ISAT Fokus Percepatan Integrasi, Tunda Pembagian Dividen

Rabu, 29 Juni 2022 | 07:00 WIB
ISAT Fokus Percepatan Integrasi, Tunda Pembagian Dividen
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) mengggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Selasa kemarin (28/6). Emiten halo-halo ini belum memutuskan apakah akan membagi laba berish 2021 sebagai dividen atau tidak dalam RUPST tersebut.

Alasannya, ISAT masih butuh waktu untuk mengkaji rencana penggunaan laba bersih 2021. Emiten ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kegiatan integrasi yang sedang berlangsung.

Keputusan soal pembagian dividen rencananya akan diumumkan pertengahan Juli 2022 bersamaan RUPS Luar Biasa. “Indosat akan melanjutkan fokusnya dalam mempercepat proses integrasi," ucap Direktur Utama ISAT Vikram Sinha.

Sejak perusahaan hasil merger Indosat dan Hutchinson ini resmi beroperasi pada 4 Januari 2022, ISAT getol menggarap integrasi jaringan. Ini tengah dilakukan di 43.000 pemancar jaringan dan ditargetkan selesai di akhir tahun.

Selain itu, ISAT juga mendorong inovasi dan percepatan layanan digital baru. Pada Maret lalu, ISAT meluncurkan UCan dan Bima Kredit yang digunakan untuk pemberdayaan komunitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta nelayan di Mandalika.

Belum lama ini, ISAT juga mengumumkan lahirnya BDx Indonesia untuk menjawab permintaan data center berstandar global di Indonesia.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuirtas Cheril Tanuwijaya menilai, prospek ISAT tergolong menarik, terlebih jika merger benar-benar efektif meningkatkan performa ISAT. Dari segi eksternal, tren pemulihan ekonomi Indonesia juga akan jadi sentimen positif, karena akan meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat.

Cheril menghitung, price to earning ratio (PER) ISAT lebih murah dibanding peers. PER ISAT berkisar 5,54 kali, sedangkan EXCL di atas 20 kali dan TLKM 16,06 kali.

Cheril merekomendasikan beli ISAT dengan dengan target harga jangka pendek menengah Rp 7.000 per saham.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi, ISAT cenderung menguji level resistance di Rp 7.025 terlebih dahulu. Namun, indikator MACD dan Stochastic masih cenderung sideways dan rawan koreksi.

"Selama ISAT belum mampu break Rp 7.025, penguatannya terbatas dan rawan koreksi," ucap Herditya. Support ISAT berada di Rp 6.050.

Selasa, ISAT ditutup naik 2,64% ke Rp 6.800 per saham.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

Saham Perkapalan Mengangkat Sauh, Cuma Gorengan atau Fundamental yang Mulai Berlayar?

Sepanjang tahun 2025 berjalan, harga saham emiten kapal mengalami kenaikan harga signifikan, bahkan hingga ratusan persen.

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII  Malah Terbang 31,85%
| Minggu, 21 Desember 2025 | 09:05 WIB

Analisis Astra International, Bisnis Mobil Lesu tapi Saham ASII Malah Terbang 31,85%

Peluncuran produk baru seperti Veloz Hybrid diharapkan bisa menjadi katalis penahan penurunan volume penjualan. 

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:31 WIB

Embusan Angin Segar Bagi Investor Saham dan Kripto di Indonesia dari Amerika

Kebijakan QE akan mengubah perilaku investor, perbankan dan institusi memegang dana lebih hasil dari suntikan bank sentral melalui obligasi. 

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Nilai Tukar Rupiah Masih Tertekan di Akhir Tahun

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot melemah 0,16% secara harian ke Rp 16.750 per dolar AS pada Jumat (19/12)

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:15 WIB

Akuisisi Tambang Australia Tuntas, Bumi Resources Gelontorkan Duit Rp 346,9 Miliar

Transformasi bertahap ini dirancang untuk memperkuat ketahanan BUMI, mengurangi ketergantungan pada satu siklus komoditas.

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?
| Minggu, 21 Desember 2025 | 08:06 WIB

Rajin Ekspansi Bisnis, Kinerja Grup Merdeka Masih Merana, Ada Apa?

Tantangan utama bagi Grup Merdeka pada 2026 masih berkaitan dengan volatilitas harga komoditas, terutama nikel. 

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:42 WIB

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terbitkan Obligasi Sebesar Rp 1,5 Triliun

Dana bersih dari hasil obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan seluruhnya untuk keperluan modal kerja. 

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025
| Minggu, 21 Desember 2025 | 07:00 WIB

Kelolaan Reksadana Syariah Tumbuh Subur di 2025

Dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 81,54 triliun per November 2025, meningkat 61,30% secara year-to-date (ytd). 

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Menjaga Keseimbangan Cuan Bisnis Bank Syariah & ESG

Di tengah dorongan transisi menuju ekonomi rendah karbon, perbankan diposisikan sebagai penggerak utama pembiayaan berkelanjutan.

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi
| Minggu, 21 Desember 2025 | 06:10 WIB

Mengunci Target Pertumbuhan Ekonomi

​ Pemerintah, dengan semangat dan ambisi besar seperti biasanya, menargetkan 2026 sebagai pijakan awal menuju mimpi pertumbuhan ekonomi 8%.

INDEKS BERITA

Terpopuler