hibrida dan 2,1 juta unit sepeda motor listrik.

Bagikan

Berita Terbaru

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:57 WIB

RI Ajak Investor Inggris Investasi di Sektor EBT

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani memamerkan sejumlah upaya pemerintah untuk menciptakan iklim bisnis di sektor energi terbarukan

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:52 WIB

Ribuan Orang Teken Petisi Tolak Kenaikan Tarif PPN

Lebih dari 5.000 orang telah menandatangani petisi online yang telah dibuat sejak 19 November 2024 tersebut

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:45 WIB

Persiapan Tol Trans Jawa untuk Mudik Libur Nataru

Pemerintah memastikan bahwa Tol Trans Jawa siap dilintasi saat libur Natal dan 2024 dan Tahun Baru 2025

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:39 WIB

Subsidi Pupuk Tetap Dalam Bentuk Volume Barang

Pemerintah akan menggelontorkan pupuk subsidi sebanyak lebih dari 9 juta ton secara langsung kepada petani

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak
| Sabtu, 23 November 2024 | 11:30 WIB

Duit Beredar Melambat Tanda Isi Dompet Cekak

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Oktober 2024

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri
| Sabtu, 23 November 2024 | 10:38 WIB

Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri

PT Bumi Citra Permai Tbk bersiap menggenjot bisnis dengan menyediakan lebih banyak kaveling industri dan pergudangan. 

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:19 WIB

Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43%

Pertumbuhan laba bersih SMRA itu didongkrak melejitnya pendapatan di periode Januari-September 2024.

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:11 WIB

Pendapatan dan Laba Harita Nickel (NCKL) Melesat di Kuartal III-2024

Pendapatan dan laba bersih PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel kompak naik di sembilan bulan 2024. 

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar
| Sabtu, 23 November 2024 | 07:01 WIB

Menguat Dalam Sepekan, IHSG Ditopang Optimisme Pasar

Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi penguatan 0,48%. Jumat (22/11), IHSG ditutup naik 0,77% ke level 7.195,56 

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik
| Sabtu, 23 November 2024 | 06:54 WIB

Insentif Pajak Lanjutan, Harapan Emiten Kendaraan Listrik

Menakar efek insentif pajak lanjutan PPnBM DTP dan PPN DTP terhadap prospek kinerja emiten kendaraan listrik​.

INDEKS BERITA

Terpopuler